Pages

Subscribe:

Kamis, 09 Februari 2012

Zulkifli Syukur Gabung ke Persib

Arema harus benar-benar melupakan bek kanan Zulkifly Syukur. Kemarin, pemilik nomer punggung 3 di Arema tersebut sudah resmi bergabung dengan Persib Bandung. Zulkifly juga sudah berlatih bersama Persib di Stadion Siliwangi kemarin sore. Dalam latihan itu, Zulkifly menggunakan nomor punggung 17.
Penandatanganan kontrak pemain itu dilakukan pada Jumat malam, sekaligus menjadi pemain ke-25 yang bergabung dengan Persib, pascahengkangnya kapten tim Eka Ramdhani. Terkait posisinya dengan Arema, Zul mengaku sudah tuntas sehingga ia sudah bisa menfokuskan kariernya bersama Persib.
Zulkifli Syukur (kiri) ketika membela Timnas Indonesia
“Semuanya sudah selesai dengan Arema dan saat ini saya fokus untuk bergabung dengan Persib,” katanya.
Sejak awal, Zulkifli dan M Robby merupakan salah satu pemain incaran Persib untuk mengisi posisi kanan luar yang ditinggalkan Gilang Angga dan Siswanto. Namun Persib hanya bisa menggaet Zulkifli setelah M Robby menyatakan tetap di klub lamanya.
Selain Zulkifli, gelandang Arema, Hendra Ridwan juga ikut berlatih dengan Persib pada sesi latihan di Stadion Siliwangi itu. Hendra Ridwan musim lalu adalan gelandang pelapis di Arema. Hendra ikut berlatih di Persib, karena tim Bandung itu masih membutuhkan gelandang untuk menggantikan posisi Eka Ramdhani yang hengkang ke Persisam Samarinda.(Radar Malang/Kompas)

5 Pemain Sepak Bola Indonesia Dengan Gaji Termahal

Sepak bola adalah salah satu olah raga paling Favorit diseluruh dunia. Maka tak heran jika klubsepak bola sangat banyak terutama di Indonesia . Banyak pemain sepak bola yang begitu lihai memainkan bola sehingga namanya dikenal orang , dan merekapun mendapatkan gaji yang tidak sedikit tentunya . Untuk saat ini Lionel Messi memang masih pemegang record dengan gaji pemain sepak bola tertinggi atau termahal di dunia . Lalu siapakah pemain sepak bola Indonesia yang memegang record gaji tertinggi atau termahal ? Berikut 5 Pemain Sepak Bola Indonesia Dengan Gaji Termahal :

1. Bambang Pamungkas
Penghasilan : 1.370.000.000
Klub : Persija
bambang pamungkas

2. Abanda Heman
Penghasilan : 1.315.000.000
Klub : Persija
abanda herman

3. Cristian Gonzales
Penghasilan : 1.300.000.000
Klub : Persib Bandung
christian gonzales

4. Ismed Sofyan
Penghasilan : 1.265.000.000
Klub : Persija
Ismed Sofyan

5. Budi Sudarsono
Penghasilan : 1.250.000.000
Klub : Sriwijaya FC
Budi sudarsono


Ternyata bukan hanya pemain bola Dunia saja yang gajinya selangit ya ...,pemain lokal juga ga kalah loh , terbukti rata-rata gaji mereka diatas 1 miliar pertahun.

Rabu, 08 Februari 2012

Sejarah Sriwijaya FC

Sriwijaya Football Club (Sriwijaya FC) merupakan klub professional asal Palembang Sumatera Selatan. Persijatim Jakarta Timur adalah asal muasal klub ini, sejak dimiliki oleh PT Sriwijaya Optimis Mandiri (PT SOM), klub ini dialihkan ke Palembang dan berganti nama menjadi Sriwijaya FC. Klub yang menggunakan Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang sebagai kandangnya ini memiliki julukan Laskar Wong Kito. Adapun fans fanatiknya diantaranya S-Mania, Singa Mania dan Sumselmania.
Sejak berubah nama menjadi Sriwijaya FC dan dikelola secara professional oleh swasta, prestasi tim ini menjadi luar biasa, dibawah asuhan pelatih legendarisnya yakni Rahmad Darmawan (musim 2010/2011 diganti Ivan Kolev), Sriwijaya FC berhasil menjadi juara Juara Liga Indonesia tahun 2008 dan secara gemilang meraih hatrick juara Piala Indonesia (Copa Indonesia) tiga musim berturut-turut 2008, 2009 dan 2010. Adapun tahun 2010 ini, diawal kompetisi ISL 2010/2011, Sriwijaya FC berhasil menjadi Juara Piala Antar Pulau (Inter Island Cup) 2010 yang merupakan gelaran pertama turnamen pemanasan resmi ala PSSI ini.
Prestasi Sriwijaya FC
Liga Indonesia
  • 2005: Peringkat 12 Wilayah Barat (Pelatih: Henk Wulems, Herry Kiswanto, Suimin Diharja)
  • 2006: Peringkat 9 Wilayah Barat (Pelatih: Suimin Diharja)
  • 2007: Peringkat 1 Wilayah Barat (Pelatih: Rahmad Darmawan)
  • 2008: Double Winner pertama dalam sejarah sepak bola Indonesia
  • 2008: Juara Liga Indonesia XIII (Pelatih: Rahmad Darmawan)
  • 2008: Juara Copa Dji Sam Soe Indonesia III (Pelatih: Rahmad Darmawan)
  • 2008: Rekor MURI sebagai tim pertama di Indonesia yang mampu meraih Double Winner dalam 1 musim
  • 2008/2009: Juara Copa Dji Sam Soe IV (Pelatih: Rahmad Darmawan)
  • 2009/2010: Juara Piala Indonesia (Hattrick Pertama di indonesia) (Pelatih: Rahmad Darmawan)
  • 2010 : Juara Inter Island Cup 2010

Sejarah Persisam Putra Samarinda

Persisam Putra Samarinda adalah sebuah klub sepak bola Indonesia yang bermarkas di Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur. Klub ini merupakan hasil penggabungan dua klub sepak bola yakni Persatuan Sepak Bola Indonesia Samarinda (Persisam) yang merupakan eks tim Perserikatan dan Putra Samarindadari Galatama. Persisam bermarkas di Stadion Segiri, yang berkapasitas 20.000 penonton. Pada musim 2008-09, mereka menjuarai Divisi Utama Indonesia

Sejarah klub

Kiprah kedua tim satu kota dengan beda pengelolaan (Persisam didanai Pemkot Samarinda sedangkan Pusam pihak swasta) di kancah sepak bola nasional terbilang lumayan. Terlebih Pusam saat berlaga di Galatama karena mendapat sokongan dana dari pengusaha lokal. Sayang sejak kompetisi semi-profesional ini dilebur dengan Perserikatan dan menjadi Liga Indonesia, tim ini pun mati suri.
Sedangkan Persisam yang didanai APBD Kota Samarinda, masih bisa terus eksis. Hanya saja, prestasi tim ini sempat melempem hingga akhirnya terlempar ke divisi dua pada musim 2002/2003. Barulah pada dua musim berikutnya, tim ini kembali bangkit. Terlebih setelah melakukan penggabungan dengan Pusam dan menjadi Persisam Putra Samarinda.
Proses merger ini memang berbuah manis. Prestasi tim berjuluk "Elang Borneo" kembali melejit. Masuk empat besar divisi dua pada musim 2005 dan promosi ke divisi satu, tim ini hanya dua musim di level kedua dan menembus divisi utama musim 2007, kasta tertinggi kala itu, dengan menempati peringkat ketiga klasemen akhir.
Hebatnya, sebagai tim promosi di divisi utama tidak membuat prestasi tim ini terhenti. Tampil konsisten sepanjang musim mengantarkan mereka menjuarai divisi utama dan mengantongi tiket promosi ke Superliga 2009/10, kompetisi profesional yang merupakan kasta tertinggi sepak bola nasional saat ini.

Menjelang musim 2011/2012

Setelah adanya reformasi di tubuh PSSI pada pertengahan tahun 2011, Persisam pun turut mempersiapkan klubnya agar dapat mengikuti ajang liga profesional tingkat 1 di Indonesia, baik di luar maupun di dalam lapangan hijau. Untuk memperkuat squad-nya, klub ini telah resmi merekrut dua pemain Tim Nasional Indonesia, yaitu Christian Gonzales dan Eka Ramdani.

Sejarah Persipura Jayapura

Persipura (Persatuan Sepak bola Indonesia Jayapura) adalah klub sepakbola yang berasal dan bermarkas di Jayapura, Papua. Persipura didirikan pada tahun 1950, merupakan salah satu klub tua di Indonesia. Persipura mempunyai julukan Mutiara Hitam. Sejak tahun 2000 prestasi Persipura di kompetisi Indonesia semakin menanjak, Persipura menjadi tim yang performanya konsisten dari musim ke musim. Mengandalkan banyak pemain lokal dan pemain muda asal Papua.

Persipura menjadi salah satu tim yang paling banyak menjurai Liga Super (Liga Indonesia) bersama Persik Kediri dan Persebaya Surabaya. Persipura meraih gelar juara pertamanya pada musim 2005 dan 2008/2009. Dalam perjalannya sebelum kini menjadi tim kuat di level tertinggi kompetisi sepak bola nasional, prestasi Persipura awalnya sejak berdiri pada 1950 turun naik dan bahkan cenderung tidak tampak. Perspura bahkan sempat terdegradasi ke divisi 2 dan menjadi juara divisi 2 liga Indonesia pada tahun dua kali juara pada musim 1979 dan 1993.

Persipura bermarkas di Stadion Mandala Jayapura. Namun, karena hingga saat ini Stadion Mandala sedang mengalami renovasi besa-besaran, maka Persipura untuk sementara ini menggunakan Stadion Andi Mattalatta, Matoanging, Makassar sebagai stadion kandangnya.

Sejarah Arema

Arema Indonesia, dahulu bernama Arema Malang, adalah sebuah klub sepak bola yang bermarkas di Malang, Jawa Timur, Indonesia. Arema didirikan pada tanggal 11 Agustus 1987, Arema mempunyai julukan "Singo Edan" . Mereka bermain di Stadion Kanjuruhan dan Stadion Gajayana. Arema adalah tim sekota dari Persema Malang. Di musim 2010-11, di acara launching sempat menggunakan nama Arema FC, namun dua hari kemudian kembali lagi ke nama Arema Indonesia.
Sejak hadir di persepak bolaan nasional, Arema telah menjadi ikon dari warga Malang Raya (Kota Malang, Kabupaten Malang, Kota Batu) dan sekitarnya. Sebagai perwujudan dari simbol Arema, hampir di setiap sudut kota hingga gang-gang kecil terdapat patung dan gambar singa. Kelompok suporter mereka dipanggil Aremania dan Aremanita (untuk pendukung wanita)

Nama Arema pada masa Kerajaan

Nama Arema adalah legenda Malang. Adalah Kidung Harsawijaya yang pertama kali mencatat nama tersebut, yaitu kisah tentang Patih Kebo Arema di kala Singosari diperintah Raja Kertanegara. Prestasi Kebo Arema gilang gemilang. Ia mematahkan pemberontakan Kelana Bhayangkara seperti ditulis dalam Kidung Panji Wijayakrama hingga seluruh pemberontak hancur seperti daun dimakan ulat. Demikian pula pemberontakan Cayaraja seperti ditulis kitab Negarakretagama. Kebo Arema pula yang menjadi penyangga politik ekspansif Kertanegara. Bersama Mahisa Anengah, Kebo Arema menaklukkan Kerajaan Pamalayu yang berpusat di Jambi. Kemudian bisa menguasai Selat Malaka. Sejarah heroik Kebo Arema memang tenggelam. Buku-buku sejarah hanya mencatat Kertanegara sebagai raja terbesar Singosari, yang pusat pemerintahannya dekat Kota Malang.

Nama Arema di dekade '80-an

Sampai akhirnya pada dekade 1980-an muncul kembali nama Arema. Tidak tahu persis, apakah nama itu menapak tilas dari kebesaran Kebo Arema. Yang pasti, Arema merupakan penunjuk sebuah komunitas asal Malang. Arema adalah akronim dari Arek Malang. Arema kemudian menjelma menjadi semacam "subkultur" dengan identitas, simbol dan karakter bagi masyarakat Malang. Diyakini, Arek Malang membangun reputasi dan eksistensinya di antaranya melalui musik rock dan olahraga. Selain tinju, sepak bola adalah olahraga yang menjadi jalan bagi arek malang menunjukkan reputasinya. Sehingga kelahiran tim sepak bola Arema adalah sebuah keniscayaan.

Awal mula berdirinya PS Arema

(Arema Football Club/Persatuan Sepak Bola Arema nama resminya) lahir pada tanggal 11 Agustus 1987, dengan semangat mengembangkan persepak bolaan di Malang. Pada masa itu, tim asal Malang lainnya Persema Malang bagai sebuah magnet bagi arek Malang. Stadion Gajayana –home base klub pemerintah itu– selalu disesaki penonton. Dimana posisi Arema waktu itu? Yang pasti, klub itu belum mengejawantah sebagai sebuah komunitas sepak bola. Ia masih jadi sebuah “utopia”.
Adalah Acub Zaenal mantan Gubernur Irian Jaya ke-3 dan mantan pengurus PSSI periode 80-an yang kali pertama punya andil menelurkan pemikiran membentuk klub Galatama di kota Malang setelah sebelumnya membangun klub Perkesa 78. Jasa “Sang Jenderal” tidak terlepas dari peran Ovan Tobing, humas Persema saat itu. “Saya masih ingat, waktu itu Pak Acub Zainal saya undang ke Stadion Gajayana ketika Persema lawan Perseden Denpasar,” ujar Ovan. Melihat penonon membludak, Acub yang kala itu menjadi Administratur Galatama lantas mencetuskan keinginan mendirikan klub galatama. “You bikin saja (klub) Galatama di Malang,” kata Ovan menirukan ucapan Acub.
Beberapa hari setelah itu, Ir Lucky Acub Zaenal –putra Mayjen TNI (purn) Acub Zaenal– mendatangi Ovan di rumahnya, Jl. Gajahmada 15. Ia diantar Dice Dirgantara yang sebelumnya sudah kenal dengan dirinya. “Waktu itu Lucky masih suka tinju dan otomotif,” katanya. Dari pembicaraan itu, Ovan menegaskan kalau dirinya tidak punya dana untuk membentuk klub galatama. “Saya hanya punya pemain,” ujarnya. Maka dipertemukanlah Lucky dengan Dirk “Derek” Sutrisno (Alm), pendiri klub Armada ‘86.
Berkat hubungan baik antara Dirk dengan wartawan olahraga di Malang, khususnya sepakbola, maka SIWO PWI Malang mengadakan seminar sehari untuk melihat "sudah saatnyakah Kota Malang memiliki klub Galatama?" Drs. Heruyogi sebagai Ketua SIWO dan Drs. Bambang Bes (Sekretaris SIWO) menggelar seminar itu di Balai Wartawan Jl. Raya Langsep Kota Malang. Temanya "Klub Galatama dan Kota Malang", dengan nara sumber al; Bp. Acub Zainal (Administratur Galatama), dari Pengda PSSI Jatim, Komda PSSI Kota Malang, Dr. Ubud Salim, MA. Acara itu dibuka Bp Walikota Tom Uripan (Alm). Hasil atau rekomendasi yang didapatkan dari seminar: Kota Malang dinilai sudah layak memiliki sebuah klub Galatana yang professional.

Harus diakui, awal berdirinya Arema tidak lepas dari peran besar Derek dengan Armada 86-nya. Nama Arema awalnya adalah Aremada-gabungan dari Armada dan Arema. Namun nama itu tidak bisa langgeng. Beberapa bulan kemudian diganti menjadi Arema`86. Sayang, upaya Derek untuk mempertahankan klub Galatama Arema`86 banyak mengalami hambatan, bahkan tim yang diharapkan mampu berkiprah di kancah Galatama VIII itu mulai terseok-seok karena dihimpit kesulitan dana.
Dari sinilah, Acub Zaenal dan Lucky lantas mengambil alih dan berusaha menyelamatkan Arema`86 supaya tetap survive. Setelah diambil alih, nama Arema`86 akhirnya diubah menjadi Arema dan ditetapkan pula berdirinya Arema Galatama pada 11 Agustus 1987 sesuai dengan akte notaris Pramu Haryono SH–almarhum–No 58. “Penetapan tanggal 11 Agustus 1987 itu, seperti air mengalir begitu saja, tidak berdasar penetapan (pilihan) secara khusus,” ujar Ovan mengisahkan.
Hanya saja, kata Ovan, dari pendirian bulan Agustus itulah kemudian simbol Singo (Singa) muncul. "Agustus itu kan Leo atau Singo (sesuai dengan horoscop),"imbuh Ovan. Dari sinilah kemudian, Lucky dan, Ovan mulai mengotak-atik segala persiapan untuk mewujudkan obsesi berdirinya klub Galatama kebanggaan Malang.

Awal mula berdirinya PS Arema

(Arema Football Club/Persatuan Sepak Bola Arema nama resminya) lahir pada tanggal 11 Agustus 1987, dengan semangat mengembangkan persepak bolaan di Malang. Pada masa itu, tim asal Malang lainnya Persema Malang bagai sebuah magnet bagi arek Malang. Stadion Gajayana –home base klub pemerintah itu– selalu disesaki penonton. Dimana posisi Arema waktu itu? Yang pasti, klub itu belum mengejawantah sebagai sebuah komunitas sepak bola. Ia masih jadi sebuah “utopia”.
Adalah Acub Zaenal mantan Gubernur Irian Jaya ke-3 dan mantan pengurus PSSI periode 80-an yang kali pertama punya andil menelurkan pemikiran membentuk klub Galatama di kota Malang setelah sebelumnya membangun klub Perkesa 78. Jasa “Sang Jenderal” tidak terlepas dari peran Ovan Tobing, humas Persema saat itu. “Saya masih ingat, waktu itu Pak Acub Zainal saya undang ke Stadion Gajayana ketika Persema lawan Perseden Denpasar,” ujar Ovan. Melihat penonon membludak, Acub yang kala itu menjadi Administratur Galatama lantas mencetuskan keinginan mendirikan klub galatama. “You bikin saja (klub) Galatama di Malang,” kata Ovan menirukan ucapan Acub.
Beberapa hari setelah itu, Ir Lucky Acub Zaenal –putra Mayjen TNI (purn) Acub Zaenal– mendatangi Ovan di rumahnya, Jl. Gajahmada 15. Ia diantar Dice Dirgantara yang sebelumnya sudah kenal dengan dirinya. “Waktu itu Lucky masih suka tinju dan otomotif,” katanya. Dari pembicaraan itu, Ovan menegaskan kalau dirinya tidak punya dana untuk membentuk klub galatama. “Saya hanya punya pemain,” ujarnya. Maka dipertemukanlah Lucky dengan Dirk “Derek” Sutrisno (Alm), pendiri klub Armada ‘86.
Berkat hubungan baik antara Dirk dengan wartawan olahraga di Malang, khususnya sepakbola, maka SIWO PWI Malang mengadakan seminar sehari untuk melihat "sudah saatnyakah Kota Malang memiliki klub Galatama?" Drs. Heruyogi sebagai Ketua SIWO dan Drs. Bambang Bes (Sekretaris SIWO) menggelar seminar itu di Balai Wartawan Jl. Raya Langsep Kota Malang. Temanya "Klub Galatama dan Kota Malang", dengan nara sumber al; Bp. Acub Zainal (Administratur Galatama), dari Pengda PSSI Jatim, Komda PSSI Kota Malang, Dr. Ubud Salim, MA. Acara itu dibuka Bp Walikota Tom Uripan (Alm). Hasil atau rekomendasi yang didapatkan dari seminar: Kota Malang dinilai sudah layak memiliki sebuah klub Galatana yang professional.

Harus diakui, awal berdirinya Arema tidak lepas dari peran besar Derek dengan Armada 86-nya. Nama Arema awalnya adalah Aremada-gabungan dari Armada dan Arema. Namun nama itu tidak bisa langgeng. Beberapa bulan kemudian diganti menjadi Arema`86. Sayang, upaya Derek untuk mempertahankan klub Galatama Arema`86 banyak mengalami hambatan, bahkan tim yang diharapkan mampu berkiprah di kancah Galatama VIII itu mulai terseok-seok karena dihimpit kesulitan dana.
Dari sinilah, Acub Zaenal dan Lucky lantas mengambil alih dan berusaha menyelamatkan Arema`86 supaya tetap survive. Setelah diambil alih, nama Arema`86 akhirnya diubah menjadi Arema dan ditetapkan pula berdirinya Arema Galatama pada 11 Agustus 1987 sesuai dengan akte notaris Pramu Haryono SH–almarhum–No 58. “Penetapan tanggal 11 Agustus 1987 itu, seperti air mengalir begitu saja, tidak berdasar penetapan (pilihan) secara khusus,” ujar Ovan mengisahkan.
Hanya saja, kata Ovan, dari pendirian bulan Agustus itulah kemudian simbol Singo (Singa) muncul. "Agustus itu kan Leo atau Singo (sesuai dengan horoscop),"imbuh Ovan. Dari sinilah kemudian, Lucky dan, Ovan mulai mengotak-atik segala persiapan untuk mewujudkan obsesi berdirinya klub Galatama kebanggaan Malang.

Perjalanan Arema di Ligina

Sejak mengikuti Liga Indonesia, Arema F.C. tercatat sudah 7 kali masuk putaran kedua. Sekali ke babak 12 besar (1996/97) dan enam kali masuk 8 besar( 1999/00, 2001, 2002, 2005, 2006,& 2007). Walaupun berprestasi lumayan, tapi Arema tidak pernah lepas dari masalah dana. Hampir setiap musim kompetisi masalah dana ini selalu menghantui sehingga tak heran hampir setiap musim manajemen klub selalu berganti. Pada tahun 2003, Arema mengalami kesulitan keuangan parah yang berpengaruh pada prestasi tim. Hal tersebut yang kemudian membuat Arema FC diakuisisi kepemilikannya oleh PT Bentoel Internasional Tbk pada pertengahan musim kompetisi 2003 meskipun pada akhirnya Arema terdegradasi ke Divisi I. Sejak kepemilikan Arema dipegang oleh PT Bentoel Internasional Tbk, prestasi Arema semakin meningkat; 2004 juara Divisi I, 2005, dan 2006 juara Copa Indonesia, 2007 juara Piala Soeratin LRN U-18. Pada tahun 2006 dan 2007 Arema dan Benny Dollo mendapatkan penghargaan dari Tabloid Bola sebagai tim terbaik dan Pelatih terbaik.

Perjalanan Arema di ISL


Monumen Singa Bola dari warga

Sejarah Persib Bandung

Sebelum bernama Persib, di Kota Bandung berdiri Bandoeng Indische Voetbal Bond (BIVB) pada sekitar tahun 1923. BIVB ini merupakan salah satu organisasi perjuangan kaum nasionalis pada masa itu. Tercatat sebagai Ketua Umum BIVB adalah Mr. Syamsudin yang kemudian diteruskan oleh putra pejuang wanita Dewi Sartika, yakni R. Atot.
Atot ini pulalah yang tercatat sebagai Komisaris daerah Jawa Barat yang pertama. BIVB memanfaatkan lapangan Tegallega didepan tribun pacuan kuda. Tim BIVB ini beberapa kali mengadakan pertandingan diluar kota seperti Yogyakarta dan Jatinegara Jakarta.
Pada tanggal 19 April 1930, BIVB bersama dengan VIJ Jakarta, SIVB (Persebaya), MIVB (sekarang PPSM Magelang), MVB (PSM Madiun), VVB (Persis Solo), PSM (PSIM Yogyakarta) turut membidani kelahiran PSSI dalam pertemuan yang diadakan di Societeit Hadiprojo Yogyakarta. BIVB dalam pertemuan tersebut diwakili oleh Mr. Syamsuddin. Setahun kemudian kompetisi tahunan antar kota/perserikatan diselenggarakan. BIVB berhasil masuk final kompetisi perserikatan pada tahun 1933 meski kalah dari VIJ Jakarta.
BIVB kemudian menghilang dan muncul dua perkumpulan lain yang juga diwarnai nasionalisme Indonesia yakni Persatuan Sepakbola Indonesia Bandung (PSIB) dan National Voetbal Bond (NVB). Pada tanggal 14 Maret 1933, kedua perkumpulan itu sepakat melakukan fusi dan lahirlah perkumpulan yang bernama Persib yang kemudian memilih Anwar St. Pamoentjak sebagai Ketua Umum. Klub-klub yang bergabung kedalam Persib adalah SIAP, Soenda, Singgalang, Diana, Matahari, OVU, RAN, HBOM, JOP, MALTA, dan Merapi.
Persib kembali masuk final kompetisi perserikatan pada tahun 1934, dan kembali kalah dari VIJ Jakarta. Dua tahun kemudian Persib kembali masuk final dan menderita kekalahan dari Persis Solo. Baru pada tahun 1937, Persib berhasil menjadi juara kompetisi setelah di final membalas kekalahan atas Persis.
Di Bandung pada masa itu juga sudah berdiri perkumpulan sepak bola yang dimotori oleh orang- orang Belanda yakni Voetbal Bond Bandung & Omstreken (VBBO). Perkumpulan ini kerap memandang rendah Persib. Seolah- olah Persib merupakan perkumpulan “ kelas dua “. VBBO sering mengejek Persib. Maklumlah pertandingan- pertandingan yang dilangsungkan oleh Persib dilakukan di pinggiran Bandung—ketika itu—seperti Tegallega dan Ciroyom. Masyarakat pun ketika itu lebih suka menyaksikan pertandingan yang digelar VBBO. Lokasi pertandingan memang didalam Kota Bandung dan tentu dianggap lebih bergengsi, yaitu dua lapangan dipusat kota, UNI dan SIDOLIG.
Persib memenangkan “ perang dingin “ dan menjadi perkumpulan sepakbola satu- satunya bagi masyarakat Bandung dan sekitarnya. Klub-klub yang tadinya bernaung dibawah VBBO seperti UNU dan SIDOLIG pun bergabung dengan Persib. Bahkan VBBO kemudian menyerahkan pula lapangan yang biasa mereka pergunakan untuk bertanding yakni Lapangan UNI, Lapangan SIDOLIG (kini Stadion Persib), dan Lapangan SPARTA (kini Stadion Siliwangi). Situasi ini tentu saja mengukuhkan eksistensi Persib di Bandung.
Ketika Indonesia jatuh ke tangan Jepang. Kegiatan persepakbolaan yang dinaungi organisasi lam dihentikan dan organisasinya dibredel. Hal ini tidak hanya terjadi di Bandung melainkan juga diseluruh tanah air. Dengan sendirinya Persib mengalami masa vakum. Apalagi Pemerintah Kolonial Jepang pun mendirikan perkumpulan baru yang menaungi kegiatan olahraga ketika itu yakni Rengo Tai Iku Kai.
Tapi sebagai organisasi bernapaskan perjuangan, Persib tidak takluk begitu saja pada keinginan Jepang. Memang nama Persib secara resmi berganti dengan nama yang berbahasa Jepang tadi. Tapi semangat juang, tujuan dan misi Persib sebagai sarana perjuangan tidak berubah sedikitpun.
Pada masa Revolusi Fisik, setelah Indonesia merdeka, Persib kembali menunjukkan eksistensinya. Situasi dan kondisi saat itu memaksa Persib untuk tidak hanya eksis di Bandung. Melainkan tersebar diberbagai kota, sehingga ada Persib di Tasikmalaya, Persib di Sumedang, dan Persib di Yogyakarta. Pada masa itu prajurit- prajurit Siliwangi hijrah ke ibukota perjuangan Yogyakarta.
Baru tahun 1948 Persib kembali berdiri di Bandung, kota kelahiran yang kemudian membesarkannya. Rongrongan Belanda kembali datang, VBBO diupayakan hidup lagi oleh Belanda (NICA) meski dengan nama yang berbahasa Indonesia Persib sebagai bagian dari kekuatan perjuangan nasional tentu saja dengan sekuat tenaga berusaha menggagalkan upaya tersebut. Pada masa pendudukan NICA tersebut, Persib didirikan kembali atas usaha antara lain, dokter Musa, Munadi, H. Alexa, Rd. Sugeng dengan Ketua Munadi

Sejarah Sepak Bola Indonesia

Tahun 1938 bangsa indonesia mengukir sejarah yaitu mengikuti piala dunia 1938. bukan Jepang, Korea Selatan, Arab Saudi, atau negara-negara besar lain di Asia yang pertama ikut Piala Dunia, tetapi Indonesia (yang pada tahun itu masih bernama Hindia Belanda). Walaupun langsung kandas di babak pertama, tapi pencapaian tersebut patut kita apresiasi dan dijadikan pemicu semangat untuk kembali tampil di piala dunia pada tahun-tahun mendatang. Yang mengejutkan bangsa indonesia masih menggunakan nama Hindia Belanda yaitu memaksa Uni Soviet raksasa sepak bola waktu itu ditahan IMBANG dengan skor 0-0 di moskow.

Stadion Siliwangi

Stadion Siliwangi

www.bolaindo.com
Kota : Bandung, Jawa Barat
Dibangun : Tahun 1954 (Diresmikan 24 Maret 1956)
Kandang : -
Kapasitas : 25.000 penonton
Tipe Stadion : Stadion Sepakbola Lama.
Kategori : C+
Event Besar - PON V 1961 Jawa Barat
Sejarah Singkat
Stadion Siliwangi yang berada di Jln. Lombok Bandung, saat berdirinya memang lebih diperuntukkan bagi pembinaan jasmani anggota Kodam III/Siliwangi. Hal tersebut karena memang Stadion Siliwangi adalah milik Kodam III/Siliwangi, bukan milik Pemprov Jabar atau Pemkot Bandung. Seiring belum dimilikinya stadion yang lebih representatif di Kota Bandung untuk menggelar kegiatan olahraga yang besar, stadion dengan kapasitas sekitar 25.000 penonton tersebut seolah identik dengan kandang Persib Bandung. Bahkan ada pemeo yang mengatakan, “Jangan pernah merasa menjadi bobotoh bila belum pernah menonton secara langsung ‘Sang Maung’ di Stadion Siliwangi”. Namun sekarang karena stadion ini dirasa tidak dapat menampung jumlah Bobotoh Bandung untuk menyaksikan pertandingan Persib Bandung akhirnya Persib sementara harus hijrah ke Stadion Si Jalak Harupat yang memiliki kapasitas yang lebih besar menunggu selesainya pembangunan Stadion Gedebage yang akan menjadi kandang masa depan Persib Bandung.
Mungkin banyak yang belum tahu bila stadion kebanggaan warga Kota Bandung ini dibangun untuk memperingati peristiwa Bandung Lautan Api (BLA) pada 24 Maret 1946. Atau bahkan mungkin ada yang belum mengetahui bila Stadion Siliwangi sebenarnya dibangun untuk didedikasikan kepada 200.000 warga Kota Bandung yang telah merelakan segala hartanya yang habis terbakar dalam peristiwa BLA. Tepatnya setelah 8 tahun peristiwa itu, atas prakarsa Panglima Tentara dan Teritorium III, Kolonel Inf A.E. Kawilarang (Pangdam Siliwangi pertama) dimulailah pembangunan stadion untuk kegiatan olahraga warga Kota Bandung dan untuk latihan para tentara Siliwangi.
Dibangun di atas tanah milik Kodam, biaya pembangunan terkumpul dari potongan gaji para tentara dan pegawai Kodam selama 2 tahun. Sejumlah sen yang ada di belakang gaji para tentara dan pegawai itulah yang dipotong. Dan karena kondisi tanah di Kota Bandung yang liat maka setiap hari dua kompi angkatan darat pun terpaksa harus mengambil tanah dari Lembang untuk beberapa minggu.
Dengan segala kerja keras dan semangat Siliwangi, akhirnya hanya dalam jangka 2 tahun stadion itu dapat diselesaikan. Tapi saat itu hanya ada tribun utama dan terbuat dari kayu.
Tepat pada 24 Maret 1956 stadion diresmikan oleh Panglima Kawilarang. Sebagai hiburan, diadakan pertandingan persahabatan antara Persib Bandung melawan Persija Jakarta. Pada 1961, stadion ini pun menjadi tempat diselenggarakannya Pekan Olahraga Nasional (PON) V yang dibuka oleh Presiden Soekarno.(sejarah singkat, sumber: google.com).
Kondisi Sekarang
Tribun : C+
Tempat duduk : C+
Fasilitas : C+
Rumput : C+
Drainase : C
Penerangan : B
Papan Skor : B
Kondisi : C+
Galeri Photo :

Stadion Si Jalak Harupat

Stadion Si Jalak Harupat

google.com
Kabupaten : Bandung, Jawa Barat
Dibangun : Januari 2003
Kandang : Persikab Kab.Bandung (Divisi Utama), Persib Bandung (Super Liga).
Kapasitas : 40.000 Penonton
Tipe Stadion : Stadion Sepakbola Lama.
Kategori : B+
Big Match : - Pertandingan persahabatan internasional (Persib vs KLFA 5-0)
- Final Liga Indonesia XIV 2007/2008 (Sriwijaya FC vs PSMS 1-1 ET 3-1)
Sejarah Singkat
Stadion Si Jalak Harupat adalah suatu stadion olahraga yang berlokasi di desa Kopo dan Cibodas, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung. Nama Si Jalak Harupat diambil dari julukan salah seorang pahlawan dari Bandung yaitu Otto Iskandardinata.
Kini stadion tersebut menjadi milik dari Pemerintah Kabupaten Bandung. Persikab, yang merupakan wakil Kabupaten Bandung di Liga Indonesia menjadikan stadion tersebut sebagai kandangnya, walau kadang-kadang Persib atau tim-tim lainnya juga turut menggunakannya.
Stadion ini dibangun mulai Januari 2003 pada saat Kabupaten Bandung dipimpin oleh bupati Obar Sobarna dengan biaya 67,5 miliar rupiah dari APBD Kabupaten Bandung. Selanjutnya diresmikan pada hari jadi Kabupaten Bandung ke 364, tanggal 26 April 2005 oleh Agum Gumelar yang menjabat sebagai Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia Pusat.(sejarah singkat, sumber: google.com).
Kondisi Sekarang
Tribun : A
Tempat duduk : B
Fasilitas : B+
Rumput : B
Drainase : C
Penerangan : B+
Papan Skor : B
Kondisi : B+
Kelompok suporter yang biasanya memadati stadion ini adalah Bobotoh Viking yang merupakan pendukung setia kesebelasan Persib Bandung. Viking merupakan salah satu kelompok suporter terbesar yang ada di Indonesia.

Galeri Photo :

Stadion Bumi Sriwijaya

Stadion Bumi Sriwijaya

www.worldstadiums.com
Kota : Palembang, Sumatera Selatan
Dibangun : -
Kandang : -
Kapasitas : 15.000 Penonton.
Tipe Stadion : Stadion Madya (Olympic)
Kategori : B
Sejarah Singkat
Stadion Madya Bumi Sriwijaya merupakan stadion yang memiliki lintasan lari untuk cabang atletik. stadion yang terletak di kota Palembang ini merupakan stadion yang di pakai pada saat PON Sumsel 2004 untuk cabang atletik. Yang mana stadion ini memiliki kapasitas 15.000 penonton.
Kondisi Sekarang
Tribun : B
Tempat duduk : B
Fasilitas : B
Rumput : C+
Drainase : C+
Penerangan : C+
Papan Skor : -
Kondisi : B
Galeri Photo :
google.com


www.worldstadiums.com

Stadion Gelora Bung Karno

Stadion Gelora Bung Karno

google.com
Kota : Jakarta Pusat, DKI Jakarta Raya
Dibangun : 8 Februari 1960 (Renovasi 2007)
Kandang : Tim Nasional Indonesia, Persija Jakarta (Liga Super)
Kapasitas : 88.083 tempat duduk.
Tipe Stadion : Stadion Sepakbola Lama.
Kategori : A
Event besar - Asian Games IV Jakarta 1962
- Sea games (beberapa kali)
- PON (VI 1965, VIII 73, IX 77, X 81, XI 85, XII 89, XIII 93, XIV 96)
- LG Cup 2002 (turnament sepakbola antar klub Asia Tenggara)
- Piala Asia 2007
Big Match - Final Liga Indonesia I 1994/1995 (Persib vs Petrokimia 1-0)
- Final Liga Indonesia II 1995/1996 (Mantrans Bandung Raya vs PSM 2-0)
- Final Liga Indonesia III 1996/1997 (Persebaya vs Bandung Raya 3-1)
- Final Liga Indonesia VI 1999/2000 (PSM vs Bontang PKT 3-2)
- Final Liga Indonesia VII 2001 (Persija vs PSM 3-2)
- Final Piala Tiger 2001 (Indonesia vs Thailand 2-2, Thailand menang pinalti)
- Final Liga Indonesia VIII 2002 (Petrokimia vs Persita 1-1 ET 2-1)
- Final LG Cup 2002 ( East Bengal India vs Detero Sasana Thailand 1-0)
- Kandang Indonesia Final Piala AFF 2004 (Indonesia vs Singapura 1-3)
- Final Liga Indonesia XI 2005 (Persipura vs Persija 2-2 ET 3-2)
- Final Copa Indonesia 2005 (Arema vs Persija 4-3)
- Final Piala Asia 2007 (Irak vs Arab Saudi 1-0)
  • Final Copa Indonesia 2007/2008 ( Sriwijaya FC vs Persipura 1-1 ET 1-1,Pen 3-0)
Sejarah Singkat :
google.com
Gelanggang Olahraga (Gelora) Bung Karno adalah sebuah kompleks olahraga serbaguna di Senayan, Jakarta, Indonesia. Kompleks olahraga ini dinamai untuk menghormati Soekarno, Presiden pertama Indonesia, yang juga merupakan tokoh yang mencetuskan gagasan pembangunan kompleks olahraga ini. Dalam rangka de-Soekarnoisasi, pada masa Orde Baru, nama kompleks olahraga ini diubah menjadi Istora Senayan. Setelah bergulirnya gelombang reformasi pada 1998, nama kompleks olahraga ini dikembalikan kepada namanya semula melalui Surat Keputusan Presiden No. 7/2001.[1]. Dengan kapasitas sekitar 100.000 orang, stadion yang mulai dibangun pada pertengahan tahun 1958 dan penyelesaian fase pertama-nya pada kuartal ketiga 1962 ini merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Menjelang Piala Asia 2007, dilakukan renovasi pada stadion yang mengurangi kapasitas stadion menjadi 88.083 penonton.
Pembangunannya didanai dengan kredit lunak dari Uni Soviet sebesar 12,5 juta dollar AS yang kepastiannya diperoleh pada 23 Desember 1958.(sejarah singkat, sumber: google.com).
Kondisi Sekarang
Tribun : A
Tempat duduk : B+
Fasilitas : A
Rumput : A
Drainase : A
Penerangan : A
Papan Skor : A
Kondisi : A
Kelompok suporter yang biasanya memadati stadion ini adalah The Jak Mania yang merupakan pendukung setia kesebelasan Persija Jakarta. The Jak Mania merupakan salah satu kelompok suporter terbesar yang ada di Indonesia.
Galeri Photo :
google.com
google.com
www.inggandika.blogspot.com


www.n0vri.wordpress.com


www.musicissilence.blogspot.com

Yongki Ari Wibowo

Yongki Ari Wibowo adalah striker masa depan Indonesia.

Ini dia: Yongki Ariwibowo.

Kelebihan Yongki: pandai menempatkan posisi di depan gawang lawan. Dia juga punya lari dan gerak kaki yang cepat. Dengan tinggi 175cm dan berat 63kg, fisiknya termasuk ideal untuk ukuran pesepakbola Indonesia dan ASEAN.

Kurnia Meiga

Ini dia KURNIA MEIGA, kiper masa depan Indonesia.

Kurnia Meiga telah menjadi kiper utama Arema Indonesia. Selain ikut menjadi juara Liga Super Indonesia 2009/2010, dia juga tercatat sebagai pemain terbaik.

Kurnia meiga punya fisik jangkung, sangat pas sebagai kiper: memudahkannya mengamankan bola-bola atas dan menjangkau kemanapun arah sepakan striker lawan. Refleknya tidak kalah dengan Markus Horison, jam terbang akan membuatnya menjadi salah satu kiper terbaik yang pernah dimiliki oleh timnas Indonesia.

Profil Singkat
Nama Lengkap : Kurnia Meiga Hermansyah
Tanggal Lahir : 05-04-1990
Kakak: Achmad Kurniawan (Kiper Semen Padang)
Posisi : Kiper
Tinggi Badan : 184 cm

Ramdhani Lestaluhu

Ramdhani Lestaluhu itu kecil-kecil cabe rawit. Biar kecil, nyali dan skillnya luar biasa.

Sebagai gelandang, Ramdhani bertipe pekerja keras dan lihai dalam dribel. Tendangannya terarah, tajam dalam menyerang, namun juga kokoh bertahan. Kecil tapi komplit!

Profil Singkat Ramdhani Lestaluhu
Nama Lengkap: Rizki Ramdani Lestaluhu
Tanggal Lahir: 5 Nov 1990
Tempat Lahir: Tulehu
Tinggi Badan: 167 cm.
Nomor Punggung Favorit: 7
Panggilan: Dani
Hobi: Main Gim
Makanan favorit: Soto
Pemain favorit: Pablo Aimar

Perjalanan Karir Ramdhani Lestaluhu
Saat ini menjadi idola baru Macan Kemayoran Persija Jakarta, Ramdhani juga pernah mencicipi kostum timnas Indonesia U-17 dan U-19.

tentang Titus Bonai

Titus Bonai alias 'Tibo' adalah striker muda berbakat yang bermain di klub Persipura Jayapura. Pengagum Barcelona dan Boaz ini sekarang mulai menjadi pemain andalan Indonesia.


"Saya tidak pernah merasa tinggi hati disamakan dengan Boaz," kata Tibo.

Tibo sangat menyukai peran sebagai penyerang lubang, sesuai dengan skill dan daya jelajah tinggi yang dimilikinya.

Profil Titus Bonai
Nama lengkap: Titus Jhon Londouw Bonai
Tempat/tanggal lahir: Jayapura/4 Mar 1989
Tinggi/berat: 168 cm/65 Kg.
Posisi: Striker

Perjalanan Karir Titus Bonai
Djarum ISL 2010 - Persipura
Playoff ISL 2009 - Persiram
Piala Indonesia 2010 - Persiram
Liga Joss Indonesia 2009 - Persiram
U-21 ISL 2008 - Persipura U-21
Djarum ISL 2008 - Bontang FC
2008-2009 - PKT Bontang
2008 - Persipura U-21
Persipura U-23

Titus Bonai saat ini bermain untuk Persipura Jayapura. Dia pernah menjadi top skor Divisi Utama ketika bermain di Persiram Raja Ampat. Setelah membela Persiram di berbagai kompetisi, ia ditarik kembali ke Persipura.

Tentang Egi Melgiansyah

Egi Melgiansyah adalah gelandang muda Indonesia yang bermain di klub Pelita Jaya sejak junior. Bakatnya diakui hingga selalu masuk dalam hampir semua jenjang timnas Indonesia: U-14, U-15, U-19, dan U-23.

Profil Egi Melgiansyah
Nama Lengkap: Egi Melgiansyah
Tanggal Lahir: 4 Sep 1990
Tempat Lahir: Bogor
Tinggi Badan: 167 cm
Berat Badan: 63 Kg
Posisi: Gelandang

Posturnya yang tidak terlalu ideal, tidak membuat Egi kehilangan potensi. Karakter lugas dan taktis membuatnya bakal menjadi salah satu gelandang andalan timnas Indonesia. Egi Melgiansyah merupakan adik kandung Maman, gelandang mungil yang juga sempat berseragam tim nasional (Sea Games 2001).

Sepakbola Indonesia diambang Kehancuran ,Klub-klub Elit Indonesia Tolak Kompetisi IPL


Managers meeting yang sejatinya merupakan ajang sosialisasi pelaksanaan liga musim depan berlangsung alot. 14 klub menolak mengikuti kompetisi musim depan.
Pertemuan antara pemimpin tim dengan pengelola kompetisi dan PSSI berlangsung sejak Kamis (13/10/11) siang namun tak kunjung selesai hingga menjelang Jumat dini hari.
Klub-klub yang gerah dengan beberapa keputusan PSSI seputar kompetisi mulai menyuarkan aspirasinya. Diantara keberatan klub-klub tersebut adalah membengkaknya jumlah peserta menjadi 24 dari sebelumnya 18 klub, dimana enam klub ditambahkan bukan karena prestasi namun karena penunjukan langsung PSSI.
Selain itu, klub-klub juga keberatan dengan draft awal jadwal kompetisi yang amburadul. Sejumlah klub menjalani dua laga dalam dua hari beruntun, atau dua laga dalam tiga hari dengan lokasi pertandingan yang berbeda pulau.
Managers meeting pun berlangsung alot. Karena tidak profesionalnya penyusunan jadwal ini pula, sejumlah klub tak mengakui keberadaan PT. Liga Prima Indonesia, badan hukum baru pengelola kompetisi dan memaksa tetap berada di bawah naungan badan hukum lama yang telah dibekukan, yakni PT. Liga Indonesia.
Sejumlah klub menolak kompetisi digulirkan oleh PT. Liga Prima Indonesia. Mereka adalah:
  1. Persipura Jayapura
  2. Persebaya Surabaya (Wisnu Wardhana)
  3. Semen Padang
  4. Sriwijaya FC
  5. Persisam Samarinda
  6. Persiwa Wamena
  7. Persela Lamongan
  8. Persiba Balikpapan
  9. PSPS Pekanbaru
  10. Pelita Jaya
  11. Deltras Sidoarjo
  12. Mitra Kukar
  13. Persidafon Dafonsoro
  14. Persib Bandung
Perwakilan dari Persib Bandung tidak hadir dalam acara tersebut, namun menurut CEO Persisam Samarinda, Harbiansyah Hanafiah, ‘Maung Bandung’ ikut menolak kompetisi.
“Pak Umuh tidak bisa datang, tetapi sudah ditelepon tetapi menyatakan bahwa dia ikut dengan kami,” ujarnya kepada wartawan di sela-sela managers meeting.
Sedangkan sejumlah klub yang setuju mengikuti kompetisi PT. Liga Prima Indonesia adalah:
  1. Persjiap Jepara
  2. Persiba Bantul
  3. Persiraja Banda Aceh
  4. Persema Malang
  5. Persibo Bojonegoro
  6. PSM Makassar
  7. PSMS Medan
  8. Persebaya Surabaya (Cholid Goromah)
  9. Persija Jakarta (Hadi Basalamah)
  10. Arema Malang (M. Nur)

Berita Terkait

Indonesia Premier League
 
Free INDONESIA Cursors at www.totallyfreecursors.com