JAKARTA - Jambore Perubahan Sepak Bola Indonesia
menuntut Komisi Pemberntasan Korupsi (KPK) segera menindaklanjuti dugaan
korupsi dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) yang disalurkkan
ke klub sepakbola.
Kapten Aliansi Suporter Indonesia Jundan
Hidayat mengatakan, ada dugaan korupsi pemborosan dana APBD untuk
pengelolaan klub sepakbola.
"Ada dugaan korupsi pemborosan dana
APBD untuk pengelolaan klub sepakbola seharusnya klub sepakbola
sendiri," katanya di Kantor KPK, Jakarta, Jumat (21/1/2011).
Dugaan
praktek suap dan korupsi di dunia persepakbolaan berimbas pada
terlantarnya infrastruktur sarana olahraga. Hal itu, menyebakan
banyaknya pemain muda yang mempunyai potensi namun tak tersalurkan.
"Walaupun
ada dana APBD untuk bukan untuk infrastruktur dan pemain muda. Gaji
pemain asing selangit harus di audit karena uang APBD adalah uang
rakyat," tambahnya.
Jundan menduga ada dugaan gratifikasi yang
dilakukan PSSI saat menucurkan dana ke klub di daerah. Dia meminta Badan
Pemeriksa Keuangan dan KPK menulusuri dugaan tersebut.
Ada
dugaan gratifikasi PSSI ke daerah, untuk menggelontorkan dana dari PSSI
harus ada pelicin. Kita minta BPK, KPK audit dana APBD," tandasnya.
Dalam
tuntutannnya ke KPK, Jambore Perubahan Sepak Bola Indonesia menggelar
aksi treatikal melilit leher pria yag memakai topeng Ketua PSSI Nurdin
Halid dengan syal supoter bola Persib, Persija, Persibo. (lam)
Senin, 05 Maret 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar