Pages

Subscribe:

Senin, 05 Maret 2012

Arema Bertempur di Legalitas

MALANG - Mendekati batas waktu yang ditetapkan PSSI yakni 20 September, manajemen Arema FC yang berseteru semakin gencar melakukan ‘serangan’. Kemarin, kedua kubu sama-sama mengeluarkan senjata bernama legalitas.

Kubu Rendra Kresna menyodorkan fakta proses perpindahan tangan Arema FC dari tangan Lucky Adrianda Zaenal. Kubu Lucky tak mau kalah dan mengeluarkan balasan dengan menguak mundurnya Rendra Kresna dari posisi Bendahara Arema.

Lucky menegaskan, saat ini sebenarnya sudah tidak ada lagi yang perlu diperdebatkan, apabila semuanya kembali kepada legalitas yang ada. Legalitas tersebut, tentunya mengacu kepada hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), pada September 2009 dan Januari 2010.

Pada rapat tersebut diputuskan beberapa hal penting. Termasuk, pengunduran diri Darjoto Setiawan sebagai Pembina Yayasan Arema, serta Rendra Kresna sebagai bendahara yayasan. “Waktu itu Pak Rendra (Rendra Kresna) memang mengundurkan diri secara resmi. Kalau memang tidak mengundurkan diri, harusnya beliau membuat surat resmi bahwa memang tidak mengundurkan diri. Bukan hanya lisan saja,” terangnya.

RUPS yang terjadi, juga tidak pernah membahas soal perubahan direksi di tubuh PT Arema Indonesia. Padahal, perubahan direksi harus ditetapkan melalui RUPS.

Selain meminta kembali berpijak kepada legalitas. Pria yang menghabiskan sebagian besar umur hidupnya untuk mengurus Arema ini mengaku, konflik yang terjadi harus diserahkan kepada PSSI sebagai lembaga induk. “Sebagai bapak, PSSI-lah yang memiliki kewenangan untuk menetapkan, siapa pengurus Arema yang sah,” tegasnya.

Apabila PSSI tidak turun tangan, tentunya persoalan ini akan sulit diselesaikan. Mengingat, masing-masing pihak terus ngotot merasa dirinya paling benar. “Repot, kalau masing-masing pihak sudah bilang pokoke,” ujarnya.

Terkait keberadaannya sekarang yang berada di kubu Muhammad Nur, kata Lucky, lebih dikarenakan oleh faktor legalitas yang harus ditegakkan, serta keberadaannya sebagai pemegang saham yang sah. Meskipun, saham yang dimiliki hanya satu lembar, yakni 7% dari total saham Arema.

Konflik yang terjadi saat ini, menurut Lucky salah satunya dipicu oleh keluarnya Darjoto Setiawan dari posisi Pembina Yayasan Arema. Apabila Darjoto tetap berada di posisi Pembina, dia yakin konflik ini tidak akan berlarut-larut. “Waktu take over dari saya ke PT Bentoel, ada janji dari Bentoel waktu itu bahwa Bentoel akan membawa Arema sampai kapan pun,” kenangnya.

Sementara, kubu Rendra Kresna juga mengeluarkan press release melalui Media Officer Sudarmaji. Pada intinya, rilis tersebut menjelaskan bahwa Arema FC sudah diserahkan ke publik setelah lepas dari PT Bentoel Prima yang sempat mengelola selama enam tahun.

Menurut mantan Dirut PT Bentoel Prima Darjoto Setiawan, pengelolaan Arema berakhir setelah PT Bentoel diambilalih PT BAT. Pihak Bentoel sudah menyerahkan Arema kepada publik. Ketika itu, sebagai wakil publik adalah Rendra Kresna dan Iwan Kurniawan.

Baik Darjoto maupun Satrija juga mempertegas bahwa Bentoel secara penuh, sudah membeli Arema dari Lucky Acub Zaenal. “Rendra Krisna sudah memiliki bukti hitam diatas putih atas penyerahan Arema Fc ke publik,” ungkap Darjoto Setiawan dalam rilis tersebut.

Darjoto katanya, waktu itu melakukan take over secara penuh. Boleh dikatakan, Arema benar-benar sudah menjadi milik PT Bentoel yang kemudian diserahkan kepada Rendra dan Iwan Kurniawan.

Pihak Rendra Kresna juga sudah bertemu dengan Darjoto dan Satrija Budi Wibawa di Jakarta. Pertemuan itu terjadi sebelum Rendra berangkat ke Amerika Serikat untuk tugas belajar. Darjoto sangat mendukung sepenuhnya ketika Arema dikelola oleh para kepala daerah di Malang Raya.

“Saat itu Pak Darjoto sangat senang ketika Arema dikelola para kepala daerah karena merupakan representasi Malang Raya,” jelas Sudarmaji. Sebab, dengan begitu, Arema tidak akan kemana-mana. Akan tetap menjadi milik warga Malang Raya.

Jika saat ini terdapat orang atau kelompok yang menyebut dirinya pemilik Aremadan berhak mengelola Arema, lanjut Sudarmaji, sebaiknya dikembalikan kepada sejarah. “Ini semua demi Arema dan kami melakukan yang terbaik untuk Arema. Semua Arema tahu itu,” ungkap mantan wartawan ini.

Sementara itu, sekitar 3.000 Aremania hari ini rencanananya menggelar aksi turun jalan mendukung kepengurusan Rendra Kresna. Belum diketahui Aremania dari kelompok mana saja yang bakal melakukan aksi, namun pihak Kepolisian Resort Kota Malang sudah siap menerima laporan dan menerjunkan anggota untuk pengamanan.
(Kukuh Setiawan/Koran SI/wei)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Free INDONESIA Cursors at www.totallyfreecursors.com