Pages

Subscribe:

Jumat, 16 Maret 2012

indonesia yang paling baik

Sejumlah pemain sepakbola internasional berkunjung ke Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini.
Pekan ini, Indonesia akan didatangi empat pemain sepakbola internasional asal Eropa: Edgar Davids asal Belanda, Marco Materazzi -pemain Italia yang sempat 'ditanduk' oleh Zinedine Zidane- pemain Itali lainnya, Fabio Cannavaro, serta Robert Pires asal Prancis.

diego michels bergabung dengan persija jakarta

Diego Michels Bergabung Dengan Persija Jakarta.

Posted by: and Filed Under: Sepakbola Nasional
Diego Michels akhirnya bergabung dengan klub ibukota, Persija Jakarta.  Bergabungnya Diego Michels di Persija Jakarta yang bergabung dengan kompetisi resmi PSSI, Indonesian Premiere League (IPL) memberikan peluang bagi Diego Michels untuk bergabung dengan Timnas semakin terbuka lebar. 
January 3, 2012
0

FIFA Tolak Akui KPSI.

Posted by: and Filed Under: Sepakbola Nasional
FIFA menolak untuk mengakui keberadaan Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI) yang mengklaim telah mengambil alih PSSI.  KPSI bahkan berencana menggelar Konggres Luar Biasa (KLB) PSSI untuk mengganti PSSI di bawah kepemimpinan duet Djohar Arifin Husin dan Farid Rahman.
January 3, 2012
0

Alasan Diego Michels Mundur.

Posted by: and Filed Under: Sepakbola Nasional
Diego Michels, pemain naturalisasi yang juga pemain Timnas U-23 sejak tanggal 29 Desember 2011 menyatakan mengundurkan diri sebagai pemain klub Pelita Jaya, Karawang.  Pemutusan sepihak oleh pemain kelahiran Belanda tersebut mengejutkan banyak orang.  Beberapa pihak termasuk Manager Pelita Jaya, Lalu Mara bahkan menuding ada-ada pihak tertentu yang menghasut Diego Michels untuk mundur.
December 31, 2011

sepak bola indonesia

Suporter pun Angkat Suara soal Kisruh Sepak Bola
Benediktus Gerendo Pradigdo

 ()
Suporter sepak bola Indonesia pun ikut menyuarakan keprihatinan mereka atas kondisi sepak bola tanah air saat ini. Forum Diskusi Suporter Sepak bola Indonesia (FDSSI) pun angkat bicara dengan menyerukan suara mereka terhadap kondisi yang terjadi akhir-akhir ini. Kisruh sepak bola Indonesia dengan dualisme kompetisi yang terjadi saat ini tak hanya mengorbankan para pemain sepak bola. Dualisme liga yang berbuntut dualisme klub pun turut mengorbankan suporter klub sepak bola di Indonesia.

Sebuah forum diskusi dalam dunia maya yang menamakan diri FDSSI pun angkat bicara dengan situasi sepak bola Indonesia yang semakin tak kondusif saat ini. Forum yang terbentuk dengan media Facebook ini merasa sepak bola Indonesia harus segera dikembalikan fungsinya sebagai alat pemersatu bangsa, mengingat kisruh yang terjadi saat ini justru membuat bangsa ini terpecah, dan bahkan sampai ke level klub.

"Semua teman-teman yang ada di forum sudah jenuh dengan sikap yang diambil PSSI hingga saat ini," ungkap Ebes Harry, perwakilan anggota FDSSI, di kawasan Senayan, Jumat (16/3) sore WIB.

Sikap jenuh dan kecewa para anggota FDSSI itu akhirnya mereka tuangkan dalam Sepuluh poin seruan suporter sepak bola Indonesia yang mereka tujukan kepada calon komite eksekutif PSSI yang maju dalam Kongres Luar Biasa (KLB) di Hotel Mercure Ancol Jakarta, Minggu (18/3). Siapa pun kandidat yang terpilih, FDSSI berharap figur tersebut bisa mendengar dan menjalankan seruan mereka.

Senin, 05 Maret 2012

Arema Tinggal Menunggu Zulkifli

MALANG - Setelah sempat diwarnai tumbangnya sejumlah pemain, Arema FC kini bisa bernafas lega. Menjamu Persibo Bojonegoro di Stadion Kanjuruhan, Minggu (17/10/2010), semua pemain inti dipastikan bisa diturunkan. Kecuali Zulkifli yang masih sakit gondok.

Saat launching sponsor di Ijen Nirwana Regency, Zulkifli belum kelihatan. Jika pemain asal Medan ini tak kunjung pulih, maka Manager-Coach Arema FC Miroslav Janu menempuh opsi lain dengan melakukan pergeseran di pertahanan.

Di Arema sendiri masih ada Benny Wahyudi yang bisa menempati posisi Zulkifli sebagai bek kanan. Selain itu, kondisi pemain diperkirakan sudah fit sebelum pertandingan besok. Pierre Njanka, Juan Revi, Hermawan, Roman Chmelo, juga terlihat sudah fit.

Kondisi tim memicu optimisme di benak Miro, yang bakal melakoni pertandingan kandang pertamanya musim ini. Terakhir berjibaku di Stadion Kanjuruhan, Arema menelan kekalahan 1-3 di tangan Sriwijaya FC pada ajang Community Shield.

"Pemain kondisinya sudah membaik. Ada beberapa yang sakit dalam beberapa hari kemarin, tapi sudah lebih baik. Kita bisa menurunkan formasi terbaik saat melawan Persibo nanti," ujar pelatih yang pernah menangani PSM Makassar sekaligus Arema ini.

Arema mempunyai grafik menarik di awal Indonesia Super League (ISL) musim ini. Setelah takluk di Samarinda, Pierre Njanka dkk bangkit dengan menggebuk Bontang FC 0-5 di kandangnya. Itu sebuah peringatan tersendiri bagi Persibo Bojonegoro.

Sebagai tim debutan, Persibo ternyata tidak gentar menghadapi pemilik kandang. Tim berwarna oranye masih menyimpan optimisme tinggi walaupun kehilangan pemain pilar seperti Eduardo Bizarro dan Cucu Hidayat.

Manajer Persibo Taufik Risnendar mengungkapkan, perkembangantimnya sudah cukup bagus. Terlepas dari kekalahan menyakitkan di Stadion Gajayana saat menghadapi Persema, tim sudah mengalami kemajuan dari tiga laga yang telah dilakoni.

"Secara mental maupun teknik, pemain sudah jauh lebih baik. Di kandang Persema seharusnya kita mendapatkan poin. Itu akan coba kita ulangi lagi di Stadion Kanjuruhan. Saya yakin anak-anak bisa mendapatkan poin dari sana," kata Taufik.

Optimisme Taufik bisa saja untuk meredam perasaan minder pemain karena perbedaan kualitas kedua klub. Namun Persibo telah menunjukkan bahwa mereka tak layak diremehkan. Itu jika merujuk pada performa melawan Persema lalu.

Sementara, pelatih Sartono Anwar kemarin akhirnya memenuhi penggilan PSSI terkait komentarnya tentang wasit sesuai laga menghadapi Persema. Pelatih senior tersebut terpaksa tidak berangkat bersamaan dengan tim ke Malang sore kemarin.

Pihak Persibo berharap pemanggilan itu secepatnya bisa selesai sehingga Sartono bisa konsentrasi melakukan persiapan menghadapi Arema. Hari ini rencananya Laskar Angling Dharma bakal menjajal lapangan Stadion Kanjuruhan.
(Kukuh Setiawan/Koran SI/van)

Persebaya Resmi Terbelah

SURABAYA - Ontrang-ontrang Persebaya Surabaya terus bergulir dan semakin panas. Hanya sehari setelah kendali Persebaya diambil alih PT Pengelola Persebaya, di kubu seberang Wisnu Wardhana mengukuhkan diri sebagai Ketua Umum Persebaya tandingan.

Ketua DPRD Surabaya tersebut sangat percaya diri menggulirkan Persebaya tandingan setelah merasa mendapat lampu hijau dari PSSI. Pengukuhan itu tercetus dalam acara Musyawarah Cabang Luar Biasa (Muscablub) Persebaya Surabaya, kemarin.

"PSSI sudah menyetujui langkah kita mendaftarkan Persebaya ke Divisi Utama. Saya pegang suratnya. Karena saya Ketua Umum PSSI Surabaya, jadi secara ex officio saya akan menjadi Ketua Umum Persebaya," kata Wisnu mantap.

Surat yang dimaksud adalah surat pemberitahuan dari PSSI bernomor 2503/PGD/72/X-2010. Dalam surat yang ditandatangani Ketua Umum PSSI Nurdin Halid dan Sekjen PSSI Nugroho Besoes itu, PSSI mengizinkan Wisnu mengambil langkah untuk penyelesaian konflik Persebaya.

Surat dari PSSI adalah jawab surat yang dikirimkan Wisnu per tanggal 5 Oktober silam. Dalam surat bernomor 064/PengcabPSSI-Sby/X/2010 itu, Wisnu meminta kelonggaran pendaftaran Persebaya sebagai tim anggota kompetisi Divisi Utama 2010-2011.

"Dengan surat balasan tersebut, berarti PSSI memberi kelonggaran kepada Persebaya. Saya juga sudah bertemu dengan Nugroho Besoes, Pak Sandi (Darusalam Tabusala), juga Pak Joko (Driyono). Semua menyetujui saya mendaftarkan Persebaya ke Divisi Utama," lanjut Wisnu.

Dengan persetujuan PSSI tersebut, Wisnu sangat yakin PSSI memberi garansi Persebaya bakal ikut kompetisi Divisi Utama. Sedangkan Persebaya yang tidak mengikuti kompetisi di bawah afiliasi PSSI, akan dinyatakan hilang.

Jika Persebaya yang sudah dikelola PT Pengeloa Surabaya beralasan bahwa Persebaya milik warga Surabaya dan klub internal, demikian pula Wisnu. Ia menyindir Persebaya bahwa seharusnya klub tidak dimiliki secara perorangan.

Wisnu juga optimistis Persebaya bentukannya bakal langgeng karena mengikuti tatanan kompetisi yang ada. Bagaimana pun, kompetisi di luar PSSI akan sulit terealisasi karena induk organisasi sepakbola terkait secara struktur, mulai PSSI, AFC (Asian Football Confederation), hingga (Federation Internationale de Football Association).

Sebagai respon keseriusan Persebaya tandingan, Wisnu berencana menyusun tim secepatnya dengan memanfaatkan pemain dari klub internal. Ia juga berencana mendatangan pemain asing untuk melengkapi timnya ke Divisi Utama.

Rencana menunjuk pelatih juga terangkum. Santer terdengar, Wisnu bakal mengajak pelatih berpengalaman Freddy Muli sebagai arsitek Persebaya tandingan. Sedangkan mantan manajer Persebaya Indah Kurnia bakal kembali dirangkul.

"Kita akan tentukan pelatih dan manajer secepatnya. Mungkin dalam satu atau dua hari ke depan. Nanti untuk kandang atau home base Persebaya akan memakai Gelora Bung Tomo. Kita akan membicarakan dulu dengan Pemkot Surabaya," tandasnya.

Menanggapi seriusnya Persebaya tandingan, kubu Persebaya yang diketuai Saleh Ismail Mukadar enggan berkomentar. Jika sebelumnya Saleh berapi-api terkait dualisme Persebaya, kini lebih memilih cooling down. Persoalan dualisme tim berjuluk Bledug Ijo menurutnya menjadi kewenangan pengelola baru.

"Silakan langsung ke PT Pengelola Persebaya. Mereka yang berwenang menentukan langkah selanjutnya. Yang jelas adanya Persebaya tandingan tetap melanggar hukum karena Persebaya hanya satu dan sudah mempunyai paten," kata Saleh. Sayang pihak PT Pengelola Persebaya hingga kemarin belum bisa dihubungi.

Sementara, dalam Muscablub di Jambangan kemarin, ada sekitar 14 klub yang hadir, diantaranya Fatahillah, Fajar, Putra Indonesia, Nanggala, Sinar Agung (HBS), PS AD, Sakti, Setia Naga Kuning, Asyabbab, Ega Putra, Reedo, Polda, Maesa dan Suryanaga.
(Kukuh Setiawan/Koran SI/van)

Sambangi Persija, Persib Siapkan Skema Khusus

BANDUNG - Duel panas klub papan atas Persib Bandung versus Persija Jakarta akan berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan Jakarta sore ini. Persib dipastikan tidak akan diperkuat dua punggawa utamanya Hilton Moreira dan Gilang Angga Kusumah.

Pelatih Persib Jaya Hartono sendiri berjanji bakal menurunkan skuad terbaiknya, demi raihan poin sempurna, setelah gagal di laga sebelumnya saat dipencundangi PSPS Pekanbaru 0-3. Bersama jajaran pelatih lainnya, ia menyiapkan skema khusus untuk menghadapi serangan Bambang Pamungkas dkk.

"Meski tak ada Hilton dan Gilang, kita maksimalkan pemain yang ada. Saya percaya pada kemampuan semua pemain. Kita juga tidak mengganggap laga ini spesial atau krusial. Semua pertandingan sama. Kita kita tetap akan bermain normal," ungkap Jaya.

Kekalahan telak atas tuan rumah PSPS Pekanbaru 0-3 pada Minggu (21/3) lalu, memang menjadi cambuk berharga bagi Eka Ramdani dkk. Para pemain bertekad, kekalahan tersebut adalah yang terakhir. Jika kalah lagi dari Persija, motivasi para skuad akan cepat turun, sekaligus menutup harapan meraih predikat juara Liga Super Indonesia (LSI) musim ini.

Uji Kesaktian Fantastic Four Deltras

PEKANBARU - Langkah Deltras Sidoarjo hingga menduduki puncak klasemen sementara tak lepas dari kontribusi trio Brazil, Danilo Fernando, Christiano Lopez dan Marcio Souza. Plus satu pemain domestik, Ferry Aman Saragih.

Keempatnya pantas dijuluki "Fantastic Four" di dua pertandingan awal Djarum Indonesia Super League (DISL) 2010-2011. Pergerakan mereka terbukti menyisakan kerusakan berat di pertahanan Sriwijaya FC maupun Persib Bandung.


Pertanyaannya, masihkah itu berlaku di luar kandang? Tak terlalu lama mendapatkan jawabannya. Menantang tuan rumah PSPS Pekanbaru di Stadion Rumbai Sabtu (16/10/2010) sore, bakal menjadi uji kesaktian sebenarnya empat jagoan The Lobster tersebut.

Pelatih Deltras Mustaqim kembali bakal menagih kontribusi keempatnya di laga tandang pertama musim ini. Kendati malu-malu mengakui dominasi sang Fantastic Four di timnya, Mustaqim ingin keempatnya mengulangi kegemilangan di Stadion Rumbai.

"Komposisi tim saya pertahankan dan yang terpenting adalah berusaha tidak kebobolan. Syukur-syukur kalau bisa mencetak gol. Ini pertandingan pertama di luar kandang dan kita tetap harus waspada. Tapi saya yakin dengan kemampuan tim," ujar Mustaqim dihubungi kemarin.

Soal calon lawan, Mustaqim mengaku belum mengetahui detil kekuatan tim berjuluk Asykar Bertuah. Selain berkomposisi pemain-pemain baru, PSPS juga baru bertanding sekali menghadapi Persija Jakarta di kandangnya dengan hasil imbang 1-1.

Angka tersebut memantik optimisme The Lobster untuk minimal menimba satu poin di stadion yang bernama Kaharuddin Nasution. Minimal itu menunjukkan tim asuhan Abdul Rahman Gurning belum mapan walau bertanding di kandang.

Mempertahankan pola 3-5-2, kemungkinan ada perubahan di lapangan tengah. Tugas gelandang bertahan Sutikno yang masih bermasalah dengan engkelnya, bisa diperankan Park Chan yang sudah mendapatkan pengesahan dari PSSI.

Park Chan sendiri adalah pemain versatile alias serba guna, karena bisa menempati sejumlah posisi sekaligus. Dengan demikian Park yang bertipe pekerja keras bakal bersanding dengan Danilo Fernando dan Ferry Aman Saragih di sektor tengah.

Pola yang dipakai Mustaqim terlihat sangat ampuh untuk melakukan serangan balik. Saat melakuakn serangan balik, tiga pemain bisa tiba-tiba masuk jauh ke pertahanan lawan yakni Marcio Souza, Christiano Lopez, sekaligus Ferry Aman Saragih sebagai jangkar.

Arema Bertempur di Legalitas

MALANG - Mendekati batas waktu yang ditetapkan PSSI yakni 20 September, manajemen Arema FC yang berseteru semakin gencar melakukan ‘serangan’. Kemarin, kedua kubu sama-sama mengeluarkan senjata bernama legalitas.

Kubu Rendra Kresna menyodorkan fakta proses perpindahan tangan Arema FC dari tangan Lucky Adrianda Zaenal. Kubu Lucky tak mau kalah dan mengeluarkan balasan dengan menguak mundurnya Rendra Kresna dari posisi Bendahara Arema.

Lucky menegaskan, saat ini sebenarnya sudah tidak ada lagi yang perlu diperdebatkan, apabila semuanya kembali kepada legalitas yang ada. Legalitas tersebut, tentunya mengacu kepada hasil Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), pada September 2009 dan Januari 2010.

Pada rapat tersebut diputuskan beberapa hal penting. Termasuk, pengunduran diri Darjoto Setiawan sebagai Pembina Yayasan Arema, serta Rendra Kresna sebagai bendahara yayasan. “Waktu itu Pak Rendra (Rendra Kresna) memang mengundurkan diri secara resmi. Kalau memang tidak mengundurkan diri, harusnya beliau membuat surat resmi bahwa memang tidak mengundurkan diri. Bukan hanya lisan saja,” terangnya.

RUPS yang terjadi, juga tidak pernah membahas soal perubahan direksi di tubuh PT Arema Indonesia. Padahal, perubahan direksi harus ditetapkan melalui RUPS.

Selain meminta kembali berpijak kepada legalitas. Pria yang menghabiskan sebagian besar umur hidupnya untuk mengurus Arema ini mengaku, konflik yang terjadi harus diserahkan kepada PSSI sebagai lembaga induk. “Sebagai bapak, PSSI-lah yang memiliki kewenangan untuk menetapkan, siapa pengurus Arema yang sah,” tegasnya.

Apabila PSSI tidak turun tangan, tentunya persoalan ini akan sulit diselesaikan. Mengingat, masing-masing pihak terus ngotot merasa dirinya paling benar. “Repot, kalau masing-masing pihak sudah bilang pokoke,” ujarnya.

Terkait keberadaannya sekarang yang berada di kubu Muhammad Nur, kata Lucky, lebih dikarenakan oleh faktor legalitas yang harus ditegakkan, serta keberadaannya sebagai pemegang saham yang sah. Meskipun, saham yang dimiliki hanya satu lembar, yakni 7% dari total saham Arema.

Konflik yang terjadi saat ini, menurut Lucky salah satunya dipicu oleh keluarnya Darjoto Setiawan dari posisi Pembina Yayasan Arema. Apabila Darjoto tetap berada di posisi Pembina, dia yakin konflik ini tidak akan berlarut-larut. “Waktu take over dari saya ke PT Bentoel, ada janji dari Bentoel waktu itu bahwa Bentoel akan membawa Arema sampai kapan pun,” kenangnya.

Sementara, kubu Rendra Kresna juga mengeluarkan press release melalui Media Officer Sudarmaji. Pada intinya, rilis tersebut menjelaskan bahwa Arema FC sudah diserahkan ke publik setelah lepas dari PT Bentoel Prima yang sempat mengelola selama enam tahun.

Menurut mantan Dirut PT Bentoel Prima Darjoto Setiawan, pengelolaan Arema berakhir setelah PT Bentoel diambilalih PT BAT. Pihak Bentoel sudah menyerahkan Arema kepada publik. Ketika itu, sebagai wakil publik adalah Rendra Kresna dan Iwan Kurniawan.

Baik Darjoto maupun Satrija juga mempertegas bahwa Bentoel secara penuh, sudah membeli Arema dari Lucky Acub Zaenal. “Rendra Krisna sudah memiliki bukti hitam diatas putih atas penyerahan Arema Fc ke publik,” ungkap Darjoto Setiawan dalam rilis tersebut.

Darjoto katanya, waktu itu melakukan take over secara penuh. Boleh dikatakan, Arema benar-benar sudah menjadi milik PT Bentoel yang kemudian diserahkan kepada Rendra dan Iwan Kurniawan.

Pihak Rendra Kresna juga sudah bertemu dengan Darjoto dan Satrija Budi Wibawa di Jakarta. Pertemuan itu terjadi sebelum Rendra berangkat ke Amerika Serikat untuk tugas belajar. Darjoto sangat mendukung sepenuhnya ketika Arema dikelola oleh para kepala daerah di Malang Raya.

“Saat itu Pak Darjoto sangat senang ketika Arema dikelola para kepala daerah karena merupakan representasi Malang Raya,” jelas Sudarmaji. Sebab, dengan begitu, Arema tidak akan kemana-mana. Akan tetap menjadi milik warga Malang Raya.

Jika saat ini terdapat orang atau kelompok yang menyebut dirinya pemilik Aremadan berhak mengelola Arema, lanjut Sudarmaji, sebaiknya dikembalikan kepada sejarah. “Ini semua demi Arema dan kami melakukan yang terbaik untuk Arema. Semua Arema tahu itu,” ungkap mantan wartawan ini.

Sementara itu, sekitar 3.000 Aremania hari ini rencanananya menggelar aksi turun jalan mendukung kepengurusan Rendra Kresna. Belum diketahui Aremania dari kelompok mana saja yang bakal melakukan aksi, namun pihak Kepolisian Resort Kota Malang sudah siap menerima laporan dan menerjunkan anggota untuk pengamanan.
(Kukuh Setiawan/Koran SI/wei)

Lawan Persija, Konsentrasi Jadi Kunci Persela

LAMONGAN - Persela Lamongan membutuhkan konsentrasi tinggi kala menjamu Persija Jakarta di Stadion Surajaya, Lamongan, Kamis (9/6/2011) nanti malam. Konsentrasi menjadi problem serius tim berjuluk Laskar Joko Tingkir belakangan ini.

Merekam dua pertandingan sebelumnya kontra Persipura Jayapura dan Arema FC, konsentrasi tim asuhan Subangkit amburadul. Ironisnya, kendornya konsentrasi merata dari sektor depan hingga lini pertahanan. Jika itu terjadi lagi, maka bencana bakal kembali menghampiri Persela.

Pertahanan tim biru laut kecolongan dengan sepele saat kalah tipis dari dua raksasa tersebut. Kondisi diperparah hilangnya libido membobol jala lawan. Semua striker yang telah dimainkan, tak satu pun bisa menembus kebuntuan. Subangkit pun pantas panik.

“Ini pertandingan kandang yang sepatutnya bisa dimenangkan. Saya tak ingin melihat pemain hilang konsentrasi seperti sebelumnya. Secara umum tim tak ada perubahan besar, hanya saja kita butuh perbaikan secara non teknis (konsentrasi),” tutur Subangkit.

Selain membenahi konsentrasi pemain, Subangkit juga dihadapkan problem cedera Radouanne Barkaoui dan Kim Young Han. Jika belum bisa diturunkan, maka harapan satu-satunya hanya pada Zulham Zamrun, karena penyerang lain performanya kurang menjanjikan.

Sebuah kemenangan bakal sangat berarti bagi Laskar Joko Tingkir. Selain menjaga posisi di papan klasemen Indonesia Super League, juga untuk memperbaiki kepercayaan diri tim. Performa yang menanjak di putaran dua, musnah dengan dua kekalahan beruntun.

Berbicara calon lawan, Subangkit tak menaruh perhatian khusus. Ia melihat hampir semua pemain yang dimiliki Macan Kemayoran mempunyai potensi merepotkan. Dengan kekuatan yang merata, Subangkit mengakui timnya masih kalah mentereng dibanding calon lawan.

“Persija tetap tim yang dipenuhi pemain bintang. Apalagi sekarang mereka ditangani Rahmad Darmawan dan berada di papan atas. Sulit untuk bisa memenangkan pertandingan, tapi saya yakin tak mustahil mengalahkan Persija,” sambung Subangkit.

Di laga ini, Mustafic Fachrudin bisa dimanfaatkan untuk membocorkan karakter permainan mantan timnya. Ya, sebelum berkostum Persela, musim lalu gelandang bertahan asal Singapura ini sempat memperkuat Persija Jakarta dan hafal karakter beberapa pemain yang masih bertahan di sana.

Terpisah, arsitek Persija Rahmad Darmawan (RD) juga membutuhkan progres penampilan untuk bisa mengambil minimal satu poin di Surajaya. Dirinya mengakui kemenangan tipis 1-0 saat menghadapi Pelita Jaya tak sepenuhnya mewakili pernampilan di lapangan.

Ia melihat ada sejumlah pemain yang masih kedodoran, baik secara fisik maupun kedisiplinan. “Butuh perbaikan. Kita menang di pertandingan sebelumnya, tapi bukan berarti di Lamongan lebih mudah. Justru ini jauh lebih sulit,” tutur RD.

Mantan pelatih Persipura Jayapura dan Sriwijaya FC ini melihat kegelisahan Persela menjadi tanda bahaya bagi timnya. Bisa jadi tuan rumah bakal tampil habis-habisan untuk membayar lunas dua kekalahan sebelumnya. Kekalahan itu juga dinilai RD bukan karena Persela buruk.

“Persela kalah dari tim-tim besar. Persoalannya bukan karena mereka main jelek, tapi lawan yang dihadapi memang bagus. Saya akan menginstruksikan agar pemain selalu disiplin, karena hampir semua tim kesulitan meraih angka di Surajaya,” lanjutnya.

Persija sangat berambisi mendapatkan angka sempurna untuk mengamankan posisi sebagai runner up ISL. Kendati saat ini masih nangkring di posisi kedua, tapi tim lain di bawahnya seperti Arema FC dan Semen Padang berpeluang menyalip.

Prakiraan Formasi Pemain:

Persela Lamongan (4-3-3): I Komang Putra (gk), Jainal Ichwan, Fabiano Beltrame, Charis Yulianto, Dedi Indra (belakang), Jimmy Suparno, Mustafic Fachrudin, Gustavo Lopez (tengah), Aris Alfiansyah, Zulham Zamrun, Feru Ariawan (depan).

 Persija Jakarta (4-2-2): Hendro Kartiko (gk), Leo Saputra, Eric Bayemi, Precious, Ismed Sofyan (belakang), M Ilham, Oliver Makor, Tony Sucipto, M Nasuha (tengah), Bambang Pamungkas, Greg Nwokolo (depan). (Kukuh Setiawan/Koran SI/acf)

Kesempatan Terakhir Persela

LAMONGAN - Persela Lamongan bakal melakoni laga kandang terakhir di Liga Super Indonesia (LSI) 2010-2011 meladeni PSPS Pekanbaru, sore nanti. Laga di Stadion Surajaya ini sekaligus menjadi kesempatan terakhir Persela memetik kemenangan di akhir musim.

Ya, kesempatan terakhir. Sebab dua laga sisa diprediksi bakal sulit karena dilakukan di kandang Persib Bandung dan Sriwijaya FC. Praktis pasukan Subangkit harus mati-matian di laga nanti untuk mengobati kekecewaan setelah tak pernah menang di tiga laga terakhir.

"Kita menginginkan kemenangan di pertandingan besok (hari ini). Penampilan tim kurang memuaskan di akhir musim dan manajemen ingin pemain bekerja keras di pertandingan kandang terakhir nanti," kata Asisten Manajer Persela Lamongan Yuhronur Efendi.

Ekspektasi manajemen berbanding lurus dengan Pelatih Subangkit. Setelah hanya memetik satu angka di tiga laga terakhir, pelatih asal Pasuruan ini ingin timnya mempersembahkan happy ending untuk supporter setia, LA Mania.

Harapan Laskar Joko Tingkir juga didukung fakta bahwa kekuatan calon lawan masih di bawah Persija Jakarta yang ditahan imbang 0-0. PSPS juga tengah murung setelah sebelumnya menderita kekalahan 4-3 di kandang Deltras Siroarjo, Gelora Delta.

Tapi Subangkit mengingatkan, ekspektasi tinggi jangan sampai membuat pemain terbebani. "Kita bermain tak sesuai harapan. Saya ingin pemain tetap fokus tanpa memandang bagaimana kekuatan lawan. PSPS bisa mengejutkan," ucap Subangkit.

Ungkapan itu merujuk pada hasil 4-3 di Gelora Delta. Kendati kalah, tim Djumafo Epandi dkk terbukti masih bisa menceploskan tiga gol ke gawang tuan rumah. Inilah yang dimaksud Subangkit soal potensi kejutan yang mungkin ditunjukkan lawan.

Dari sisi pemain, tampak perubahan hanya terjadi di lini depan. Radouanne Barkaoui yang tak efektif saat menghadapi Persija, mungkin bakal merelakan posisinya digeser Zulham Zamrun saat Kim Young Han kondisinya meragukan.

Formasi 4-5-1 sangat mungkin dirombak karena Persela sangat butuh kemenangan dibanding bermain aman. Kembali ke skema 4-3-3 menjadi pilihan paling bijaksana karena karakter pemain Persela lebih nyetel dengan skema ini.

"Pada intinya formasi tak banyak berbeda dan bisa berubah tergantung situasi di lapangan. Yang jelas kami akan menyerang dan terus menekan. Tak ada rencana bermain aman atau bertahan," demikian Subangkit.

Sementara, Pelatih PSPS Abdulrahman Gurning mengakui timnya akan menghadapi tekanan tak kalah berat di Surajaya. Tapi pihaknya mengaku tak merasa minder walaupun baru saja menderita kekalahan di Gelora Delta Sidoarjo.

"Saya tak berharap terlalu muluk. Hanya menginginkan tim bisa bermain minimal seperti saat menghadapi Deltrs. Kalau bisa lebih baik lagi. Soal hasil, kita lihat bagaimana di lapangan nanti," tutur Abdulrahman yang mengaku kekuatan timnya dengan Persela cukup berimbang.

Optimisme PSPS tampaknya tak didukung komposisi yang sempurna. Pasalnya Patrice Dzekou bakal absen karena akumulasi kartu kuning. Sang pelatih masih berpikir keras mencari ganjal yang sepadan di lapangan tengah.

Kendati pertemuan di putaran pertama silam dimenangkan PSPS 2-1, namun Abdulrahman mengaku tak mudah mengulang prestasi itu. Salah satu penyebabnya adalah motivasi Persela yang dianggapnya berlipat di pertandingan terakhir di depan supporter.

Ia memprediksi Persela bakal bermain ngotot dan berupaya menekan sejak awal laga. Untuk itu Abdulrahman memilih bermain dengan serangan balik seperti yang ditunjukkan di Sidoarjo. Strategi itu lumayan jitu karena ia memiliki penyerang cepat macam Djumafo dan April Hadi.

Prakiraan Formasi Pemain:
Persela Lamongan (4-3-3): I Komang Putra (gk), Jainal Ichwan, Fabiano Beltrame, Charis Yulianto, Dedi Indra (belakang), Jimmy Suparno, Mustafic Fachrudin, Gustavo Lopez (tengah), Aris Alfiansyah, Zulham Zamrun, Feri Ariawan (depan).

PSPS Pekanbaru (4-4-2): Fance Harianto (gk), Sulaiman Nasution, Armand Bossoken, M Isnaini, Dedi Gusmawan (belakang), Putut Waringinjati, Shin Hyun Joon, Dede Suhandra, Danil Junaidi (tengah), Djumafo Epandi, April Hadi (depan).
(Kukuh Setiawan/Koran SI/hmr)

Bobotoh Sebagai Bagian Roda Ekonomi Persib

BANDUNG – Bobotoh. Apa arti Persib jika pendukung setia tidak hadir “menemani” Persib Bandung bertanding di lapangan hijau? Tidak ada yang namanya sayup-sayup. Bahkan, seluruh isi Stadion akan terasa sunyi. Apalagi jika suatu pertandingan Maung Bandung – julukan Persib – mendapat larangan penonton saat laga berlangsung.

Beberapa hari lalu diberitakan jumlah laga kandang Persib menempati peringkat empat terbanyak. Rekor yang terbilang manis meski langkah Matsunaga Shohei dkk tersendat-sendat musim ini. Tertahan di papan tengah!

Total sebanyak 14 laga kandang, jumlah penonton yang terhitung yakni 237.269 orang. Atas hasil tersebut klub berjuluk Maung Bandung menempati urutan keempat terbanyak setelah Arema Malang, Persipura Jayapura, dan Persija Jakarta.

Jika mau lebih disiplin, jumlah penonton bisa saja lebih banyak. Sebab musim ini dua partai kandang harus dijalani tanpa penonton. Pada saat menjamu Arema FC di Stadion Siliwangi 23 Januari silam, oknum bobotoh membuat pertandingan harus dihentikan. Akibatnya, dalam dua partai berikutnya sanksi dijatuhkan bagi Persib.

Pentingnya peranan bobotoh rupanya disadari betul oleh PT Persib Bandung Bermartabat (PT PBB) yang mengurusi Persib sejak 2009 silam. Tidak heran, jika Wakil Direktur PT PBB Muhamad Farhan tertarik ketika berwacana untuk membidik program yang menarik minat bobotoh, khususnya pada Persib.

Sejauh ini Farhan memantau, basis pendukung Persib tidak hanya lagi di kawasan Bandung. Hal itu memang sudah bisa dipahami karena semenjak Sebab ada istilah jika bobotoh selalu mengiringi langkah Persib dimanapun berada, di dalam dan luar kota Bnandung.

“Basis supporter terbesar di Jawa Barat tiga wilayah yakni Priangan Barat dan Priangan Timur. Tapi, dari kawasan Pantura juga banyak tersebar. Kita belum mengenal karakteristik wilayah tersebut. Bisa dibilang, antusias bobotoh dari luar Bandung sangat tinggi,” kata Farhan.

Kendati demikian, bobotoh sesungguhnya sudah lebih beragam saat ini. Maksudnya, bukan hanya yang tertarik datang berbondong-bondong ke Stadion, masyarakat pecinta Persib pada umumnya dapat menikmati pertandingan Maung Bandung melalui siara televisi.

“Sudah tidak seekstrim waktu dulu. Ini diakibatkan banyak faktor,” cetus lelaki yang dikenal berprofesi sebagai presenter tersebut.

Di musim ini, insiden larangan bermain di sisi lain membuat kerugian bagi Persib. Dua partai kandang digelar tanpa penonton akibat dijatuhkannya sanksi. Padahal, jika dua partai tersebut penuh atau bahkan digelar di Stadion berkapasitas lebih banyak, bukan tidak mungkin rekor diraih Persib.

Lebih lanjut Farhan menuturkan, tahun ini pihak PT PBB akan melakukan survey untuk mengetahui minat bobotoh terhadap Persib musim ini. “Caranya melakukan lewat sampling. Sebab, yang namanya bobotoh itu sudah beragam, sehingga kita harus tahu apa sebenarnya ketertarikan pada Persib di masa ini,” terangnya.

Meski sebatas wacana, Farhan sendiri belum berani membeberkan fakta temuan yang ada sekarang ini. “Saya tidak berani mengklaim untuk hal itu. Namun, ke depan akan dibuatkan program yang mampu menampung aspirasi bobotoh,” pungkasnya.

Saat yang sama di musim ini tiga tim ISL mengundurkan diri di tengah perjalanan dan hijrah ke Liga Primer Indonesia (LPI). Ketiga tim adalah PSM Makassar, Persema Malang, dan Persibo Bojonegoro. Tentunya, dengan menyebrang ke kompetisi lain akan berdampak pada pendukung fanatik.

Bagi Farhan sendiri, menaggapi hal itu bukan hal yang patut ditakuti. Sebab, dirinya yakin jika Persib tidak akan kehilangan bobotoh. Adapun yang dilakukan yakni dengan mengembangkan usaha bisnis bagi kelangsungan Persib.

Untuk tempat nongkrong misalnya, dibuatkan Kafe Persib di jalan Sulanjana Bandung. Informasi seputar klub dapat diakses melalui jaringat internet. Situs resmi klub saat ini yakni persib.co.id. penjualan merchandise juga bisa dikases melalui situs tersebut. Namun, apakah itu semua sudah representatif? Pantas dinantikan pelaksanaan dari wacana tersebut.
(Huyogo Simbolon/Koran SI/wei)

Misi Menembus Dosa Persebaya

SURABAYA - Kekalahan menyakitkan Persebaya dari Persiba Bantul pekan lalu masih menyisa di benak Persebaya. Hanya satu jalan untuk bisa menghapus kekalahan menyakitkan itu, yakni membayarnya dengan sebuah kemenangan saat melawat ke kandang Persijap jepara, Stadion Gelora Bumi Kartini, Senin (6/2) malam.

Di laga nanti tiga poin menjadi harga mati bagi Persebaya. Bukan sekadar menghapus luka kekalahan di pertandingan sebelumnya melawan Persiba, namun juga pembuka jalan bagi Persebaya bisa kembali bersaing di jajaran papan atas. Maklum, saat ini Andik Vermansyah hanya bercokol di peringkat ke enam klasemen sementara Indonesia Premier League (IPL).

Melihat posisi Persebaya yang terlempar dari zona lima besar, Manajer Persebaya Saleh Hanifah mewajibkan pemainnya tampil ngotot agar bisa membawa pulang tiga poin penuh. “Kami datang ke Jepara bukan untuk main-main, tapi harus bisa meraih tiga poin. Meski di kandang lawan, tapi kami yakin bisa mengalahkan lawan,” cetusnya.

Di atas kertas Persebaya memang tidak akan kesulitan meringkus Persijap, tim penghuni juru kunci klasemen. Dari empat laga yang sudah dijalani, Laskar Kelinyamat belum pernah meraih kemenangan. Bahkan di kandang sendiri, tim asuhan Agus Yuwono itu hanya bermain imbang melawan Persema Malang 1-1.

Selain itu, Persebaya juga tampil dengan kekuatan penuh. Satu-satunya pemain absen hanya Mat Halil yang terpaksa ditinggal karena mengalami cedera. Pelatih Persebaya Divaldo Alves jelas tak ingin kembali membuat kecewa manajemen. Apalagi pria asal Portugal itu juga terancam kehilangan kursi pelatih.

Bukan tidak mungkin, jika gagal meraih kemenangan apalagi sampai kalah maka gelombang desakan agar Divaldo dipecat bakal semakin menguat. “Saya masih tetap optimistis dengan kekutan Persebaya, tiga poin bisa kita dapatkan jika semuanya berjalan dengan baik,” ujarnya.

Untuk merealisasikan target tiga poin, Divaldo mengaku tidak akan merubah karakter menyerang. Namun komposisi pemain, khususnya di lini tengah akan mengalami perubahan. Amaral yang dipertandingan sebelumnya diparkir bakal diturunkan sebagai starter berduet dengan Taufik menopang dua gelandang serang Rendy Irawan dan Mario Karlovic.

Di lini depan, Persebaya tidak akan banyak pilihan dengan tetap mengandalkan Andik Vermansyah dan Andrew Barisic. Sedangkan di belakang duet Otavio Dutra dan Revillino kemungkinan besar juga dipertahankan sebagai tembok di depan gawang Persebaya yang bakal dikawal Endra Pras. Satu-satunya yang masih menjadi misteri adalah pengganti Mat Halil di sektor sayap kanan. Sebab, Divaldo masih menyimpan dua pilihan antara Yusuf Hamzah atau Khomad Suharto.

Kubu Persijap sendiri mengaku tidak gentar menghadapi ancaman Persebaya. Sebaliknya tim berjuluk Laskar Kalinyamat itu berkoar bakal menjadikan Persebaya korban pertama. “Secara teknik dan fisik sekarang tinggal kesiapan mental saja. Ini momen bagi Persijap untuk meraih kemenangan pertama,” kata Pelatih Persijap Agus Yuwono.

Kondisi Persijap sendiri nyaris tanpa masalah. Hanya satu pemain Diva Tarkas yang absen lantaran akumulasi kartu kuning. Persijap juga akan meladeni penampilan menyerang Persebaya dengan menempatkan tiga penyerang di lini depan. Trio Noorhadi, Julio Lopez, dan I Made Wirahadi bakal menebar momok di kotak penalti Persebaya.

Khusus Made Wirahadi bisa jadi akan lebih termotivasi dalam pertandingan nanti. Sebab, dia merupakan pemain buangan dari Persebaya akibat sering didera cedera dan gagal masuk tim inti. Kekuatan Persijap tidak hanya di lini depan. Di lini tengah meraka juga punya beberapa pemain sarat pengalaman seperti Jose Sebastian dan gelandang asal Korsel Kim Sang Duk.

Persijap (4-3-3)

M Yasir (gk), Banakken Bassoken, Danan Puspito, Anam Sahrul, Nurul Huda, Jose Sebastian, Noorhadi, I Made Wirahadi, Julio Lopez
Pelatih : Agus Yuwono
Persebaya (4-3-3)

Endra Pras (gk), Otavio Dutra, Revelino, Khomad Suharto, Erol Iba, Taufiq, Amaral, Mario Karlovic, Andik Vermansyah, Rendy Irawan, Andrew Barisic
Pelatih : Divaldo Alves
(Kukuh Setiawan (Koran Sindo)/Koran SI/fit)

Jelang Persibo vs Bontang FC Menang atau Semakin Terbenam

BOJONEGORO - Dua tim di zona maut bakal bertarung di Stadion Letjen H Soedirman, Bojonegoro, Kamis (11/11/2010) sore. Persibo Bojonegoro yang berstatus tuan rumah bakal menjamu Bontang FC yang juga sama-sama berpredikat tim papan bawah.

Bagi kedua tim, pertandingan ini sarat makna, mengingat mereka butuh tambahan angka untuk keluar dari wilayah relegasi. Terutama bagi tuan rumah Persibo yang masih betah menjadi juru kunci klasemen sementara dengan dua poin.

Bagi Persibo, pertandingan besok adalah segalanya. Jika bisa menang, maka nafas mereka bisa sedikit agak penjang di lanjutan Indonesia Super League (ISL) 2010-2011. Sebaliknya, Laskar /Angling Dharma bisa semakin terbenam di kubangan degradasi.

Tuan rumah sangat menyadari hal itu. Pelatih Sartono Anwar dengan gamblang mengakui dirinya tak mempunyai banyak pilihan. Hanya satu skenario yang bakal dijalankan di lapangan, yakni menyerang, mencetak gol dan memetik kemenangan.

"Kalau gagal menang, harapan untuk naik ke posisi yang lebih baik semakin menipis. Jadi pemain harus menyadari kesempatan ini dengan bermain bagus dan menang. Bagaimana prosesnya dan skor berapa pun saya tidak peduli, yang penting menang," ujar Sartono Anwar, Rabu (10/11/2010).

Secara teknis, tidak ada kendala serius di tubuh tim oranye. Sartono kemungkinan tak bisa memainkan bek Sumardi (akumulasi kartu kuning) dan striker Dicky Firasat (sakit). Namun itu diperkirakan tak menganggu keseimbangan tim.

Untuk melapis Sumardi, Sartono bisa memakai jasa Aang Suparman atau M Hamzah. Sedangkan lini depan tetap memunculkan kekuatan terbaik, yakni duo Samsul Arif dan Eugene Dadi. Pola 4-4-2 hampir pasti masih menjadi favorit Sartono, dengan motor serangan tertumpu pada Victor Da Silva.

Satu yang menjadi perhatian adalah konsentrasi pemain. Setidaknya dua kali Persibo gagal menggapai target meraih poin karena konsentrasi pemain yang kurang stabil. Unggul lebih dulu, namun Persibo gagal mempertahankan keunggulan.

"Itulah masalahnya. Saya tak henti meminta pemain agar bermain stabil. Setelah unggul, seharusnya kita berjuang lebih keras untuk mempertahankan keunggulan itu. Tapi saya yakin kalau pemain sudah meraih kemenangan, kita lebih bagus di pertandingan berikutnya," tandas Sartono.

Gairah tuan rumah ini membuat kubu Bontang FC ekstra waspada. Memang, kalau bicara target, tim asuhan Fachry Husaini rupanya tak terlalu berambisi. Satu poin sudah dianggap mewah walaupun secara teknis kekuatan Persibo tak jauh beda dengan Ali Khaddafi dkk.

Fachry menyebut faktor lokasi pertandingan menjadi penyemangat tersendiri bagi tuan rumah. "Kalau masih bermain di Kediri (Stadion Brawijaya) mungkin kita lebih mudah. Tapi Persibo sekarang sudah bisa bermain di Bojonegoro. Saya yakin lebih susah," ujar Fachry.

Selain itu, Persibo juga sangat bernafsu memenangkan pertandingan untuk pertama kalinya di ISL 2010/2011. Maklum, dibanding semua kontestan kompetisi musim ini, hanya Persibo satu-satunya tim yang belum mencicipi kemenangan.

Jadi, melihat fakta tersebut, satu poin sudah dianggap bagus bagi Bontang FC walau itu belum mampu mengentaskan mereka dari kubangan degradasi. "Saya tidak ingin membebani tim dengan target terlalu tinggi. Realistis saja, yang penting bisa tercapai," sebut Fachry.

Dirinya berharap pertandingan berjalan fair, karena selama ini Bontang FC merasa sering dihantui faktor non teknis. Apalagi ketika bertanding di luar kandang. Realita itu sebenarnya tak berbeda jauh dengan Persibo yang sempat dipanggil PSSI karena komentar soal wasit di Malang.

Terkait kondisi lapangan Stadion Letjen H Soedirman yang baru, pelatih berusia 45 tahun tersebut mengaku cukup puas. Artinya, walaupun baru proses renovasi, kondisi lapangan sudah bagus dan layak digunakan. Tim Bontang FC sendiri telah menjajal lapangan stadion kemarin pagi.

Prakiraan Susunan Pemain:

Persibo Bojonegoro (4-4-2):
Syaifudin (gk), Aang Suparman, Eduardo Bizarro, Aries Tuansyah, Nur Hidayat (belakang), Smalet Nurcahyo, Cucu Hidayat, Victor Da Silva, M Irfan (tengah), Eugene Dadi, Samsul Arif (depan)

Bontang FC (4-5-1):
Ade Mochtar (gk), Arbadin, Georges Nyobe, Sardianata, Iqbal Samad (belakang), Satoshi Otomo, Rahman Abu Bakar, Rifky Ekaputra, Iswadi Syukur, Ali Khaddafi (tengah), Kenji Adachihara (depan)
(Kukuh Setiawan/Koran SI/van)

Persijap Hujan Kartu Kuning

JEPARA – Hujan kartu kuning melanda kubu Persijap. Sampai laga keenam melawan Persiwa baru-baru ini, sudah 11 kartu kuning yang dikeluarkan wasit untuk para punggawa Jepara. Dari 11 kartu kuning tersebut, tiga pemain masing-masing Gendut Dony, Evaldo Silva, dan Gustavo Guti menerima dua kartu dan harus menjalani hukuman satu pertandingan.

Beruntung, ketiga pemain itu sudah terbebas dari hukuman akumulasi. Sehingga saat melawan Persisam pada 10 November mendatang bisa dimainkan kembali. Sedangkan, lima kartu kuning lainnya diterima Danan Puspito, Anggo Julian, Risky Novriansyah, Khanif Muhajirin, dan Youn Sung-min.

Pelatih Persijap Suimin Diharja mengaku bisa memahami banyaknya kartu kuning yang diterima pasukannya. Dia mengatakan, saat ini timnya masih dalam proses pemulihan moral bertanding. Selain itu, Suimin juga tengah memasukkan karakter permainan Persijap yang keras namun tetap sportif.

”Namun, sejumlah pemain masih ada yang belum bisa memahami membedakan antara permainan keras dan permainan kasar. Sehingga ada beberapa pemain yang mendapat kartu karena hal-hal yang tidak sprtif,” kata Suimin.

Menurutnya, ada kartu kuning yang memang layak diterima pemain dan itu ”menguntungkan” untuk tim. Namun, tidak jarang ada juga kartu kuning akibat perbuatan bodoh. Misalnya menarik kaus lawan, bertengkar dengan lawan, atau protes berlebihan pada wasit. Kartu kuning jenis inilah yang tidak bisa ditolerir.

”Saya tidak menyalahkan pemain melakukan tackling untuk menghentikan lawan. Namun, itu harus dilakukan dengan teknik yang baik. Tidak ada niat mencederai lawan. Sehingga, wasit tidak perlu mencabut kartu dari kantungnya,” imbuh dia.

Terpisah, Wakil Sekretaris Tim Persijap Nurjamil mengatakan, pihaknya sudah mulai mengangsur denda kartu kuning ke PT Liga Indonesia. Dia menjelaskan, tim membayar denda sebesar Rp3 juta untuk seorang pemain yang telah mendapat dua kartu kuning. Jadi, kalau pemain baru mendapat satu kartu kuning, belum dihitungkan dendanya.

”Kami membayar denda setelah pemain mendapat kartu kuning kedua atau ketiak pemain mendapat kartu merah dalam satu pertandingan,” ujarnya.

Sejauh ini, Persijap mulai mengangsur denda tersebut. Sebelum kick off  melawan Persisam, 10 November mendatang semua denda tersebut harus telah terbayarkan. Denda ini untuk membayar dua kartu kuning yang masing-masing diterima Evaldo Silva, Gendut Dony, dan Gustavo Guti.

Di Persijap, lanjut Nurjamil, seluruh kartu kuning yang diterima pemain menjadi tanggung jawab manajemen. Baik kartu kuning yang memang layak diterima pemain. Maupun disebabkan kesalahan yang sebenarnya tidak perlu dilakukan pemain.

”Sempat ada wacana akan dibedakan. Kartu kuning yang dikarenakan kesalahan tidak perlu, akan dipotongkan dari gaji pemain. Namun, kebijakan ini dikhawatirkan membuat penampilan pemain di lapangan menjadi canggung. Akhirnya, kami memutuskan membayar seluruh denda kartu kuning yang diterima pemain,” terang Nurjamil.

Kartu Kuning Persijap <!-- /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-parent:""; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} @page Section1 {size:8.5in 11.0in; margin:1.0in 1.25in 1.0in 1.25in; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} -->
Risky Novriansyah
1
-
Danan Puspito
1
-
Khanif Muhajirin
1
-
Anggo Julian
1
-
Youn Sung-min
1
-
Gendut Dony
2
Terbebas Hukuman
Evaldo Silva
2
Terbebas Hukuman
Ferly La’ala
2
Terbebas Hukuman
Enjang Rohiman
2
Terbebas Hukuman
Gustavo Guti
2
Terbebas Hukuman
(Sundoyo Hardi/Koran SI/msy)

Jamu PSMS, Persema Andalkan Irfan

MALANG - Persema Malang bakal kembali berharap pada sosok Irfan Bachdim guna mendulang angka sempurna kala menjamu PSMS Medan, Senin (23/1/2012) di Stadion Gajayana. Persema berhasrat melanjutkan kemenangan di kandang untuk memperbaiki posisi di papan klasemen sementara.

Irfan Bachdim kembali menjadi sosok utama untuk memuluskan ambisi tersebut. Maklum, ia menjadi pemain berpengaruh sekaligus tersubur dalam urusan mencetak gol. Pemain blasteran Indonesia-Belanda itu telah menceploskan tiga gol di empat pertandingan sebelumnya.

Pekan lalu, kala menjamu Bontang FC, suami Jennifer Kurniawan itu sempat dibangkucadangkan karena tindakan indisipliner selepas tahun baru. Namun Irfan justru mencetak satu gol dan memberikan kontribusi besar pada kememangan timnya. Pelatih Persema Slave Radovski pun tampaknya 'haram' meninggalkan ia di pinggir lapangan.

“Tim akan turun dengan kekuatan komplit. Hanya Sukasto Efendi (kiper) yang masih menunggu perkembangan terakhir sebelum pertandingan. Saya berharap ia bisa fit untuk diturunkan,” ungkap Slave kepada wartawan, Minggu (22/1/2012). Sukasto Efendi sempat mendapat cedera bahu saat berbenturan dengan pemain Bontang FC.

Irfan Bachdim telah membuktikan dirinya masih dibutuhkan dan bermain 100% untuk timnya. Slave mengakui Irfan adalah satu satu elemen tim yang sulir dilupakan dan bakal kembali masuk ke tim utama hari ini. Pelatih asal Makedonia ini sekaligus menunggu permainan sang 'bintang iklan'.

Sementara, jika Sukasto masih diistirahatkan, maka penggantinya adalah Joko Ribowo yang masih minim pengalaman. Inilah satu-satunya kelemahan Laskar Ken Arok jika memang terjadi pergantian penjaga gawang. Tapi itu tak sampai membuat Slave khawatir berlebih karena percaya Ribowo mampu melaksakan tugasnya jika dibutuhkan.

Persema sendiri sempat terganggu mogok latihan pemainnya karena persoalan pembayaran gaji yang terlambat. Namun CEO Persema Didied Poernawan menegaskan itu sudah bukan masalah sebab manajemen sudah bertemu dengan tim dan mencapai kata sepakat.

Kemungkinan besar Slave bakal menurunkan formasi 4-4-2 atau 4-4-1-1 sesuai kondisi di lapangan. Namun dengan kembalinya Irfan Bachdim sebagai starter, hampir pasti formasi yang dipakai adalah 4-4-2 dengan ujung tombak Irfan Bachdim dan Emile Bertrand Mbamba.

Sementara, tim tamu yang belum mencatat hasil positif, mewaspadai pergerakan Irfan Bachdim yang dianggap pemain paling berbahaya di kubu Persema. Pelatih PSMS Fabio Lopez memberikan kredit tersendiri bagi Irfan Bachdim kendati diakuinya tim Persema bukanlah Irfan belaka.

“Irfan Bachdim pemain terbaik yang dimiliki Persema saat ini. Kami harus memberikan perhatian khusus tanpa mengabaikan pemain lain. Tim saya dalam kondisi bagus dan sudah berkomitmen memberikan yang terbaik di lapangan. Apa pun hasilnya, yang jelas kami akan berupaya keras dulu,” ujar Fabio.

Ia juga tidak menemui kendala berarti dalam timnya dan bisa menghadapi tuan rumah dengan kekuatan sempurna. Hanya saja ia masih merisaukan konsentrasi pemainnya yang terkadang sering hilang. Untuk itu ia mengingatkan agar pemain benar-benar bisa fokus sepanjang pertandingan.

Soal strategi, Fabio tidak ingin hanya bertahan walau kualitas yang dimiliki Persema masih lebih baik dibanding timnya. “Kami bermain normal dan memanfaatkan serangan balik. Itu karena Persema tentu akan bermain menyerang dan mencetak gol secepat mungkin,” katanya.

Prakiraan susunan pemain kedua tim:

Persema Malang (4-4-2):
Joko Ribowo (gk), Kasan Soleh, Naum Sekulovski, Deniss Kacanovs, Kim Kurniawan (belakang), Reza Mustofa, Bima Sakti, Ngon Mamoun, M Kamri (tengah), Irfan bachdim, Emile Mbamba (depan).

PSMS Medan (4-4-2):
Decky Ardian (gk), Juanda Mayadi, Fadli Hariri, Vagner Luis, Rusdianto (belakang), Heri Swandana, Jeki Pasarela, Goran Ganchev, Deni Wahyudi (tengah), Ahn Hyo Yeon, Julio Alcorse (depan).

(Kukuh Setiawan/Koran SI/win)

Gaji Pemain Asing Selangit, PSSI Harus Diaudit

JAKARTA - Jambore Perubahan Sepak Bola Indonesia menuntut Komisi Pemberntasan Korupsi (KPK) segera menindaklanjuti dugaan korupsi dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) yang disalurkkan ke klub sepakbola.

Kapten Aliansi Suporter Indonesia Jundan Hidayat mengatakan, ada dugaan korupsi pemborosan dana APBD untuk pengelolaan klub sepakbola.

"Ada dugaan korupsi pemborosan dana APBD untuk pengelolaan klub sepakbola seharusnya klub sepakbola sendiri," katanya di Kantor KPK, Jakarta, Jumat (21/1/2011).

Dugaan praktek suap dan korupsi di dunia persepakbolaan berimbas pada terlantarnya infrastruktur sarana olahraga. Hal itu, menyebakan banyaknya pemain muda yang mempunyai potensi namun tak tersalurkan.

"Walaupun ada dana APBD untuk bukan untuk infrastruktur dan pemain muda. Gaji pemain asing selangit harus di audit karena uang APBD adalah uang rakyat," tambahnya.

Jundan menduga ada dugaan gratifikasi yang dilakukan PSSI saat menucurkan dana ke klub di daerah. Dia meminta Badan Pemeriksa Keuangan dan KPK menulusuri dugaan tersebut.

Ada dugaan gratifikasi PSSI ke daerah, untuk menggelontorkan dana dari PSSI harus ada pelicin. Kita minta BPK, KPK audit dana APBD," tandasnya.

Dalam tuntutannnya ke KPK, Jambore Perubahan Sepak Bola Indonesia menggelar aksi treatikal melilit leher pria yag memakai topeng Ketua PSSI Nurdin Halid dengan syal supoter bola Persib, Persija, Persibo. (lam)

Elite Training Live Bersama Nike

JAKARTA - Nike Indonesia resmi meluncurkan sebuah program kegiatan berlatih bola bernama Elite Training Live (ETL), sebuah pelatihan interaktif dan pembinaan dari pelatih sepak bola nasional yang dikombinasikan dengan acuan program pelatihan digital Nike Football+.

Pelatihan ini ditujukan untuk anak anak remaja berumur 16 hingga 19 tahun yang serius ingin mengasah kemampuan mereka bermain bola di bawah pengawasan para pelatih papan atas Indonesia termasuk diantaranya Rudi Eka Priyambada, pelatih bersertifikasi internasional. Sesi Elite Training Life ini rencananya akan berlangsung selama 4 sesi yaitu pada tanggal: 27 Februari, 28 Februari, 6 Maret dan 13 Maret, di beberapa Lapangan Sepak Bola Lebak Bulus dan UPH.

Pada sesi pertama, Nike mengundang sekita 20 wartawan dan 20 anak-anak dari Kandang Jurang Doank untuk ikut serta. Beberapa tokoh sepakbola nasional juga hadir, diantaranya pemain timnas M. Ridwan, Jajang Mulyana dan pelatih Pelita Jaya Fandi Ahmad.

Pada sesi latihan yang berdurasi 2 jam ini, setiap peserta dilatih dalam kelompok yang proses pelatihannya dibagi menjadi beberapa latihan gerakan dalam permainan bola (drill) seperti: stop & shot, dribble & shot, direct shot, dan volley yang akan membantu mereka mempertajam akurasi dalam kontrol dan tendangan bola ketika sedang bertanding. Bukan itu saja, peserta latihan juga akan mendapatkan kesempatan mencoba produk-produk sepakbola Nike, dari ke-4 silo nya: Mercurial, T90, Tiempo, dan CTR30.

Elite Training Life ini merupakan realisasi dari program pelatihan yang mengadaptasi hampir seluruh program yang terdapat di Nike Football+, sebuah program pelatihan digital (yang tersedia melalui situs internet, telepon genggam atau aplikasi iPhone) untuk membantu para pemain sepakbola meningkatkan kemampuan mereka melalui akses, pemahaman dan instruksi dari para pemain dan pelatih papan atas. (msy)

Indonesia Gagal Gelar Piala Dunia

ZURICH - Pupus sudah harapan Indonesia untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022. Badan tertinggi sepak bola dunia, FIFA telah mengetuk palu dan memutuskan bahwa Indonesia bukan lagi negara kandidat untuk menggelar turnamen sepak bola paling prestisius sejagad ini.

Keputusan yang dikeluarkan FIFA kali ini tak lepas kurangnya beberapa persyaratan yang harus dipenuhi Indonesia untuk menjadi tuan rumah. Salah satunya adalah minimnya fasilitas berupa stadion yang berstandar Internasional. Seperti diketahui, FIFA telah menyatakan bila setiap tim yang mengajukan diri menjadi tuan rumah harus memiliki minimal tujuh stadion yang tersebar di sebelas kota.

Selain faktor di atas, tak ada dukungan yang didapat PSSI dari pemerintah juga menjadi alasan penolakan tersebut. Diketahui, beberapa waktu lalu Menpora Andi Mallarangeng menyatakan bila PSSI seharusnya lebih memfokuskan diri memajukan persepakbolaan nasional yang tengah lesu, ketimbang sibuk mengajukan bidding menjadi tuan rumah Piala Dunia.

“Kami menginformasikan bahwa Indonesia gagal melengkapi beberapa dokumen yang merupakan syarat untuk bidding. Jadi, Indonesia bukan lagi kandidat penyelenggara Piala Dunia 2022,” papar sekretaris FIFA Jerome Valcke sebagaimana dikutip BBC, Sabtu (20/3/2010).

“Perhatian utama pemerintah (Indonesia) adalah mengembangkan persepakbolaan nasional. Jadi mereka tak memberikan dukungan. Karena alasan itu, kami juga takkan mendukung Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022,” tambah Jerome.

Dengan tersingkirnya Indonesia dari bidding, maka Negara yang akan bertarung untuk meyakinkan FIFA untuk menggelar Piala Dunia 2022 hanya tinggal Inggris, Jepang, Australia, Meksiko, Belanda/Belgia, Rusia, Spanyol, dan Amerika Serikat. (acf)

Surat Terbuka Buat Pemilik Suara PSSI

Kepada Yth.

Bapak-bapak yang terhormat

Yang mengaku peduli dengan sepak bola nasional

di.-

            mana pun berada



Assalamu alaikum Wr.Wb

Salam olahraga (saya tidak tahu apakah ini masih pantas saya ucapkan buat bapak-bapak yang terhormat)

Surat terbuka ini, saya tulis tidak dalam rangka mendiskreditkan pihak mana pun. Ibarat seorang anak yang kecewa dengan pola tingkah laku orang tuanya, maka anggaplah surat ini sebagai curahan hati seorang anak yang sesak melihat kemelut di tubuh keluarganya (baca: PSSI) yang tak kunjung berakhir.

Mengingat lirik lagu Olga Syaputra, hancur hatiku, maka, secara pribadi itulah yang saya rasakan pascamenyaksikan bagaimana bapak-bapak yang terhormat menunjukkan kepeduliannya terhadap sepak bola kita dalam kongres PSSI yang diselenggarakan oleh Komite Normalisasi PSSI.

Kehancuran itu mungkin tidak saya rasakan sendiri, tak salah kiranya saya katakan kehancuran hati itu mewakili ratusan juta pencinta sepak bola bangsa ini. Fenomena Kongres lalu menjadi tanda tanya besar pada saya, benarkah setiap omongan dan kengototan bapak-bapak pada kongres lalu bentuk kepedulian atau hanya sebatas menunjukkan eksistensi diri bapak-bapak di kancah nasional dan atau mungkin bapak sedang membawa satu misi menggagalkan kongres PSSI dengan asumsi bila tidak calonku maka yang lain juga tak berhak untuk maju.

Saya tidak tahu apa sebenarnya yang ada dalam pikiran bapak-bapak sekalian. Jauh sebelum kongres digelar sedikit banyaknya saya juga mendengar kata-kata manis dari para tokoh sepak bola ini bahwa mereka begitu peduli dengan sepak bola. Lalu beginikah kepedulian yang bapak terjemahkan menyikapi kemelut sepak bola kita?

Saya ingin bertanya, sebenarnya kepentingan siapa yang bapak-bapak bawa pada kongres lalu? Bila bapak menilai ada ketidakadilan, lantas keadilan bagaimana yang bapak inginkan?

Pemilik suara yang terhormat (walaupun dalam benak saya melihat gelagat bapak-bapak dalam kongres sangat sulit memposisikan bapak sebagai orang yang terhormat)

Bagaimana mungkin bapak rela membayar dengan mahal demi satu dua orang nama yang dicoret oleh FIFA? Lalu cara berpikir bagaimana yang bapak gunakan sehingga harga diri George Toisutta dan Arifin Panigoro yang menurut Bapak dizolimi jauh lebih penting ketimbang nasib sepakbola kita yang terancam sanksi dari FIFA oleh karena egoisme yang berlebihan dalam kongres 20 Mei lalu.

Apakah adil namanya, mencari keadilan untuk George dan Arifin Panigoro tetapi mengorbankan ratusan juta harapan pencinta sepak bola. Lantas adil pulakah namanya bila oleh karena kekerashatian bapak-bapak, industri sepak bola nasional kita akan terpuruk. Ribuan orang akan menganggur, ribuan orang akan menggantungkan cita-citanya, dan ironisnya lagi ketika itu terjadi, orang-orang yang bapak-bapak pertahankan untuk maju sebagai kandidat saat ini ternyata tidak merasa berdosa dan dengan angkuhnya berkata “kita bisa maju tanpa FIFA”.

Saya heran, sebenarnya bapak-bapak bisa tidak membedakan mana forum pemilihan gubernur, walikota, atau ketua RT sekali pun dengan pemilihan ketua umum PSSI yang oleh FIFA dianggap tidak normal maka dibentuklah komite normalisasi untuk menormalkan kembali semua itu? Bagaimana mungkin orang yang mengaku tokoh sepak bola dengan angkuh berkata “kami yang punya hak suara di sini, maka kami yang menentukan segalanya.” Sejak kapan rakyat negeri ini mengakui bahwa sepak bola punya bapak sendiri?

Bila suara bapak adalah representasi dari suara rakyat Indonesia, maka tahukah Bapak apa yang diinginkan rakyat ini? Kami hanya ingin sepak bola bangsa ini maju siapa pun pemimpinnya. Itu saja, dan itu sangat sederhana sekali. Secara pribadi saya tidak pernah memandang siapa yang paling barhak atas PSSI. Mau jenderal, pengusaha, pengamat, politisi, budayawan, olahragawan, pejabat hingga rakyat jelata tidak penting bagi Kami pecinta sepak bola ini. Bagi Kami sepak bola harus tetap maju dan jaya dan jauh dari orang-orang yang terlalu memaksakan kehendaknya atas nama sepak bola.

(Mungkin) pasca kongres lalu, dengan bangga Bapak-bapak akan bercerita pada yang lain bahwa bapak punya andil besar dalam rangka membatalkan kongres 20 Mei lalu. Bapak-bapak yang terhormat akan merasa menjadi orang paling hebat dan berjasa. Tapi Bapak lupa, justru menyimak sikap bapak-bapak di kongres lalu, saya malah memandang bapak-bapak pemilik suara kerdil sekali bahkan sangat kerdil.

Saya katakan kerdil karena ketika bapak dengan semangatnya menunjukkan egoisme bapak-bapak dalam kongres dan dengan berapi-api memaksakan kehendak bapak oleh karena bapak merasa layak mendapatkan keinginan itu, ternyata hanya dengan dua ketokan palu oleh Pak Agum Gumilar, semua omongan bapak-bapak yang terhormat mentah dan tidak berarti apa-apa.

Lalu di mana hebatnya bapak? Setelah palu diketok, Bapak mau berbuat apa? Buat kongres tandingan? Untuk apa? Untuk menyaingi siapa, dan siapa yang mengakui? FIFA? Ow, saya yakin jangankan untuk mengakui, mendengar nama kongres tandingan itu saja FIFA sudah gerah.

Mungkin, ini sudah penyakit bangsa ini. Pantang diberi kesempatan dan pantang pula diberi kekuasaan mutlak. Mentang-mentang punya hak suara, maka semaunya berbuat apa saja. Anehnya lagi, dari 101 pemilik suara yang ada, kenapa kongres lalu begitu didominasi oleh orang-orang yang berseberangan dengan Komite Normalisasi? Apakah keberanian segelintir orang yang mungkin gerah dengan suasana kongres lalu menjadi susut oleh karena tak terbendungnya keadaan. Jujur, saya sangat berharap bapak-bapak tidak dibayar untuk melakukan semua tindakan tidak sportif ini.

Bapak-bapak yang budiman, saya orang yang tidak mengerti sepakbola. Karena bagi saya sepakbola diukur dari kita menang atau kalah bukan dari figur siapa yang menjadi ketua umum PSSI-nya. Dulu, jauh sebelum kongres digelar, dan ketika bapak-bapak ribut dengan kepemimpinan Nurdin Halid, saya punya ekspektasi yang begitu besar terhadap bapak-bapak sekalian. Tapi, kini pandangan saya itu telah berubah 180 derajat. Buat saya, kemunduran sepak bola nasional semata-mata bukan salah Nurdin Halid Cs, tapi ternyata dengan watak kepemimpinan bapak-bapak sekalian, kemunduran itu ternyata juga diakibatkan oleh Bapak-bapak si pemilik hak suara.

Sebagai kaum muda Indonesia yang optimis, saya selalu diingatkan bahwa selalu masih ada harapan. Kendati sanksi sedang menunggu di depan mata, saya berharap itu tidak pernah menjadi kenyataan.

Dalam surat terbuka ini saya juga ingin mengatakan “Bapak George Toisutta dan Bapak Arifin Panigoro yang terhormat, Sudahlah Pak, disadari atau tidak kegagalan kongres kali ini juga sangat berhubungan dengan keinginan kuat Bapak-bapak untuk tetap maju sebagai ketua umum PSSI. Tapi Bapak-bapak lupa, keinginan kuat bapak-bapak untuk memajukan sepak bola itu kini justru menjadi ancaman bagi masa depan sepak bola nasional kita.

Layaknya seorang anak yang memohon pada Bapaknya, Hentikan Pak, cukup sudah. Bapak tetap bisa menunjukkan kepedulian itu dalam bentuk lain. Kita mungkin sepakat, berbuat untuk sepak bola tidak harus menjadi ketua umum. Banyak jalan menuju Roma dan banyak cara memajukan sepak bola. Mungkin belum terlambat, kuburlah keinginan bapak yang kuat menjadi ketua umum PSSI, dengan demikian pengorbanan besar itu membuktikan bagi saya (dan mungkin ratusan juta pecinta sepak bola Indonesia lainnya) bahwa Bapak-Bapak memang sangat, sangat dan sangat peduli dengan sepak bola kita."

Semoga.


Salam hormat saya,

Samsul Pasaribu

Putra bangsa yang gerah dengan ulah para tokoh sepakbola nasional indonesia

Bonek Tolak Kongres PSSI

SURABAYA - Ratusan bonek mania berunjuk rasa di depan Grahadi Surabaya. Mereka menolak kongres PSSI di Riau, karena di nilai tidak aspiratif, tidak terbuka untuk publik dan tidak demokratis. Selain itu aksi tersebut juga menuntut pemerintah untuk mengadili penjahat sepak bola Indonesia.

Dalam aksinya para bonek mania membawa replika bola dengan foto Ketua PSSI Nurdin halid. Para bonek tersebut berorasi dan membentangkan berbagai poster menolak kongres PSSI di Riau yang di nilai tidak aspiratif, penuh manipulasi dan tidak terbuka. Para Bonek juga meminta pemerintah untuk menangkap penjahat sepak bola, karena merugikan rakyat, khususnya persepak bolaan indonesia.

Menurut Andik Peci, selaku korlap aksi, kongres PSSI di Riau penuh rekayasa, hal ini terbukti bahwa Persebaya yang ikut di LPI tidak diundang untuk kongres, hal ini dinilai tidak adil.

Setelah melakukan aksinya, massa kemudian merusak bola raksasa yang di tempeli foto nurdin halid lalu menginjak-injaknya, sebagai bentuk kebencian terhadap rezim diktator PSSI.

Aksi tersebut menjadi tontonan warga yang melintas di kawasan Jalan Gubenur Suryo Surabaya dan menjadikan arus lalulintas di kawasan tersebut menjadi macet.
(Rahmat Ilyasan/SUN TV/wei)

7 Tim ISL Antre Gabung LPI

PADANG - Tujuh tim sepak bola yang berlaga di ISL ingin bergabung dalam laga Liga Primer Indonesia (LPI), dan malam ini penentuan siapa yang 7 tim sepak bola yang bergabung itu.

Menurut Vice President LPI Regional Sumatera-Aceh, Avian Tumengkol, sampai saat ini ada tujuh klub yang berlaga Indonesia Super League (ISL) yang ingin bergabung dalam LPI namun ini perlu di seleksi.

“Tujuh tim yang antre tersebut, hanya satu yang diterima, namun itu kita rahasiakan, yang jelas tim yang diterima itu sesuai dengan prasyarat LPI, tapi tim yang diterima ini masih kita rahasiakan,” katanya usai pertemuan dengan Wali Kota Padang di rumah dinas, jalan Ahad Yani malam ini, Selasa (8/2/2011)

Lanjut Avian, tujuh tim yang ingin bergabung ini diantaranya Persib Bandung, Persija, Persik Kediri, PSMS Medan dan Persipura.

“Itulah diantara tim yang ingin bergabung, tapi yang kita terima masih kita rahasiakan,” katanya.

Dengan banyak tim yang bergabung di LPI makan ISL tahun depan

PSSI Rencanakan MoU Dengan Aljazair

JAKARTA - Jalinan kerja sama terus dilakukan Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI). Kali ini, federasi sepak bola tertinggi Tanah Air tersebut, menjalin kesepakatan dengan Federasi Sepak bola Aljazair (FAF).

Selain mendekatkan hubungan antar kedua federasi, PSSI dan FAF coba mengedepankan beberapa bentuk kesepahaman. Adapun salah satu kesepakatan adalah menyelenggarakan laga persahabatan antar kedua belah pihak.

"Ini merupakan ide dari Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Aljazair, Ahmad Ni'am Salim. Dia berinisiatif, bertemu Presiden FAF (Mohamed Raouraoua). Untuk itu kami sangat menyambut baik," ungkap Ketua Umum (Ketum) PSSI, Djohar Arifin Husin, di Kantor PSSI, Jakarta.

PSSI Perlu Dukungan Pemerintah

JAKARTA – Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) membutuhkan peran pemerintah dan swasta guna mendongkrak prestasi sepak bola Indonesia. Saat ini peran pemerintah dinilai kurang maksimal.

"Upaya mewujudkan timnas meraih prestasi di tingkat internasional tidak cukup hanya mengandalkan PSSI," kata ketua Pengprov PSSI Kalimantan Barat Zulfadhli.

Dia mengatakan, hal itu terlihat dari minimnya pembangunan infrastruktur sarana olahraga. Bahkan, banyak lapangan sepak bola yang seharusnya bisa untuk bermain anak-anak, berubah jadi pusat perbelanjaan.

Padahal pembinaan sepakbola harus dimulai dari anak-anak. "Sekarang mau bermain sepak bola di mana anak-anak kita?" ujar Zulfadhli saat dihubungi wartawan kemarin.

Menurut dia, ke depan pemerintah harus lebih berperan dengan meningkatkan anggaran pembangunan sarana dan fasilitas sepakbola. "Karena itu saya harapkan KSN (Kongres Sepakbola Nasional) di Malang 30-31 Maret nanti juga menghasilkan rekomendasi yang ditujukan kepada pemerintah pusat maupun daerah," ujar Zulfadhli.

Perseteruan Kulit Bundar Indonesia

ANIMO masyarakat terhadap persepakbolaan negeri ini bisa dibilang semakin tinggi, walaupun Timnas Indonesia belum bisa membuktikan prestasi tingkat dunia (World Cup). Banyak hal yang menjadi kendala persepakbolaan Indonesia hingga saat ini pun masih menimbulkan tanda tanya. Apakah karena mental dan sportivitas pemain yang kurang mendukung atau manajemen pengelola yang belum memaksimalkan kinerjanya?

Pada laga pertandingan Piala AFF Suzuki 2010 penggemar bola tanah air berharap besar kepada pasukan timnas Garuda Indonesia untuk meraih juara. Namun harapan itu kandas. Timnas Indonesia harus merelakan kekalahannya pada babak final atas timnas Malaysia. Kekalahan tersebut mengundang komentar dan kritikan pedas kepada Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI).

Nurdin Halid selaku ketua umum menjadi sasaran kekecewaan para suporter. Fisik pemain Indonesia yang jauh di bawah postur pemain nasional dunia yang mempunyai postur lebih tinggi pun diajukan sebagai alasan.Kendala semacam ini sebenarnya bisa diatasi dengan regenerasi dan seleksi pemain yang kompetitif dan memiliki postur yang standar atau mendekati pemain dunia. Namun hal demikian bukanlah menjadi alasan utama untuk meraih prestasi mengingat antusias dan semangat tim Garuda serta dukungan masyarakat sangat tinggi.

Dunia sepak bola Indonesia kini menanti pergantian pengurus PSSI yang saat ini masih dipimpin oleh Nurdin Halid. Dia dinilai gagal memajukan sepak bola Indonesia. Tidak hanya rakyat kecil yang bersuara agar Nurdin Halid segera lengser dari jabatannya, pemerintah pun ikut andil dan mendesak agar ketua umum PSSI dan jajarannya turun dari kepengurusannya.

Perseteruan antara Menpora Andi Mallarangeng dengan Nurdin Halid kian memanas. Keduanya saling menghujat. Andi Mallarangeng menyatakan, atas dasar kekecewaan masyarakat dan kegagalan PSSI membawa sepak bola nasional maka pemerintah tidak mengakui Nurdin Halid. Andi menilai Nurdin tidak kompeten memimpin PSSI dan tidak kompeten dalam kongres PSSI yang diselenggarakan di Riau. Ketika itu, kongres dibatalkan karena diwarnai kericuhan.

Menpora tidak hanya meyatakan sikapnya, akan tetapi fasilitas dan dana PSSI dicabut. Mendengar sikap Andi Mallarangeng, Nurdin Halid tidak tinggal diam. Dia merespons lebih keras dan menentang pernyataan Andi. Nurdin menilai, langkah Andi bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi dan Andi tidak pantas menjadi menteri.

Baan Gusur Krool Jadi Direktur Teknik

JAKARTA - Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) tidak akan menggunakan jasa Ruud Krool sebagai direktur teknik. Sebagai gantinya, otoritas sepak bola tertinggi di Indonesia itu meminta Rob Baan untuk mengisi posisi tersebut.

"Krool kurang cocok jadi direktur teknik," kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI Nugraha Besoes saat memberikan keterangan pers di Jakarta, Senin (22/3/2010).

Dia mengatakan, berdasarkan rujukan Federasi Sepak bola Belanda (KNVB), Krool kurang pas untuk mengurusi persoalan teknik sepak bola, meski pengalamanya di bidnag tersebut sudah puluhan tahun. Untuk itu, otoritas sepak bola negeri kincir angin itu memberikan satu nama rekomendasi pengganti yakni Rob Baan. "Kita meminta kesiapan dari Baan," kata Besoes.

Sepak Bola sebagai Pembangunan Watak Bangsa

LUPAKAN prestasi. Lupakan Timnas yang kuat. Kita bangun adik-adik dan anak kita sebagai tim yang kuat untuk bangsa!

Pada dekade 60-an pada Asean Games dan Ganefo, Bung Karno pernah memperkenalkan ide olahraga sebagai salah satu pendorong pembangunan rasa nasionalisme atau kebangsaan dan juga sebagai alat untuk membentuk karakter bangsa (character building).

Sepak bola sebagai olahraga yang membutuhkan pemain yang banyak dan juga olahraga yang memiliki penggemar paling banyak memiliki efek yang besar bagi pembangunan watak bangsa atau yang dikenal luas adalah national character building.

Apa itu watak bangasa? Karakter atau watak dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah sifat batin manusia yang mempengaruhi segenap pikiran dan tingkah laku; budi pekerti; tabiat: dasar. Semua permasalahan yang terjadi di Indonesia merupakan turunan dari watak yang buruk dari pemimpinnya dan tentunya terbentuk dari budaya rakyatnya yang buruk.

Solusi bagi Sepak Bola Indonesia

Bagaimana membudayakan watak tersebut? Proses pembinaan dalam sepak bola adalah kunci watak bangsa. Ditanamkannya, sikap pantang menyerah, bertanggung jawab, berfikir kompetitif, jujur, setia kawan, antusias, dan tentunya sportif dalam pembinaan sepak bola adalah sejumlah watak yang tercipta dari proses pembinaan Sepak bola.

Penulis yang sedang mengambil studi di Eropa, melihat bagaimana anak-anak baik laki-laki dan perempuan dari berbagai kelompok umur dibina karakternya melalui sepak bola. Pembinaan berjenjang dan menyeluruh merupakan system yang ada disini harus dicontoh untuk pembangunan watak bangsa Indonesia.

Kementerian Pendidikan Nasional, pemerintah daerah, KONI, dan PSSI merupakan poros dalam proyek pembangunan watak bangsa melalui PSSI. Kementerian Pendidikan Nasional dan pemerintah daerah menyiapkan fasilitas yang representative di sekolah-sekolah dan fasilitas umum agar proses ini bisa berjalan.

Departemen pendidikan secara khusus menyiapkan syllabus atau program agar materinya bias seragam dan terintegrasi dalam pembangunan karakter bangsa secara sistematik. Secara khusus peran pemerintah daerah adalah menggulirkan kompetisi berjenjang mulai dari tingkat SD sampai Perguruan Tinggi. KONI dan PSSI menyiapkan syllabus kepelatihan, standart kepelatihan, wasit dan kompetisi di level nasional seperti divisi utama sampai di bawahnya. Sepak bola membutuhkan peran aktif dari segenap institusi yang ada di Indonesia.

Ketum PSSI Baru Ditantang Bangkitkan Persikad

DEPOK - Pengurus Cabang Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Depok mendukung kepemimpinan baru Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husein, yang terpilih kemarin dalam Kongres Luar Biasa di Solo, Jawa Tengah. Meskipun Pengcab PSSI Depok sebelumnya mendukung pencalonan George Toisutta, namun dengan terpilihnya Djohar diharapkan mampu memimpin PSSI secara lebih baik.

Sekretaris Pengcab PSSI Depok Rahmat Hidayat mengatakan sejak awal kongres PSSI digelar, pihaknya hanya berharap siapa pun pemimpinnya mampu mewujudkan reformasi sepak bola Indonesia ketimbang kepemimpinan Nurdin Khalid. Hal itu, kata dia, yang kini diharapkan dari sosok Djohar.

Besok, Sarasehan Sepakbola Gelar Diskusi Soal KLB PSSI

Rabu, 22 Juni 2011 23:48 wib
Foto: Ist
Foto: Ist
BANDUNG - Kemelut yang kini melanda proses pemilihan ketua dan wakil ketua umum PSSI belakangan telah menjadi perhatian publik.

Terkait hal tersebut, sejumlah pemerhati sepakbola nasional menggelar sarasehan sepak bola Indonesia dengan topik “Menggugat Prestasi” di Gedung Indonesia Menggugat, Jl.Perintis Kemerdekaan Bandung, Kamis (23/6) mulai pukul 8.30 WIB.

PSSI Dukung SSB Real Madrid di Indonesia

JAKARTA - Ketua Umum (Ketum) PSSI, Djohar Arifin Husin, sambut gembira akan dibukanya tujuh Sekolah Sepak Bola (SSB) Real Madrid di Indonesia.

Los Merengues, julukan Madrid, akan membuka sekolah sepakbola di beberapa kota di Indonesia antara lain, Yogyakarta, Sidoarjo, Jayapura, Makassar, Banjarmasin, Samarinda dan Banda Aceh.

Federasi sepak bola Tanah Air ini berharap, hadirnya SSB Madrid akan memberi warna tersendiri bagi persepakbolaan Indonesia. Selain itu, tentu saja kualitas Madrid yang sudah mendunia akan menyaring bakat-bakat muda sepak bola Indonesia menjadi lebih baik kedepannya.

PSSI pun bersukur, SSB klub papan atas La Liga ini mementingkan nilai sosial dari pada mengejar materi. PSSI yakin, niat SSB Madrid merangkul bakat-bakat dari kalangan ekonomi menengah ke bawah, akan memberikan dampak positif.

"Ini program yang sangat bagus. Selain kualitas SSB Madrid memang sudah tidak bisa dipungkiri. Mereka fokus kepada sisi sosial yang ditunjukan kepada anak-anak kurang mampu," ungkap Djohar.

SSB Madrid sendiri akan segera diresmikan pada 3 Maret mendatang. Sementara peluang dibukanya SSB Madrid di Indonesia, menurut Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Spanyol, Adiyatwidi Adiwoso Asmadi, dilihat dari banyaknya generasi muda yang memiliki bakat-bakat sepak bola.
Selain adanya potensi sepak bola di Indonesia, keinginan Madrid untuk membantu Indonesia juga sarat terlihat disini. Menurut data yang dipaparkan Widi, SSB Madrid akan memberikan porsi lebih kepada anak-anak yang kurang mampu.

“Komposisi murid untuk setiap sekolah itu terdiri atas 60 persen untuk siswa tidak mampu dan 40 persen untuk siswa mampu. Mereka diprioritaskan, karena memang Real Madrid ingin membantu mereka,” tandas Widi.

Darius: Kita Harus Menang!

okezone.com
Darius (Foto: Okezone)
JAKARTA - Darius Sinathrya optimis tim nasional U-23 bisa menang melawan Malaysia, di babak final ajang Sea Games 2011. Bagi Darius, kemenangan sepak bola dan menjadi juara umum Sea Games XXVI, merupakan bagian harga diri bangsa.

"Kalau sepak bola pertandingannya banyak, tapi emasnya satu. Tapi kan prestige. Selain juara umum, sepak bola diharapkan bisa menang. Itu melengkapi. Juara umum adalah pencapaian yang hebat, tapi kemenangan sepak bola akan melengkapi. Selalu ada impian dan optimisme untuk bola," kata Darius ditemui di Gedung Serba Guna Senayan, Jakarta Pusat, Senin (21/11/2011).

Suami Donna Agnesia ini berharap, berapapun skor-nya, Indonesia dapat memenangkan pertandingan.

"Berat namanya final. Asal jangan adu penalti. Berapapun skornya yang penting kita harus menang," tandasnya.(rik)

Membangun Timnas

Timnas Indonesia (istimewa)
Timnas Indonesia (istimewa)
SEPERTI benang kusut yang seakan-akan tidak pernah terurai, permasalahan sepak bola di Indonesia dari hari ke hari semakin rumit.

Beberapa hari yang lalu, Timnas kita kedatangan tamu besar Timnas Uruguay. Hasilnya tentu kita semua sudah tahu. Timnas kita dicukur habis 7-1 oleh Uruguay. Memang, secara peringkat Timnas kita kalah jauh dibanding Uruguay. Namun, sebenarnya apa yang salah dari pembangunan sepak bola kita? Bukankah dulu kita bisa mengimbangi Uruguay bahkan Brasil sekalipun? Menurut saya penyebabnya adalah pembangunan usia dini yang belum maksimal. Membangun timnas sepak bola yang bagus dan kompetitif, tidak bisa dilakukan secara instan. Harus ada upaya yang berkelanjutan agar tujuan tersebut dapat tercapai. Selain itu, perlu adanya sistem kompetisi yang tertata untuk usia dini.

Saat ini, anak-anak Indonesia seakan-akan bermain sepak bola seperti tanpa wadah. Kalaupun ada, itu tidak ditunjang dengan prasarana yang mendukung seperti lapangan sepak bola yang representatif. Mereka lebih banyak bermain di lapangan yang becek dan tidak rata, bahkan ada yang memanfaatkan lapangan bulutangkis dan jalan beraspal sebagai lapangan sepak bola. Ironisnya, pemerintah justru mematikan bakat-bakat mereka dengan menggusur lapangan sepak bola untuk dijadikan mal atau pusat perkantoran. Kalau sudah begitu, akan ke manakah mereka menyalurkan bakat sepak bolanya? Diperlukan kesadaran bersama untuk membangun sepak bola Indonesia sejak dini.

Saya pikir pemerintah bisa memulainya dengan membuat wadah kompetisi bagi anak-anak di Indonesia, membangun sekolah sepak bola yang berkualitas termasuk membangun infrastruktur yang memadai agar upaya tersebut bisa dijalankan dengan maksimal.Tentunya upaya ini memerlukan biaya yang tidak sedikit dan diperlukan pula kesabaran dari masyarakat Indonesia. Selain upaya di atas, hal yang diperlukan selanjutnya adalah pembangunan mental juara bagi anak-anak Indonesia agar kelak jika mereka bertanding, mereka tidak merasa inferior dengan lawan mereka kelak. Menurut saya hal inilah yang sering diabaikan oleh kita. Kita lebih banyak menekankan pada aspek fisiknya saja daripada aspek mental.

Alangkah baiknya jika pembangunan fisik dibarengi dengan pembangunan mental anak-anak Indonesia. Apabila upaya tersebut sudah dijalankan dengan baik, Insyaallah kita akan mendapatkan timnas sepak bola yang kuat. Amin!(*)

Tim Nasional Sepak Bola yang Kompetitif

Sepak Bola Indonesia belum juga unjuk gigi. Padahal, tim Tanah Air pernah jaya di era 1970-an. Anda sebagai mahasiswa, diajak untuk menuangkan ide dan gagasan mengenai solusi berbagai masalah persepakbolaan. Kirimkan opini dan ide Anda lewat Suara Mahasiswa ke kampus@okezone.com. Tema Suara Mahasiswa 13 - 23 Oktober 2010 adalah Tim Nasional Sepak Bola yang Kompetitif.(//rhs)

Jumat, 02 Maret 2012

Majalah Forbes Soroti Laga Bahrain-Indonesia

Ismail Abdel-Latif, Bahrain
Ismail Abdel-Latif, Bahrain
Sikap FIFA yang akan melakukan investigasi terhadap hasil pertandingan antara Bahrain dan Indonesia menarik perhatian majalah ekonomi ternama di Amerika Serikat, Forbes.

Di laman resminya hari ini, Forbes memasang judul: 'Ini bukan Basket'. Sepakbola Indonesia Menghadapi Penyelidikan Menyusul Kekalahan 10-0.

Ini merupakan kali pertama sejak satu tahun terakhir majalah ekonomi yang kerap mengeluarkan daftar manusia terkaya di dunia itu memuat artikel mengenai sebuah pertandingan di kawasan Asia. Sepakbola Asia yang sempat dimunculkan adalah ketika Nicolas Anelka hijrah ke Liga Utama Cina.

Laman majalah kenamaan tersebut mengungkapkan peluang Bahrain untuk lolos ke putaran empat dengan membutuhkan sembilan gol tanpa balas, serta posisi Indonesia yang sudah tidak memiliki kesempatan sebelum pertandingan digelar.

Hasil 10-0 itu sebetulnya sudah mengamankan Bahrain. Tapi The Red gagal lolos, karena Qatar mampu menahan imbang Iran 2-2. Situasi ini yang akhirnya membuat FIFA melakukan investigasi mengenai pertandingan di Manama.

Sebagai responnya, PSSI menyampaikan permintaan maaf atas kekalahan tersebut, dan membantah terlibat skandal suap untuk membantu Bahrain.


Forbes juga mengutip pernyataan menteri koordinator perekonomian Hatta Rajasa yang mengatakan: “Sungguh menyedihkan melihat skor 10-0. Ini bukan basket, ini sepakbola.”

Di laman itu pun disebutkan mengenai situasi persepakbolaan Indonesia sepanjang 2011 lalu, yang membuat FIFA akhirnya turun tangan, sehingga PSSI sempat terancam akan dibekukan. Termasuk dikaitkannya Menpora Andi Mallarangeng dengan kasus suap Wisma Atlet.

>> Halaman Khusus Sepakbola Indonesia
>> Semua Berita Sepakbola Indonesia
 
Free INDONESIA Cursors at www.totallyfreecursors.com