JAKARTA – Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI)
membutuhkan peran pemerintah dan swasta guna mendongkrak prestasi
sepak bola Indonesia. Saat ini peran pemerintah dinilai kurang maksimal.
"Upaya mewujudkan timnas meraih prestasi di tingkat internasional
tidak cukup hanya mengandalkan PSSI," kata ketua Pengprov PSSI
Kalimantan Barat Zulfadhli.
Dia mengatakan, hal itu terlihat dari minimnya pembangunan
infrastruktur sarana olahraga. Bahkan, banyak lapangan sepak bola yang
seharusnya bisa untuk bermain anak-anak, berubah jadi pusat
perbelanjaan.
Padahal pembinaan sepakbola harus dimulai dari anak-anak. "Sekarang mau
bermain sepak bola di mana anak-anak kita?" ujar Zulfadhli saat
dihubungi wartawan kemarin.
Menurut dia, ke depan pemerintah harus lebih berperan dengan
meningkatkan anggaran pembangunan sarana dan fasilitas sepakbola.
"Karena itu saya harapkan KSN (Kongres Sepakbola Nasional) di Malang
30-31 Maret nanti juga menghasilkan rekomendasi yang ditujukan kepada
pemerintah pusat maupun daerah," ujar Zulfadhli.
Pria yang juga menjabat sebagai anggota Komisi X DPR yang membidangi
olahraga ini mengatakan KSN hendaknya tidak disusupi oleh
kepentingan-kepentingan lain.
Munculnya isu pergantian Ketua Umum PSSI menurut Zulfadhli menjadi
indikasi kalau tujuan KSN sudah tidak murni lagi. "Jangan sampai ide
awal digelarnya KSN untuk mencari solusi malah jadi ajang perebutan
kekuasaan," ujar Zulfadhli.
Menurut dia, pergantian ketua umum PSSI bukanlah satu-satunya solusi.
Sebab, jika pun diganti, belum tentu penggantinya akan lebih baik.
"Daripada menghabiskan energi untuk hal tersebut, labih baik kita
sama-sama memikirkan bagaimana kita bisa memajukan sepak bola kita,"
ujarnya.
Diakui Zulfadhli jika tolak ukurnya prestasi juara, sudah lama
Indonesia tidak menjadi juara. Terakhir Indonesia berprestasi saat
merebut emas SEA Games tahun 1991.
Tetapi jika dilihat dari sisi kompetisi, kompetisi yang ada saat ini
relatif lebih baik dibanding dengan masa lalu. "Saat ini kompetisi
yang berjalan lebih lengkap, mulai dari U-15, divisi dua, divisi satu,
divisi utama sampai liga super.
(Whisnu Bagus /Koran SI/hmr)
Senin, 05 Maret 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar