Arema harus benar-benar melupakan bek kanan Zulkifly Syukur. Kemarin, pemilik nomer punggung 3 di Arema tersebut sudah resmi bergabung dengan Persib Bandung. Zulkifly juga sudah berlatih bersama Persib di Stadion Siliwangi kemarin sore. Dalam latihan itu, Zulkifly menggunakan nomor punggung 17.
Penandatanganan kontrak pemain itu dilakukan pada Jumat malam, sekaligus menjadi pemain ke-25 yang bergabung dengan Persib, pascahengkangnya kapten tim Eka Ramdhani. Terkait posisinya dengan Arema, Zul mengaku sudah tuntas sehingga ia sudah bisa menfokuskan kariernya bersama Persib.
“Semuanya sudah selesai dengan Arema dan saat ini saya fokus untuk bergabung dengan Persib,” katanya.
Sejak awal, Zulkifli dan M Robby merupakan salah satu pemain incaran Persib untuk mengisi posisi kanan luar yang ditinggalkan Gilang Angga dan Siswanto. Namun Persib hanya bisa menggaet Zulkifli setelah M Robby menyatakan tetap di klub lamanya.
Selain Zulkifli, gelandang Arema, Hendra Ridwan juga ikut berlatih dengan Persib pada sesi latihan di Stadion Siliwangi itu. Hendra Ridwan musim lalu adalan gelandang pelapis di Arema. Hendra ikut berlatih di Persib, karena tim Bandung itu masih membutuhkan gelandang untuk menggantikan posisi Eka Ramdhani yang hengkang ke Persisam Samarinda.(Radar Malang/Kompas)
Kamis, 09 Februari 2012
5 Pemain Sepak Bola Indonesia Dengan Gaji Termahal
Sepak bola adalah salah satu olah raga paling Favorit diseluruh dunia. Maka tak heran jika klubsepak bola sangat banyak terutama di Indonesia . Banyak pemain sepak bola yang begitu lihai memainkan bola sehingga namanya dikenal orang , dan merekapun mendapatkan gaji yang tidak sedikit tentunya . Untuk saat ini Lionel Messi memang masih pemegang record dengan gaji pemain sepak bola tertinggi atau termahal di dunia . Lalu siapakah pemain sepak bola Indonesia yang memegang record gaji tertinggi atau termahal ? Berikut 5 Pemain Sepak Bola Indonesia Dengan Gaji Termahal :
1. Bambang Pamungkas
Penghasilan : 1.370.000.000
Klub : Persija
2. Abanda Heman
Penghasilan : 1.315.000.000
Klub : Persija
3. Cristian Gonzales
Penghasilan : 1.300.000.000
Klub : Persib Bandung
4. Ismed Sofyan
Penghasilan : 1.265.000.000
Klub : Persija
5. Budi Sudarsono
Penghasilan : 1.250.000.000
Klub : Sriwijaya FC
Ternyata bukan hanya pemain bola Dunia saja yang gajinya selangit ya ...,pemain lokal juga ga kalah loh , terbukti rata-rata gaji mereka diatas 1 miliar pertahun.
1. Bambang Pamungkas
Penghasilan : 1.370.000.000
Klub : Persija
2. Abanda Heman
Penghasilan : 1.315.000.000
Klub : Persija
3. Cristian Gonzales
Penghasilan : 1.300.000.000
Klub : Persib Bandung
4. Ismed Sofyan
Penghasilan : 1.265.000.000
Klub : Persija
5. Budi Sudarsono
Penghasilan : 1.250.000.000
Klub : Sriwijaya FC
Ternyata bukan hanya pemain bola Dunia saja yang gajinya selangit ya ...,pemain lokal juga ga kalah loh , terbukti rata-rata gaji mereka diatas 1 miliar pertahun.
Rabu, 08 Februari 2012
Sejarah Sriwijaya FC
Sriwijaya Football Club (Sriwijaya FC)
merupakan klub professional asal Palembang Sumatera Selatan.
Persijatim Jakarta Timur adalah asal muasal klub ini, sejak dimiliki
oleh PT Sriwijaya Optimis Mandiri (PT SOM), klub ini dialihkan ke
Palembang dan berganti nama menjadi Sriwijaya FC. Klub yang menggunakan
Stadion Gelora Sriwijaya Jakabaring Palembang sebagai kandangnya ini
memiliki julukan Laskar Wong Kito. Adapun fans fanatiknya diantaranya
S-Mania, Singa Mania dan Sumselmania.
Sejak
berubah nama menjadi Sriwijaya FC dan dikelola secara professional
oleh swasta, prestasi tim ini menjadi luar biasa, dibawah asuhan
pelatih legendarisnya yakni Rahmad Darmawan (musim 2010/2011 diganti
Ivan Kolev), Sriwijaya FC berhasil menjadi juara Juara Liga Indonesia
tahun 2008 dan secara gemilang meraih hatrick juara Piala Indonesia
(Copa Indonesia) tiga musim berturut-turut 2008, 2009 dan 2010. Adapun
tahun 2010 ini, diawal kompetisi ISL 2010/2011, Sriwijaya FC berhasil
menjadi Juara Piala Antar Pulau (Inter Island Cup) 2010 yang merupakan
gelaran pertama turnamen pemanasan resmi ala PSSI ini.
Prestasi Sriwijaya FC
Liga Indonesia
- 2005: Peringkat 12 Wilayah Barat (Pelatih: Henk Wulems, Herry Kiswanto, Suimin Diharja)
- 2006: Peringkat 9 Wilayah Barat (Pelatih: Suimin Diharja)
- 2007: Peringkat 1 Wilayah Barat (Pelatih: Rahmad Darmawan)
- 2008: Double Winner pertama dalam sejarah sepak bola Indonesia
- 2008: Juara Liga Indonesia XIII (Pelatih: Rahmad Darmawan)
- 2008: Juara Copa Dji Sam Soe Indonesia III (Pelatih: Rahmad Darmawan)
- 2008: Rekor MURI sebagai tim pertama di Indonesia yang mampu meraih Double Winner dalam 1 musim
- 2008/2009: Juara Copa Dji Sam Soe IV (Pelatih: Rahmad Darmawan)
- 2009/2010: Juara Piala Indonesia (Hattrick Pertama di indonesia) (Pelatih: Rahmad Darmawan)
- 2010 : Juara Inter Island Cup 2010
Sejarah Persisam Putra Samarinda
Persisam Putra Samarinda adalah sebuah klub sepak bola Indonesia yang bermarkas di Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur. Klub ini merupakan hasil penggabungan dua klub sepak bola yakni Persatuan Sepak Bola Indonesia Samarinda (Persisam) yang merupakan eks tim Perserikatan dan Putra Samarindadari Galatama. Persisam bermarkas di Stadion Segiri, yang berkapasitas 20.000 penonton. Pada musim 2008-09, mereka menjuarai Divisi Utama Indonesia
Sedangkan Persisam yang didanai APBD Kota Samarinda, masih bisa terus eksis. Hanya saja, prestasi tim ini sempat melempem hingga akhirnya terlempar ke divisi dua pada musim 2002/2003. Barulah pada dua musim berikutnya, tim ini kembali bangkit. Terlebih setelah melakukan penggabungan dengan Pusam dan menjadi Persisam Putra Samarinda.
Proses merger ini memang berbuah manis. Prestasi tim berjuluk "Elang Borneo" kembali melejit. Masuk empat besar divisi dua pada musim 2005 dan promosi ke divisi satu, tim ini hanya dua musim di level kedua dan menembus divisi utama musim 2007, kasta tertinggi kala itu, dengan menempati peringkat ketiga klasemen akhir.
Hebatnya, sebagai tim promosi di divisi utama tidak membuat prestasi tim ini terhenti. Tampil konsisten sepanjang musim mengantarkan mereka menjuarai divisi utama dan mengantongi tiket promosi ke Superliga 2009/10, kompetisi profesional yang merupakan kasta tertinggi sepak bola nasional saat ini.
Sejarah klub
Kiprah kedua tim satu kota dengan beda pengelolaan (Persisam didanai Pemkot Samarinda sedangkan Pusam pihak swasta) di kancah sepak bola nasional terbilang lumayan. Terlebih Pusam saat berlaga di Galatama karena mendapat sokongan dana dari pengusaha lokal. Sayang sejak kompetisi semi-profesional ini dilebur dengan Perserikatan dan menjadi Liga Indonesia, tim ini pun mati suri.Sedangkan Persisam yang didanai APBD Kota Samarinda, masih bisa terus eksis. Hanya saja, prestasi tim ini sempat melempem hingga akhirnya terlempar ke divisi dua pada musim 2002/2003. Barulah pada dua musim berikutnya, tim ini kembali bangkit. Terlebih setelah melakukan penggabungan dengan Pusam dan menjadi Persisam Putra Samarinda.
Proses merger ini memang berbuah manis. Prestasi tim berjuluk "Elang Borneo" kembali melejit. Masuk empat besar divisi dua pada musim 2005 dan promosi ke divisi satu, tim ini hanya dua musim di level kedua dan menembus divisi utama musim 2007, kasta tertinggi kala itu, dengan menempati peringkat ketiga klasemen akhir.
Hebatnya, sebagai tim promosi di divisi utama tidak membuat prestasi tim ini terhenti. Tampil konsisten sepanjang musim mengantarkan mereka menjuarai divisi utama dan mengantongi tiket promosi ke Superliga 2009/10, kompetisi profesional yang merupakan kasta tertinggi sepak bola nasional saat ini.
Menjelang musim 2011/2012
Setelah adanya reformasi di tubuh PSSI pada pertengahan tahun 2011, Persisam pun turut mempersiapkan klubnya agar dapat mengikuti ajang liga profesional tingkat 1 di Indonesia, baik di luar maupun di dalam lapangan hijau. Untuk memperkuat squad-nya, klub ini telah resmi merekrut dua pemain Tim Nasional Indonesia, yaitu Christian Gonzales dan Eka Ramdani.Sejarah Persipura Jayapura
Persipura
(Persatuan Sepak bola Indonesia Jayapura) adalah klub sepakbola yang
berasal dan bermarkas di Jayapura, Papua. Persipura didirikan pada
tahun 1950, merupakan salah satu klub tua di Indonesia. Persipura
mempunyai julukan Mutiara Hitam. Sejak tahun 2000 prestasi Persipura di
kompetisi Indonesia semakin menanjak, Persipura menjadi tim yang
performanya konsisten dari musim ke musim. Mengandalkan banyak pemain
lokal dan pemain muda asal Papua.
Persipura menjadi salah satu tim yang paling banyak menjurai Liga Super (Liga Indonesia) bersama Persik Kediri dan Persebaya Surabaya. Persipura meraih gelar juara pertamanya pada musim 2005 dan 2008/2009. Dalam perjalannya sebelum kini menjadi tim kuat di level tertinggi kompetisi sepak bola nasional, prestasi Persipura awalnya sejak berdiri pada 1950 turun naik dan bahkan cenderung tidak tampak. Perspura bahkan sempat terdegradasi ke divisi 2 dan menjadi juara divisi 2 liga Indonesia pada tahun dua kali juara pada musim 1979 dan 1993.
Persipura bermarkas di Stadion Mandala Jayapura. Namun, karena hingga saat ini Stadion Mandala sedang mengalami renovasi besa-besaran, maka Persipura untuk sementara ini menggunakan Stadion Andi Mattalatta, Matoanging, Makassar sebagai stadion kandangnya.
Persipura menjadi salah satu tim yang paling banyak menjurai Liga Super (Liga Indonesia) bersama Persik Kediri dan Persebaya Surabaya. Persipura meraih gelar juara pertamanya pada musim 2005 dan 2008/2009. Dalam perjalannya sebelum kini menjadi tim kuat di level tertinggi kompetisi sepak bola nasional, prestasi Persipura awalnya sejak berdiri pada 1950 turun naik dan bahkan cenderung tidak tampak. Perspura bahkan sempat terdegradasi ke divisi 2 dan menjadi juara divisi 2 liga Indonesia pada tahun dua kali juara pada musim 1979 dan 1993.
Persipura bermarkas di Stadion Mandala Jayapura. Namun, karena hingga saat ini Stadion Mandala sedang mengalami renovasi besa-besaran, maka Persipura untuk sementara ini menggunakan Stadion Andi Mattalatta, Matoanging, Makassar sebagai stadion kandangnya.
Sejarah Arema
Arema Indonesia, dahulu bernama Arema Malang, adalah sebuah klub sepak bola yang bermarkas di Malang, Jawa Timur, Indonesia. Arema didirikan pada tanggal 11 Agustus 1987, Arema mempunyai julukan "Singo Edan" . Mereka bermain di Stadion Kanjuruhan dan Stadion Gajayana. Arema adalah tim sekota dari Persema Malang. Di musim 2010-11, di acara launching sempat menggunakan nama Arema FC, namun dua hari kemudian kembali lagi ke nama Arema Indonesia.
Sejak hadir di persepak bolaan nasional, Arema telah menjadi ikon dari warga Malang Raya (Kota Malang, Kabupaten Malang, Kota Batu) dan sekitarnya. Sebagai perwujudan dari simbol Arema, hampir di setiap sudut kota hingga gang-gang kecil terdapat patung dan gambar singa. Kelompok suporter mereka dipanggil Aremania dan Aremanita (untuk pendukung wanita)
Adalah Acub Zaenal mantan Gubernur Irian Jaya ke-3 dan mantan pengurus PSSI periode 80-an yang kali pertama punya andil menelurkan pemikiran membentuk klub Galatama di kota Malang setelah sebelumnya membangun klub Perkesa 78. Jasa “Sang Jenderal” tidak terlepas dari peran Ovan Tobing, humas Persema saat itu. “Saya masih ingat, waktu itu Pak Acub Zainal saya undang ke Stadion Gajayana ketika Persema lawan Perseden Denpasar,” ujar Ovan. Melihat penonon membludak, Acub yang kala itu menjadi Administratur Galatama lantas mencetuskan keinginan mendirikan klub galatama. “You bikin saja (klub) Galatama di Malang,” kata Ovan menirukan ucapan Acub.
Beberapa hari setelah itu, Ir Lucky Acub Zaenal –putra Mayjen TNI (purn) Acub Zaenal– mendatangi Ovan di rumahnya, Jl. Gajahmada 15. Ia diantar Dice Dirgantara yang sebelumnya sudah kenal dengan dirinya. “Waktu itu Lucky masih suka tinju dan otomotif,” katanya. Dari pembicaraan itu, Ovan menegaskan kalau dirinya tidak punya dana untuk membentuk klub galatama. “Saya hanya punya pemain,” ujarnya. Maka dipertemukanlah Lucky dengan Dirk “Derek” Sutrisno (Alm), pendiri klub Armada ‘86.
Berkat hubungan baik antara Dirk dengan wartawan olahraga di Malang, khususnya sepakbola, maka SIWO PWI Malang mengadakan seminar sehari untuk melihat "sudah saatnyakah Kota Malang memiliki klub Galatama?" Drs. Heruyogi sebagai Ketua SIWO dan Drs. Bambang Bes (Sekretaris SIWO) menggelar seminar itu di Balai Wartawan Jl. Raya Langsep Kota Malang. Temanya "Klub Galatama dan Kota Malang", dengan nara sumber al; Bp. Acub Zainal (Administratur Galatama), dari Pengda PSSI Jatim, Komda PSSI Kota Malang, Dr. Ubud Salim, MA. Acara itu dibuka Bp Walikota Tom Uripan (Alm). Hasil atau rekomendasi yang didapatkan dari seminar: Kota Malang dinilai sudah layak memiliki sebuah klub Galatana yang professional.
Harus diakui, awal berdirinya Arema tidak lepas dari peran besar Derek dengan Armada 86-nya. Nama Arema awalnya adalah Aremada-gabungan dari Armada dan Arema. Namun nama itu tidak bisa langgeng. Beberapa bulan kemudian diganti menjadi Arema`86. Sayang, upaya Derek untuk mempertahankan klub Galatama Arema`86 banyak mengalami hambatan, bahkan tim yang diharapkan mampu berkiprah di kancah Galatama VIII itu mulai terseok-seok karena dihimpit kesulitan dana.
Dari sinilah, Acub Zaenal dan Lucky lantas mengambil alih dan berusaha menyelamatkan Arema`86 supaya tetap survive. Setelah diambil alih, nama Arema`86 akhirnya diubah menjadi Arema dan ditetapkan pula berdirinya Arema Galatama pada 11 Agustus 1987 sesuai dengan akte notaris Pramu Haryono SH–almarhum–No 58. “Penetapan tanggal 11 Agustus 1987 itu, seperti air mengalir begitu saja, tidak berdasar penetapan (pilihan) secara khusus,” ujar Ovan mengisahkan.
Hanya saja, kata Ovan, dari pendirian bulan Agustus itulah kemudian simbol Singo (Singa) muncul. "Agustus itu kan Leo atau Singo (sesuai dengan horoscop),"imbuh Ovan. Dari sinilah kemudian, Lucky dan, Ovan mulai mengotak-atik segala persiapan untuk mewujudkan obsesi berdirinya klub Galatama kebanggaan Malang.
Adalah Acub Zaenal mantan Gubernur Irian Jaya ke-3 dan mantan pengurus PSSI periode 80-an yang kali pertama punya andil menelurkan pemikiran membentuk klub Galatama di kota Malang setelah sebelumnya membangun klub Perkesa 78. Jasa “Sang Jenderal” tidak terlepas dari peran Ovan Tobing, humas Persema saat itu. “Saya masih ingat, waktu itu Pak Acub Zainal saya undang ke Stadion Gajayana ketika Persema lawan Perseden Denpasar,” ujar Ovan. Melihat penonon membludak, Acub yang kala itu menjadi Administratur Galatama lantas mencetuskan keinginan mendirikan klub galatama. “You bikin saja (klub) Galatama di Malang,” kata Ovan menirukan ucapan Acub.
Beberapa hari setelah itu, Ir Lucky Acub Zaenal –putra Mayjen TNI (purn) Acub Zaenal– mendatangi Ovan di rumahnya, Jl. Gajahmada 15. Ia diantar Dice Dirgantara yang sebelumnya sudah kenal dengan dirinya. “Waktu itu Lucky masih suka tinju dan otomotif,” katanya. Dari pembicaraan itu, Ovan menegaskan kalau dirinya tidak punya dana untuk membentuk klub galatama. “Saya hanya punya pemain,” ujarnya. Maka dipertemukanlah Lucky dengan Dirk “Derek” Sutrisno (Alm), pendiri klub Armada ‘86.
Berkat hubungan baik antara Dirk dengan wartawan olahraga di Malang, khususnya sepakbola, maka SIWO PWI Malang mengadakan seminar sehari untuk melihat "sudah saatnyakah Kota Malang memiliki klub Galatama?" Drs. Heruyogi sebagai Ketua SIWO dan Drs. Bambang Bes (Sekretaris SIWO) menggelar seminar itu di Balai Wartawan Jl. Raya Langsep Kota Malang. Temanya "Klub Galatama dan Kota Malang", dengan nara sumber al; Bp. Acub Zainal (Administratur Galatama), dari Pengda PSSI Jatim, Komda PSSI Kota Malang, Dr. Ubud Salim, MA. Acara itu dibuka Bp Walikota Tom Uripan (Alm). Hasil atau rekomendasi yang didapatkan dari seminar: Kota Malang dinilai sudah layak memiliki sebuah klub Galatana yang professional.
Harus diakui, awal berdirinya Arema tidak lepas dari peran besar Derek dengan Armada 86-nya. Nama Arema awalnya adalah Aremada-gabungan dari Armada dan Arema. Namun nama itu tidak bisa langgeng. Beberapa bulan kemudian diganti menjadi Arema`86. Sayang, upaya Derek untuk mempertahankan klub Galatama Arema`86 banyak mengalami hambatan, bahkan tim yang diharapkan mampu berkiprah di kancah Galatama VIII itu mulai terseok-seok karena dihimpit kesulitan dana.
Dari sinilah, Acub Zaenal dan Lucky lantas mengambil alih dan berusaha menyelamatkan Arema`86 supaya tetap survive. Setelah diambil alih, nama Arema`86 akhirnya diubah menjadi Arema dan ditetapkan pula berdirinya Arema Galatama pada 11 Agustus 1987 sesuai dengan akte notaris Pramu Haryono SH–almarhum–No 58. “Penetapan tanggal 11 Agustus 1987 itu, seperti air mengalir begitu saja, tidak berdasar penetapan (pilihan) secara khusus,” ujar Ovan mengisahkan.
Hanya saja, kata Ovan, dari pendirian bulan Agustus itulah kemudian simbol Singo (Singa) muncul. "Agustus itu kan Leo atau Singo (sesuai dengan horoscop),"imbuh Ovan. Dari sinilah kemudian, Lucky dan, Ovan mulai mengotak-atik segala persiapan untuk mewujudkan obsesi berdirinya klub Galatama kebanggaan Malang.
Sejak hadir di persepak bolaan nasional, Arema telah menjadi ikon dari warga Malang Raya (Kota Malang, Kabupaten Malang, Kota Batu) dan sekitarnya. Sebagai perwujudan dari simbol Arema, hampir di setiap sudut kota hingga gang-gang kecil terdapat patung dan gambar singa. Kelompok suporter mereka dipanggil Aremania dan Aremanita (untuk pendukung wanita)
Nama Arema pada masa Kerajaan
Nama Arema adalah legenda Malang. Adalah Kidung Harsawijaya yang pertama kali mencatat nama tersebut, yaitu kisah tentang Patih Kebo Arema di kala Singosari diperintah Raja Kertanegara. Prestasi Kebo Arema gilang gemilang. Ia mematahkan pemberontakan Kelana Bhayangkara seperti ditulis dalam Kidung Panji Wijayakrama hingga seluruh pemberontak hancur seperti daun dimakan ulat. Demikian pula pemberontakan Cayaraja seperti ditulis kitab Negarakretagama. Kebo Arema pula yang menjadi penyangga politik ekspansif Kertanegara. Bersama Mahisa Anengah, Kebo Arema menaklukkan Kerajaan Pamalayu yang berpusat di Jambi. Kemudian bisa menguasai Selat Malaka. Sejarah heroik Kebo Arema memang tenggelam. Buku-buku sejarah hanya mencatat Kertanegara sebagai raja terbesar Singosari, yang pusat pemerintahannya dekat Kota Malang.Nama Arema di dekade '80-an
Sampai akhirnya pada dekade 1980-an muncul kembali nama Arema. Tidak tahu persis, apakah nama itu menapak tilas dari kebesaran Kebo Arema. Yang pasti, Arema merupakan penunjuk sebuah komunitas asal Malang. Arema adalah akronim dari Arek Malang. Arema kemudian menjelma menjadi semacam "subkultur" dengan identitas, simbol dan karakter bagi masyarakat Malang. Diyakini, Arek Malang membangun reputasi dan eksistensinya di antaranya melalui musik rock dan olahraga. Selain tinju, sepak bola adalah olahraga yang menjadi jalan bagi arek malang menunjukkan reputasinya. Sehingga kelahiran tim sepak bola Arema adalah sebuah keniscayaan.Awal mula berdirinya PS Arema
(Arema Football Club/Persatuan Sepak Bola Arema nama resminya) lahir pada tanggal 11 Agustus 1987, dengan semangat mengembangkan persepak bolaan di Malang. Pada masa itu, tim asal Malang lainnya Persema Malang bagai sebuah magnet bagi arek Malang. Stadion Gajayana –home base klub pemerintah itu– selalu disesaki penonton. Dimana posisi Arema waktu itu? Yang pasti, klub itu belum mengejawantah sebagai sebuah komunitas sepak bola. Ia masih jadi sebuah “utopia”.Adalah Acub Zaenal mantan Gubernur Irian Jaya ke-3 dan mantan pengurus PSSI periode 80-an yang kali pertama punya andil menelurkan pemikiran membentuk klub Galatama di kota Malang setelah sebelumnya membangun klub Perkesa 78. Jasa “Sang Jenderal” tidak terlepas dari peran Ovan Tobing, humas Persema saat itu. “Saya masih ingat, waktu itu Pak Acub Zainal saya undang ke Stadion Gajayana ketika Persema lawan Perseden Denpasar,” ujar Ovan. Melihat penonon membludak, Acub yang kala itu menjadi Administratur Galatama lantas mencetuskan keinginan mendirikan klub galatama. “You bikin saja (klub) Galatama di Malang,” kata Ovan menirukan ucapan Acub.
Beberapa hari setelah itu, Ir Lucky Acub Zaenal –putra Mayjen TNI (purn) Acub Zaenal– mendatangi Ovan di rumahnya, Jl. Gajahmada 15. Ia diantar Dice Dirgantara yang sebelumnya sudah kenal dengan dirinya. “Waktu itu Lucky masih suka tinju dan otomotif,” katanya. Dari pembicaraan itu, Ovan menegaskan kalau dirinya tidak punya dana untuk membentuk klub galatama. “Saya hanya punya pemain,” ujarnya. Maka dipertemukanlah Lucky dengan Dirk “Derek” Sutrisno (Alm), pendiri klub Armada ‘86.
Berkat hubungan baik antara Dirk dengan wartawan olahraga di Malang, khususnya sepakbola, maka SIWO PWI Malang mengadakan seminar sehari untuk melihat "sudah saatnyakah Kota Malang memiliki klub Galatama?" Drs. Heruyogi sebagai Ketua SIWO dan Drs. Bambang Bes (Sekretaris SIWO) menggelar seminar itu di Balai Wartawan Jl. Raya Langsep Kota Malang. Temanya "Klub Galatama dan Kota Malang", dengan nara sumber al; Bp. Acub Zainal (Administratur Galatama), dari Pengda PSSI Jatim, Komda PSSI Kota Malang, Dr. Ubud Salim, MA. Acara itu dibuka Bp Walikota Tom Uripan (Alm). Hasil atau rekomendasi yang didapatkan dari seminar: Kota Malang dinilai sudah layak memiliki sebuah klub Galatana yang professional.
Harus diakui, awal berdirinya Arema tidak lepas dari peran besar Derek dengan Armada 86-nya. Nama Arema awalnya adalah Aremada-gabungan dari Armada dan Arema. Namun nama itu tidak bisa langgeng. Beberapa bulan kemudian diganti menjadi Arema`86. Sayang, upaya Derek untuk mempertahankan klub Galatama Arema`86 banyak mengalami hambatan, bahkan tim yang diharapkan mampu berkiprah di kancah Galatama VIII itu mulai terseok-seok karena dihimpit kesulitan dana.
Dari sinilah, Acub Zaenal dan Lucky lantas mengambil alih dan berusaha menyelamatkan Arema`86 supaya tetap survive. Setelah diambil alih, nama Arema`86 akhirnya diubah menjadi Arema dan ditetapkan pula berdirinya Arema Galatama pada 11 Agustus 1987 sesuai dengan akte notaris Pramu Haryono SH–almarhum–No 58. “Penetapan tanggal 11 Agustus 1987 itu, seperti air mengalir begitu saja, tidak berdasar penetapan (pilihan) secara khusus,” ujar Ovan mengisahkan.
Hanya saja, kata Ovan, dari pendirian bulan Agustus itulah kemudian simbol Singo (Singa) muncul. "Agustus itu kan Leo atau Singo (sesuai dengan horoscop),"imbuh Ovan. Dari sinilah kemudian, Lucky dan, Ovan mulai mengotak-atik segala persiapan untuk mewujudkan obsesi berdirinya klub Galatama kebanggaan Malang.
Awal mula berdirinya PS Arema
(Arema Football Club/Persatuan Sepak Bola Arema nama resminya) lahir pada tanggal 11 Agustus 1987, dengan semangat mengembangkan persepak bolaan di Malang. Pada masa itu, tim asal Malang lainnya Persema Malang bagai sebuah magnet bagi arek Malang. Stadion Gajayana –home base klub pemerintah itu– selalu disesaki penonton. Dimana posisi Arema waktu itu? Yang pasti, klub itu belum mengejawantah sebagai sebuah komunitas sepak bola. Ia masih jadi sebuah “utopia”.Adalah Acub Zaenal mantan Gubernur Irian Jaya ke-3 dan mantan pengurus PSSI periode 80-an yang kali pertama punya andil menelurkan pemikiran membentuk klub Galatama di kota Malang setelah sebelumnya membangun klub Perkesa 78. Jasa “Sang Jenderal” tidak terlepas dari peran Ovan Tobing, humas Persema saat itu. “Saya masih ingat, waktu itu Pak Acub Zainal saya undang ke Stadion Gajayana ketika Persema lawan Perseden Denpasar,” ujar Ovan. Melihat penonon membludak, Acub yang kala itu menjadi Administratur Galatama lantas mencetuskan keinginan mendirikan klub galatama. “You bikin saja (klub) Galatama di Malang,” kata Ovan menirukan ucapan Acub.
Beberapa hari setelah itu, Ir Lucky Acub Zaenal –putra Mayjen TNI (purn) Acub Zaenal– mendatangi Ovan di rumahnya, Jl. Gajahmada 15. Ia diantar Dice Dirgantara yang sebelumnya sudah kenal dengan dirinya. “Waktu itu Lucky masih suka tinju dan otomotif,” katanya. Dari pembicaraan itu, Ovan menegaskan kalau dirinya tidak punya dana untuk membentuk klub galatama. “Saya hanya punya pemain,” ujarnya. Maka dipertemukanlah Lucky dengan Dirk “Derek” Sutrisno (Alm), pendiri klub Armada ‘86.
Berkat hubungan baik antara Dirk dengan wartawan olahraga di Malang, khususnya sepakbola, maka SIWO PWI Malang mengadakan seminar sehari untuk melihat "sudah saatnyakah Kota Malang memiliki klub Galatama?" Drs. Heruyogi sebagai Ketua SIWO dan Drs. Bambang Bes (Sekretaris SIWO) menggelar seminar itu di Balai Wartawan Jl. Raya Langsep Kota Malang. Temanya "Klub Galatama dan Kota Malang", dengan nara sumber al; Bp. Acub Zainal (Administratur Galatama), dari Pengda PSSI Jatim, Komda PSSI Kota Malang, Dr. Ubud Salim, MA. Acara itu dibuka Bp Walikota Tom Uripan (Alm). Hasil atau rekomendasi yang didapatkan dari seminar: Kota Malang dinilai sudah layak memiliki sebuah klub Galatana yang professional.
Harus diakui, awal berdirinya Arema tidak lepas dari peran besar Derek dengan Armada 86-nya. Nama Arema awalnya adalah Aremada-gabungan dari Armada dan Arema. Namun nama itu tidak bisa langgeng. Beberapa bulan kemudian diganti menjadi Arema`86. Sayang, upaya Derek untuk mempertahankan klub Galatama Arema`86 banyak mengalami hambatan, bahkan tim yang diharapkan mampu berkiprah di kancah Galatama VIII itu mulai terseok-seok karena dihimpit kesulitan dana.
Dari sinilah, Acub Zaenal dan Lucky lantas mengambil alih dan berusaha menyelamatkan Arema`86 supaya tetap survive. Setelah diambil alih, nama Arema`86 akhirnya diubah menjadi Arema dan ditetapkan pula berdirinya Arema Galatama pada 11 Agustus 1987 sesuai dengan akte notaris Pramu Haryono SH–almarhum–No 58. “Penetapan tanggal 11 Agustus 1987 itu, seperti air mengalir begitu saja, tidak berdasar penetapan (pilihan) secara khusus,” ujar Ovan mengisahkan.
Hanya saja, kata Ovan, dari pendirian bulan Agustus itulah kemudian simbol Singo (Singa) muncul. "Agustus itu kan Leo atau Singo (sesuai dengan horoscop),"imbuh Ovan. Dari sinilah kemudian, Lucky dan, Ovan mulai mengotak-atik segala persiapan untuk mewujudkan obsesi berdirinya klub Galatama kebanggaan Malang.
Perjalanan Arema di Ligina
Sejak mengikuti Liga Indonesia, Arema F.C. tercatat sudah 7 kali masuk putaran kedua. Sekali ke babak 12 besar (1996/97) dan enam kali masuk 8 besar( 1999/00, 2001, 2002, 2005, 2006,& 2007). Walaupun berprestasi lumayan, tapi Arema tidak pernah lepas dari masalah dana. Hampir setiap musim kompetisi masalah dana ini selalu menghantui sehingga tak heran hampir setiap musim manajemen klub selalu berganti. Pada tahun 2003, Arema mengalami kesulitan keuangan parah yang berpengaruh pada prestasi tim. Hal tersebut yang kemudian membuat Arema FC diakuisisi kepemilikannya oleh PT Bentoel Internasional Tbk pada pertengahan musim kompetisi 2003 meskipun pada akhirnya Arema terdegradasi ke Divisi I. Sejak kepemilikan Arema dipegang oleh PT Bentoel Internasional Tbk, prestasi Arema semakin meningkat; 2004 juara Divisi I, 2005, dan 2006 juara Copa Indonesia, 2007 juara Piala Soeratin LRN U-18. Pada tahun 2006 dan 2007 Arema dan Benny Dollo mendapatkan penghargaan dari Tabloid Bola sebagai tim terbaik dan Pelatih terbaik.Perjalanan Arema di ISL
Sejarah Persib Bandung
Sebelum
bernama Persib, di Kota Bandung berdiri Bandoeng Indische Voetbal Bond
(BIVB) pada sekitar tahun 1923. BIVB ini merupakan salah satu
organisasi perjuangan kaum nasionalis pada masa itu. Tercatat sebagai
Ketua Umum BIVB adalah Mr. Syamsudin yang kemudian diteruskan oleh
putra pejuang wanita Dewi Sartika, yakni R. Atot.
Atot
ini pulalah yang tercatat sebagai Komisaris daerah Jawa Barat yang
pertama. BIVB memanfaatkan lapangan Tegallega didepan tribun pacuan
kuda. Tim BIVB ini beberapa kali mengadakan pertandingan diluar kota
seperti Yogyakarta dan Jatinegara Jakarta.
Pada
tanggal 19 April 1930, BIVB bersama dengan VIJ Jakarta, SIVB
(Persebaya), MIVB (sekarang PPSM Magelang), MVB (PSM Madiun), VVB
(Persis Solo), PSM (PSIM Yogyakarta) turut membidani kelahiran PSSI
dalam pertemuan yang diadakan di Societeit Hadiprojo Yogyakarta. BIVB
dalam pertemuan tersebut diwakili oleh Mr. Syamsuddin. Setahun kemudian
kompetisi tahunan antar kota/perserikatan diselenggarakan. BIVB
berhasil masuk final kompetisi perserikatan pada tahun 1933 meski kalah
dari VIJ Jakarta.
BIVB kemudian
menghilang dan muncul dua perkumpulan lain yang juga diwarnai
nasionalisme Indonesia yakni Persatuan Sepakbola Indonesia Bandung
(PSIB) dan National Voetbal Bond (NVB). Pada tanggal 14 Maret 1933,
kedua perkumpulan itu sepakat melakukan fusi dan lahirlah perkumpulan
yang bernama Persib yang kemudian memilih Anwar St. Pamoentjak sebagai
Ketua Umum. Klub-klub yang bergabung kedalam Persib adalah SIAP,
Soenda, Singgalang, Diana, Matahari, OVU, RAN, HBOM, JOP, MALTA, dan
Merapi.
Persib kembali masuk
final kompetisi perserikatan pada tahun 1934, dan kembali kalah dari
VIJ Jakarta. Dua tahun kemudian Persib kembali masuk final dan
menderita kekalahan dari Persis Solo. Baru pada tahun 1937, Persib
berhasil menjadi juara kompetisi setelah di final membalas kekalahan
atas Persis.
Di Bandung pada masa
itu juga sudah berdiri perkumpulan sepak bola yang dimotori oleh
orang- orang Belanda yakni Voetbal Bond Bandung & Omstreken (VBBO).
Perkumpulan ini kerap memandang rendah Persib. Seolah- olah Persib
merupakan perkumpulan “ kelas dua “. VBBO sering mengejek Persib.
Maklumlah pertandingan- pertandingan yang dilangsungkan oleh Persib
dilakukan di pinggiran Bandung—ketika itu—seperti Tegallega dan
Ciroyom. Masyarakat pun ketika itu lebih suka menyaksikan pertandingan
yang digelar VBBO. Lokasi pertandingan memang didalam Kota Bandung dan
tentu dianggap lebih bergengsi, yaitu dua lapangan dipusat kota, UNI
dan SIDOLIG.
Persib memenangkan “
perang dingin “ dan menjadi perkumpulan sepakbola satu- satunya bagi
masyarakat Bandung dan sekitarnya. Klub-klub yang tadinya bernaung
dibawah VBBO seperti UNU dan SIDOLIG pun bergabung dengan Persib.
Bahkan VBBO kemudian menyerahkan pula lapangan yang biasa mereka
pergunakan untuk bertanding yakni Lapangan UNI, Lapangan SIDOLIG (kini
Stadion Persib), dan Lapangan SPARTA (kini Stadion Siliwangi). Situasi
ini tentu saja mengukuhkan eksistensi Persib di Bandung.
Ketika
Indonesia jatuh ke tangan Jepang. Kegiatan persepakbolaan yang
dinaungi organisasi lam dihentikan dan organisasinya dibredel. Hal ini
tidak hanya terjadi di Bandung melainkan juga diseluruh tanah air.
Dengan sendirinya Persib mengalami masa vakum. Apalagi Pemerintah
Kolonial Jepang pun mendirikan perkumpulan baru yang menaungi kegiatan
olahraga ketika itu yakni Rengo Tai Iku Kai.
Tapi
sebagai organisasi bernapaskan perjuangan, Persib tidak takluk begitu
saja pada keinginan Jepang. Memang nama Persib secara resmi berganti
dengan nama yang berbahasa Jepang tadi. Tapi semangat juang, tujuan dan
misi Persib sebagai sarana perjuangan tidak berubah sedikitpun.
Pada
masa Revolusi Fisik, setelah Indonesia merdeka, Persib kembali
menunjukkan eksistensinya. Situasi dan kondisi saat itu memaksa Persib
untuk tidak hanya eksis di Bandung. Melainkan tersebar diberbagai kota,
sehingga ada Persib di Tasikmalaya, Persib di Sumedang, dan Persib di
Yogyakarta. Pada masa itu prajurit- prajurit Siliwangi hijrah ke
ibukota perjuangan Yogyakarta.
Baru
tahun 1948 Persib kembali berdiri di Bandung, kota kelahiran yang
kemudian membesarkannya. Rongrongan Belanda kembali datang, VBBO
diupayakan hidup lagi oleh Belanda (NICA) meski dengan nama yang
berbahasa Indonesia Persib sebagai bagian dari kekuatan perjuangan
nasional tentu saja dengan sekuat tenaga berusaha menggagalkan upaya
tersebut. Pada masa pendudukan NICA tersebut, Persib didirikan kembali
atas usaha antara lain, dokter Musa, Munadi, H. Alexa, Rd. Sugeng
dengan Ketua Munadi
Sejarah Sepak Bola Indonesia
Tahun 1938 bangsa indonesia mengukir sejarah yaitu mengikuti piala
dunia 1938. bukan Jepang, Korea Selatan, Arab Saudi, atau negara-negara
besar lain di Asia yang pertama ikut Piala Dunia, tetapi Indonesia
(yang pada tahun itu masih bernama Hindia Belanda). Walaupun langsung
kandas di babak pertama, tapi pencapaian tersebut patut kita apresiasi
dan dijadikan pemicu semangat untuk kembali tampil di piala dunia pada
tahun-tahun mendatang. Yang mengejutkan bangsa indonesia masih
menggunakan nama Hindia Belanda yaitu memaksa Uni Soviet raksasa sepak
bola waktu itu ditahan IMBANG dengan skor 0-0 di moskow.
Stadion Siliwangi
Stadion Siliwangi
www.bolaindo.com
Kota : Bandung, Jawa Barat
Dibangun : Tahun 1954 (Diresmikan 24 Maret 1956)
Kandang : -
Kapasitas : 25.000 penonton
Tipe Stadion : Stadion Sepakbola Lama.
Kategori : C+
Event Besar - PON V 1961 Jawa Barat
Sejarah Singkat
Stadion Siliwangi yang berada di Jln. Lombok Bandung,
saat berdirinya memang lebih diperuntukkan bagi pembinaan jasmani
anggota Kodam III/Siliwangi. Hal tersebut karena memang Stadion
Siliwangi adalah milik Kodam III/Siliwangi, bukan milik Pemprov Jabar
atau Pemkot Bandung. Seiring belum dimilikinya stadion yang lebih
representatif di Kota Bandung untuk menggelar kegiatan olahraga yang
besar, stadion dengan kapasitas sekitar 25.000 penonton tersebut seolah
identik dengan kandang Persib Bandung. Bahkan ada pemeo yang mengatakan,
“Jangan pernah merasa menjadi bobotoh bila belum pernah menonton secara langsung ‘Sang Maung’ di Stadion Siliwangi”.
Namun sekarang karena stadion ini dirasa tidak dapat menampung jumlah
Bobotoh Bandung untuk menyaksikan pertandingan Persib Bandung akhirnya
Persib sementara harus hijrah ke Stadion Si Jalak Harupat yang memiliki
kapasitas yang lebih besar menunggu selesainya pembangunan Stadion
Gedebage yang akan menjadi kandang masa depan Persib Bandung.
Mungkin
banyak yang belum tahu bila stadion kebanggaan warga Kota Bandung ini
dibangun untuk memperingati peristiwa Bandung Lautan Api (BLA) pada 24
Maret 1946. Atau bahkan mungkin ada yang belum mengetahui bila Stadion
Siliwangi sebenarnya dibangun untuk didedikasikan kepada 200.000 warga
Kota Bandung yang telah merelakan segala hartanya yang habis terbakar
dalam peristiwa BLA. Tepatnya setelah 8 tahun peristiwa itu, atas
prakarsa Panglima Tentara dan Teritorium III, Kolonel Inf A.E.
Kawilarang (Pangdam Siliwangi pertama) dimulailah pembangunan stadion
untuk kegiatan olahraga warga Kota Bandung dan untuk latihan para
tentara Siliwangi.
Dibangun
di atas tanah milik Kodam, biaya pembangunan terkumpul dari potongan
gaji para tentara dan pegawai Kodam selama 2 tahun. Sejumlah sen yang
ada di belakang gaji para tentara dan pegawai itulah yang dipotong. Dan
karena kondisi tanah di Kota Bandung yang liat maka setiap hari dua
kompi angkatan darat pun terpaksa harus mengambil tanah dari Lembang
untuk beberapa minggu.
Dengan
segala kerja keras dan semangat Siliwangi, akhirnya hanya dalam jangka 2
tahun stadion itu dapat diselesaikan. Tapi saat itu hanya ada tribun
utama dan terbuat dari kayu.
Tepat
pada 24 Maret 1956 stadion diresmikan oleh Panglima Kawilarang. Sebagai
hiburan, diadakan pertandingan persahabatan antara Persib Bandung
melawan Persija Jakarta. Pada 1961, stadion ini pun menjadi tempat
diselenggarakannya Pekan Olahraga Nasional (PON) V yang dibuka oleh
Presiden Soekarno.(sejarah singkat, sumber: google.com).
Kondisi Sekarang
Tribun : C+
Tempat duduk : C+
Fasilitas : C+
Rumput : C+
Drainase : C
Penerangan : B
Papan Skor : B
Kondisi : C+
Galeri Photo :
Stadion Si Jalak Harupat
Stadion Si Jalak Harupat
Kabupaten : Bandung, Jawa Barat
Dibangun : Januari 2003
Kandang : Persikab Kab.Bandung (Divisi Utama), Persib Bandung (Super Liga).
Kapasitas : 40.000 Penonton
Tipe Stadion : Stadion Sepakbola Lama.
Kategori : B+
Big Match : - Pertandingan persahabatan internasional (Persib vs KLFA 5-0)
- Final Liga Indonesia XIV 2007/2008 (Sriwijaya FC vs PSMS 1-1 ET 3-1)
Sejarah Singkat
Stadion Si Jalak Harupat adalah suatu stadion olahraga yang berlokasi di desa Kopo
dan Cibodas, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung. Nama Si Jalak
Harupat diambil dari julukan salah seorang pahlawan dari Bandung yaitu
Otto Iskandardinata.
Kini
stadion tersebut menjadi milik dari Pemerintah Kabupaten Bandung.
Persikab, yang merupakan wakil Kabupaten Bandung di Liga Indonesia
menjadikan stadion tersebut sebagai kandangnya, walau kadang-kadang Persib atau tim-tim lainnya juga turut menggunakannya.
Stadion
ini dibangun mulai Januari 2003 pada saat Kabupaten Bandung dipimpin
oleh bupati Obar Sobarna dengan biaya 67,5 miliar rupiah dari APBD
Kabupaten Bandung. Selanjutnya diresmikan pada hari jadi Kabupaten
Bandung ke 364, tanggal 26 April 2005 oleh Agum Gumelar yang menjabat
sebagai Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia Pusat.(sejarah singkat, sumber: google.com).
Kondisi Sekarang
Tribun : A
Tempat duduk : B
Fasilitas : B+
Rumput : B
Drainase : C
Penerangan : B+
Papan Skor : B
Kondisi : B+
Kelompok
suporter yang biasanya memadati stadion ini adalah Bobotoh Viking
yang merupakan pendukung setia kesebelasan Persib Bandung. Viking
merupakan salah satu kelompok suporter terbesar yang ada di Indonesia.
Galeri Photo :
Stadion Bumi Sriwijaya
Stadion Bumi Sriwijaya
www.worldstadiums.com
Kota : Palembang, Sumatera Selatan
Dibangun : -
Kandang : -
Kapasitas : 15.000 Penonton.
Tipe Stadion : Stadion Madya (Olympic)
Kategori : B
Sejarah Singkat
Stadion
Madya Bumi Sriwijaya merupakan stadion yang memiliki lintasan lari
untuk cabang atletik. stadion yang terletak di kota Palembang ini
merupakan stadion yang di pakai pada saat PON Sumsel 2004 untuk cabang
atletik. Yang mana stadion ini memiliki kapasitas 15.000 penonton.
Kondisi Sekarang
Tribun : B
Tempat duduk : B
Fasilitas : B
Rumput : C+
Drainase : C+
Penerangan : C+
Papan Skor : -
Kondisi : B
Galeri Photo :
google.com
Stadion Gelora Bung Karno
Stadion Gelora Bung Karno
Kota : Jakarta Pusat, DKI Jakarta Raya
Dibangun : 8 Februari 1960 (Renovasi 2007)
Kandang : Tim Nasional Indonesia, Persija Jakarta (Liga Super)
Kapasitas : 88.083 tempat duduk.
Tipe Stadion : Stadion Sepakbola Lama.
Kategori : A
Event besar - Asian Games IV Jakarta 1962
- Sea games (beberapa kali)
- PON (VI 1965, VIII 73, IX 77, X 81, XI 85, XII 89, XIII 93, XIV 96)
- LG Cup 2002 (turnament sepakbola antar klub Asia Tenggara)
- Piala Asia 2007
Big Match - Final Liga Indonesia I 1994/1995 (Persib vs Petrokimia 1-0)
- Final Liga Indonesia II 1995/1996 (Mantrans Bandung Raya vs PSM 2-0)
- Final Liga Indonesia III 1996/1997 (Persebaya vs Bandung Raya 3-1)
- Final Liga Indonesia VI 1999/2000 (PSM vs Bontang PKT 3-2)
- Final Liga Indonesia VII 2001 (Persija vs PSM 3-2)
- Final Piala Tiger 2001 (Indonesia vs Thailand 2-2, Thailand menang pinalti)
- Final Liga Indonesia VIII 2002 (Petrokimia vs Persita 1-1 ET 2-1)
- Final LG Cup 2002 ( East Bengal India vs Detero Sasana Thailand 1-0)
- Kandang Indonesia Final Piala AFF 2004 (Indonesia vs Singapura 1-3)
- Final Liga Indonesia XI 2005 (Persipura vs Persija 2-2 ET 3-2)
- Final Copa Indonesia 2005 (Arema vs Persija 4-3)
- Final Piala Asia 2007 (Irak vs Arab Saudi 1-0)
- Final Copa Indonesia 2007/2008 ( Sriwijaya FC vs Persipura 1-1 ET 1-1,Pen 3-0)
Sejarah Singkat :
Gelanggang Olahraga (Gelora) Bung Karno
adalah sebuah kompleks olahraga serbaguna di Senayan, Jakarta,
Indonesia. Kompleks olahraga ini dinamai untuk menghormati Soekarno,
Presiden pertama Indonesia, yang juga merupakan tokoh yang mencetuskan
gagasan pembangunan kompleks olahraga ini. Dalam rangka
de-Soekarnoisasi, pada masa Orde Baru, nama kompleks olahraga ini diubah
menjadi Istora Senayan. Setelah bergulirnya gelombang reformasi
pada 1998, nama kompleks olahraga ini dikembalikan kepada namanya semula
melalui Surat Keputusan Presiden No. 7/2001.[1]. Dengan kapasitas
sekitar 100.000 orang, stadion yang mulai dibangun pada pertengahan
tahun 1958
dan penyelesaian fase pertama-nya pada kuartal ketiga 1962 ini
merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Menjelang Piala Asia 2007,
dilakukan renovasi pada stadion yang mengurangi kapasitas stadion
menjadi 88.083 penonton.
Pembangunannya
didanai dengan kredit lunak dari Uni Soviet sebesar 12,5 juta dollar AS
yang kepastiannya diperoleh pada 23 Desember 1958.(sejarah singkat, sumber: google.com).
Kondisi Sekarang
Tribun : A
Tempat duduk : B+
Fasilitas : A
Rumput : A
Drainase : A
Penerangan : A
Papan Skor : A
Kondisi : A
Kelompok
suporter yang biasanya memadati stadion ini adalah The Jak Mania yang
merupakan pendukung setia kesebelasan Persija Jakarta. The Jak Mania
merupakan salah satu kelompok suporter terbesar yang ada di Indonesia.
Galeri Photo :
Yongki Ari Wibowo
Yongki Ari Wibowo adalah striker masa depan Indonesia.
Ini dia: Yongki Ariwibowo.
Kelebihan Yongki: pandai menempatkan posisi di depan gawang lawan. Dia juga punya lari dan gerak kaki yang cepat. Dengan tinggi 175cm dan berat 63kg, fisiknya termasuk ideal untuk ukuran pesepakbola Indonesia dan ASEAN.
Ini dia: Yongki Ariwibowo.
Kelebihan Yongki: pandai menempatkan posisi di depan gawang lawan. Dia juga punya lari dan gerak kaki yang cepat. Dengan tinggi 175cm dan berat 63kg, fisiknya termasuk ideal untuk ukuran pesepakbola Indonesia dan ASEAN.
Kurnia Meiga
Ini dia KURNIA MEIGA, kiper masa depan Indonesia.
Kurnia Meiga telah menjadi kiper utama Arema Indonesia. Selain ikut menjadi juara Liga Super Indonesia 2009/2010, dia juga tercatat sebagai pemain terbaik.
Kurnia meiga punya fisik jangkung, sangat pas sebagai kiper: memudahkannya mengamankan bola-bola atas dan menjangkau kemanapun arah sepakan striker lawan. Refleknya tidak kalah dengan Markus Horison, jam terbang akan membuatnya menjadi salah satu kiper terbaik yang pernah dimiliki oleh timnas Indonesia.
Profil Singkat
Nama Lengkap : Kurnia Meiga Hermansyah
Tanggal Lahir : 05-04-1990
Kakak: Achmad Kurniawan (Kiper Semen Padang)
Posisi : Kiper
Tinggi Badan : 184 cm
Kurnia Meiga telah menjadi kiper utama Arema Indonesia. Selain ikut menjadi juara Liga Super Indonesia 2009/2010, dia juga tercatat sebagai pemain terbaik.
Kurnia meiga punya fisik jangkung, sangat pas sebagai kiper: memudahkannya mengamankan bola-bola atas dan menjangkau kemanapun arah sepakan striker lawan. Refleknya tidak kalah dengan Markus Horison, jam terbang akan membuatnya menjadi salah satu kiper terbaik yang pernah dimiliki oleh timnas Indonesia.
Profil Singkat
Nama Lengkap : Kurnia Meiga Hermansyah
Tanggal Lahir : 05-04-1990
Kakak: Achmad Kurniawan (Kiper Semen Padang)
Posisi : Kiper
Tinggi Badan : 184 cm
Ramdhani Lestaluhu
Ramdhani Lestaluhu itu kecil-kecil cabe rawit. Biar kecil, nyali dan skillnya luar biasa.
Sebagai gelandang, Ramdhani bertipe pekerja keras dan lihai dalam dribel. Tendangannya terarah, tajam dalam menyerang, namun juga kokoh bertahan. Kecil tapi komplit!
Profil Singkat Ramdhani Lestaluhu
Nama Lengkap: Rizki Ramdani Lestaluhu
Tanggal Lahir: 5 Nov 1990
Tempat Lahir: Tulehu
Tinggi Badan: 167 cm.
Nomor Punggung Favorit: 7
Panggilan: Dani
Hobi: Main Gim
Makanan favorit: Soto
Pemain favorit: Pablo Aimar
Perjalanan Karir Ramdhani Lestaluhu
Saat ini menjadi idola baru Macan Kemayoran Persija Jakarta, Ramdhani juga pernah mencicipi kostum timnas Indonesia U-17 dan U-19.
Sebagai gelandang, Ramdhani bertipe pekerja keras dan lihai dalam dribel. Tendangannya terarah, tajam dalam menyerang, namun juga kokoh bertahan. Kecil tapi komplit!
Profil Singkat Ramdhani Lestaluhu
Nama Lengkap: Rizki Ramdani Lestaluhu
Tanggal Lahir: 5 Nov 1990
Tempat Lahir: Tulehu
Tinggi Badan: 167 cm.
Nomor Punggung Favorit: 7
Panggilan: Dani
Hobi: Main Gim
Makanan favorit: Soto
Pemain favorit: Pablo Aimar
Perjalanan Karir Ramdhani Lestaluhu
Saat ini menjadi idola baru Macan Kemayoran Persija Jakarta, Ramdhani juga pernah mencicipi kostum timnas Indonesia U-17 dan U-19.
tentang Titus Bonai
Titus Bonai alias 'Tibo' adalah striker muda berbakat yang
bermain di klub Persipura Jayapura. Pengagum Barcelona dan Boaz ini
sekarang mulai menjadi pemain andalan Indonesia.
Tibo sangat menyukai peran sebagai penyerang lubang, sesuai dengan skill dan daya jelajah tinggi yang dimilikinya.
Profil Titus Bonai
Nama lengkap: Titus Jhon Londouw Bonai
Tempat/tanggal lahir: Jayapura/4 Mar 1989
Tinggi/berat: 168 cm/65 Kg.
Posisi: Striker
Perjalanan Karir Titus Bonai
Djarum ISL 2010 - Persipura
Playoff ISL 2009 - Persiram
Piala Indonesia 2010 - Persiram
Liga Joss Indonesia 2009 - Persiram
U-21 ISL 2008 - Persipura U-21
Djarum ISL 2008 - Bontang FC
2008-2009 - PKT Bontang
2008 - Persipura U-21
Persipura U-23
Titus Bonai saat ini bermain untuk Persipura Jayapura. Dia pernah menjadi top skor Divisi Utama ketika bermain di Persiram Raja Ampat. Setelah membela Persiram di berbagai kompetisi, ia ditarik kembali ke Persipura.
"Saya tidak pernah merasa tinggi hati disamakan dengan Boaz," kata Tibo.
Tibo sangat menyukai peran sebagai penyerang lubang, sesuai dengan skill dan daya jelajah tinggi yang dimilikinya.
Profil Titus Bonai
Nama lengkap: Titus Jhon Londouw Bonai
Tempat/tanggal lahir: Jayapura/4 Mar 1989
Tinggi/berat: 168 cm/65 Kg.
Posisi: Striker
Perjalanan Karir Titus Bonai
Djarum ISL 2010 - Persipura
Playoff ISL 2009 - Persiram
Piala Indonesia 2010 - Persiram
Liga Joss Indonesia 2009 - Persiram
U-21 ISL 2008 - Persipura U-21
Djarum ISL 2008 - Bontang FC
2008-2009 - PKT Bontang
2008 - Persipura U-21
Persipura U-23
Titus Bonai saat ini bermain untuk Persipura Jayapura. Dia pernah menjadi top skor Divisi Utama ketika bermain di Persiram Raja Ampat. Setelah membela Persiram di berbagai kompetisi, ia ditarik kembali ke Persipura.
Tentang Egi Melgiansyah
Egi Melgiansyah adalah gelandang muda Indonesia yang bermain di
klub Pelita Jaya sejak junior. Bakatnya diakui hingga selalu masuk dalam
hampir semua jenjang timnas Indonesia: U-14, U-15, U-19, dan U-23.
Profil Egi Melgiansyah
Nama Lengkap: Egi Melgiansyah
Tanggal Lahir: 4 Sep 1990
Tempat Lahir: Bogor
Tinggi Badan: 167 cm
Berat Badan: 63 Kg
Posisi: Gelandang
Posturnya yang tidak terlalu ideal, tidak membuat Egi kehilangan potensi. Karakter lugas dan taktis membuatnya bakal menjadi salah satu gelandang andalan timnas Indonesia. Egi Melgiansyah merupakan adik kandung Maman, gelandang mungil yang juga sempat berseragam tim nasional (Sea Games 2001).
Profil Egi Melgiansyah
Nama Lengkap: Egi Melgiansyah
Tanggal Lahir: 4 Sep 1990
Tempat Lahir: Bogor
Tinggi Badan: 167 cm
Berat Badan: 63 Kg
Posisi: Gelandang
Posturnya yang tidak terlalu ideal, tidak membuat Egi kehilangan potensi. Karakter lugas dan taktis membuatnya bakal menjadi salah satu gelandang andalan timnas Indonesia. Egi Melgiansyah merupakan adik kandung Maman, gelandang mungil yang juga sempat berseragam tim nasional (Sea Games 2001).
Sepakbola Indonesia diambang Kehancuran ,Klub-klub Elit Indonesia Tolak Kompetisi IPL
Managers meeting yang sejatinya merupakan ajang sosialisasi pelaksanaan liga musim depan berlangsung alot. 14 klub menolak mengikuti kompetisi musim depan.
Pertemuan antara
pemimpin tim dengan pengelola kompetisi dan PSSI berlangsung sejak
Kamis (13/10/11) siang namun tak kunjung selesai hingga menjelang Jumat
dini hari.
Klub-klub yang gerah
dengan beberapa keputusan PSSI seputar kompetisi mulai menyuarkan
aspirasinya. Diantara keberatan klub-klub tersebut adalah membengkaknya
jumlah peserta menjadi 24 dari sebelumnya 18 klub, dimana enam klub
ditambahkan bukan karena prestasi namun karena penunjukan langsung
PSSI.
Selain itu, klub-klub juga
keberatan dengan draft awal jadwal kompetisi yang amburadul. Sejumlah
klub menjalani dua laga dalam dua hari beruntun, atau dua laga dalam
tiga hari dengan lokasi pertandingan yang berbeda pulau.
Managers meeting pun
berlangsung alot. Karena tidak profesionalnya penyusunan jadwal ini
pula, sejumlah klub tak mengakui keberadaan PT. Liga Prima Indonesia,
badan hukum baru pengelola kompetisi dan memaksa tetap berada di bawah
naungan badan hukum lama yang telah dibekukan, yakni PT. Liga Indonesia.
Sejumlah klub menolak kompetisi digulirkan oleh PT. Liga Prima Indonesia. Mereka adalah:
- Persipura Jayapura
- Persebaya Surabaya (Wisnu Wardhana)
- Semen Padang
- Sriwijaya FC
- Persisam Samarinda
- Persiwa Wamena
- Persela Lamongan
- Persiba Balikpapan
- PSPS Pekanbaru
- Pelita Jaya
- Deltras Sidoarjo
- Mitra Kukar
- Persidafon Dafonsoro
- Persib Bandung
Perwakilan
dari Persib Bandung tidak hadir dalam acara tersebut, namun menurut
CEO Persisam Samarinda, Harbiansyah Hanafiah, ‘Maung Bandung’ ikut
menolak kompetisi.
“Pak Umuh tidak
bisa datang, tetapi sudah ditelepon tetapi menyatakan bahwa dia ikut
dengan kami,” ujarnya kepada wartawan di sela-sela managers meeting.
Sedangkan sejumlah klub yang setuju mengikuti kompetisi PT. Liga Prima Indonesia adalah:
- Persjiap Jepara
- Persiba Bantul
- Persiraja Banda Aceh
- Persema Malang
- Persibo Bojonegoro
- PSM Makassar
- PSMS Medan
- Persebaya Surabaya (Cholid Goromah)
- Persija Jakarta (Hadi Basalamah)
- Arema Malang (M. Nur)
Berita Terkait
INDONESIA
Indonesia Premier League
- Klub AMATIR Hyundai Mipo Akui Banyak Tim Kuat di Indonesia
- Klub AMATIR Hyundai Mipo Dolphin FC Ingin Rekrut Pemain Indonesia
- Inilah Isi Pertemuan Nirwan Bakrie-Djohar Arifin
- Menpora Minta PSSI Segera Akui ISL
- DJ ohar Mangkir , Pertemuan PSSI Dengan DPR Ditunda
- cieeee.....Djohar dan Bakrie Akhirnya Bertemu
- Sekjen AFC : Djohar Penipu , AFC Tidak Pernah Minta Nama Pemain ISL
- TERNYATA - CAS, AFC dan FIFA DITIPU PSSI DJ ohar
- PSSI Meremehkan Kemenangan Gugatan Persipura di Pengadilan Swis
- La Nyalla: Keputusan CAS Bukti Djohar Salah Fatal
Langganan:
Postingan (Atom)