MALANG - Mendekati batas waktu yang ditetapkan PSSI
yakni 20 September, manajemen Arema FC yang berseteru semakin gencar
melakukan ‘serangan’. Kemarin, kedua kubu sama-sama mengeluarkan senjata
bernama legalitas.
Kubu Rendra Kresna menyodorkan fakta proses perpindahan tangan Arema FC
dari tangan Lucky Adrianda Zaenal. Kubu Lucky tak mau kalah dan
mengeluarkan balasan dengan menguak mundurnya Rendra Kresna dari posisi
Bendahara Arema.
Lucky menegaskan, saat ini sebenarnya sudah tidak ada lagi yang perlu
diperdebatkan, apabila semuanya kembali kepada legalitas yang ada.
Legalitas tersebut, tentunya mengacu kepada hasil Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS), pada September 2009 dan Januari 2010.
Pada rapat tersebut diputuskan beberapa hal penting. Termasuk,
pengunduran diri Darjoto Setiawan sebagai Pembina Yayasan Arema, serta
Rendra Kresna sebagai bendahara yayasan. “Waktu itu Pak Rendra (Rendra
Kresna) memang mengundurkan diri secara resmi. Kalau memang tidak
mengundurkan diri, harusnya beliau membuat surat resmi bahwa memang
tidak mengundurkan diri. Bukan hanya lisan saja,” terangnya.
RUPS yang terjadi, juga tidak pernah membahas soal perubahan direksi di
tubuh PT Arema Indonesia. Padahal, perubahan direksi harus ditetapkan
melalui RUPS.
Selain meminta kembali berpijak kepada legalitas. Pria yang menghabiskan
sebagian besar umur hidupnya untuk mengurus Arema ini mengaku, konflik
yang terjadi harus diserahkan kepada PSSI sebagai lembaga induk.
“Sebagai bapak, PSSI-lah yang memiliki kewenangan untuk menetapkan,
siapa pengurus Arema yang sah,” tegasnya.
Apabila PSSI tidak turun tangan, tentunya persoalan ini akan sulit
diselesaikan. Mengingat, masing-masing pihak terus ngotot merasa dirinya
paling benar. “Repot, kalau masing-masing pihak sudah bilang pokoke,” ujarnya.
Terkait keberadaannya sekarang yang berada di kubu Muhammad Nur, kata
Lucky, lebih dikarenakan oleh faktor legalitas yang harus ditegakkan,
serta keberadaannya sebagai pemegang saham yang sah. Meskipun, saham
yang dimiliki hanya satu lembar, yakni 7% dari total saham Arema.
Konflik yang terjadi saat ini, menurut Lucky salah satunya dipicu oleh
keluarnya Darjoto Setiawan dari posisi Pembina Yayasan Arema. Apabila
Darjoto tetap berada di posisi Pembina, dia yakin konflik ini tidak akan
berlarut-larut. “Waktu take over dari saya ke PT Bentoel, ada janji
dari Bentoel waktu itu bahwa Bentoel akan membawa Arema sampai kapan
pun,” kenangnya.
Sementara, kubu Rendra Kresna juga mengeluarkan press release melalui
Media Officer Sudarmaji. Pada intinya, rilis tersebut menjelaskan bahwa
Arema FC sudah diserahkan ke publik setelah lepas dari PT Bentoel Prima
yang sempat mengelola selama enam tahun.
Menurut mantan Dirut PT Bentoel Prima Darjoto Setiawan, pengelolaan
Arema berakhir setelah PT Bentoel diambilalih PT BAT. Pihak Bentoel
sudah menyerahkan Arema kepada publik. Ketika itu, sebagai wakil publik
adalah Rendra Kresna dan Iwan Kurniawan.
Baik Darjoto maupun Satrija juga mempertegas bahwa Bentoel secara penuh,
sudah membeli Arema dari Lucky Acub Zaenal. “Rendra Krisna sudah
memiliki bukti hitam diatas putih atas penyerahan Arema Fc ke publik,”
ungkap Darjoto Setiawan dalam rilis tersebut.
Darjoto katanya, waktu itu melakukan take over secara penuh. Boleh
dikatakan, Arema benar-benar sudah menjadi milik PT Bentoel yang
kemudian diserahkan kepada Rendra dan Iwan Kurniawan.
Pihak Rendra Kresna juga sudah bertemu dengan Darjoto dan Satrija Budi
Wibawa di Jakarta. Pertemuan itu terjadi sebelum Rendra berangkat ke
Amerika Serikat untuk tugas belajar. Darjoto sangat mendukung
sepenuhnya ketika Arema dikelola oleh para kepala daerah di Malang Raya.
“Saat itu Pak Darjoto sangat senang ketika Arema dikelola para kepala
daerah karena merupakan representasi Malang Raya,” jelas Sudarmaji.
Sebab, dengan begitu, Arema tidak akan kemana-mana. Akan tetap menjadi
milik warga Malang Raya.
Jika saat ini terdapat orang atau kelompok yang menyebut dirinya pemilik
Aremadan berhak mengelola Arema, lanjut Sudarmaji, sebaiknya
dikembalikan kepada sejarah. “Ini semua demi Arema dan kami melakukan
yang terbaik untuk Arema. Semua Arema tahu itu,” ungkap mantan wartawan
ini.
Sementara itu, sekitar 3.000 Aremania hari ini rencanananya menggelar
aksi turun jalan mendukung kepengurusan Rendra Kresna. Belum diketahui
Aremania dari kelompok mana saja yang bakal melakukan aksi, namun pihak
Kepolisian Resort Kota Malang sudah siap menerima laporan dan
menerjunkan anggota untuk pengamanan.
(Kukuh Setiawan/Koran SI/wei)
Senin, 05 Maret 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar